Masuk ke dalam rumah tidak ada orang sama sekali membuat aku mudah untuk menghabiskan waktu di dalam kamar, sebelum masuk ke dalam kamar aku mengambil beberapa bekal makanan dan minuman untuk persiapan mengurung diri. Aku mengurung diri di dalam kamar setiap kali beberapa keluarga bertanya keadaan aku hanya menjawab dengan mengangguk dan menggelengkan kepala, mereka semua berkeyakinan jika aku tidak enak badan dan beruntungnya mereka semua tidak menanyakan mengenai Erlangga. "Kamu gak papa?" tanya papa ketika melihatku duduk di meja makan di pagi hari "wajahnya gak kaya orang sakit kamu bohongin kita ya" tebakan papa selalu tepat sasaran dan aku hanya diam "selalu sama papa gak terbuka" aku menatap papa yang matanya tampak kecewa. "Kenapa?" tanya Tania melihat wajah papa yang tampak kece