MITA POV
Tristan menemaniku hingga ke lorong NICU. Dari sanalah kami mendapati Saga yang tengah duduk menunduk. Entah apa yang dilakukannya.
“Baby?” bisik Tristan.
“Apa?”
“Aku belum ngambil jatah jenguk Farah pagi ini karena nyiapin meeting.”
“Terus?”
“Kalau kamu ngga keberatan, boleh digantiin Saga?”
Aku tertegun, berpikir jika yang barusan kudengar adalah mimpi, atau halusinasi.
“If you don’t mind,” ujar Tristan lagi, menegaskan sarannya barusan.
“Kenapa?” tanyaku akhirnya.
“Ngga apa-apa.”
Dadaku terasa sesak. Lalu aku menoleh ke Saga lagi. Aku tak tau apa yang ia telisik di ponselnya, yang jelas ia bergeming sedari tadi di posisi itu. Saga memang selalu di sini tanpa mengenal waktu. Pekerjaannya ia bawa ke ruang tunggu ini, menjadikan beberapa dudukan menjadi meja kerjanya. I
