just love me

apa yang akan kalian lakukan jika kalian mencintai tapi tak bisa melakukan apapun hanya bisa diam dan menatapnya tanpa berkata apapun padahal dia sangat dekat tapi terasa jauh sangat akrab tapi terasa asing. bisa dibilang begitu antara aku dan reno pratama alexander CEO dari alexsander groub dan aku bekerja disana sebagai sekertarisnya yang sebenarnya aku tak perlu bekerja karna keluargaku juga memiliki perusahaan sendiri dan dengan mudah bisa menjadi CEO disana tapi karna aku ingin selalu bersama dengan pria yang dingin ini aku harus jadi aku tidak ada pilihan lain lagi dan ibunya juga memintaku melakukannya. reno adalah pria yang tampan sangat tampan dia bagai model dengan tingginya dan badanya yang bagus tapi sifatnya tidak sesempurna fisiknya lihat saja kelakuannya saat ini. aku menjadi tertawaan para karyawan karna reno, kami sedang merayakan kesuksesan proyek kami. "wah berhentilah mentertawakannya kasihan hana lihat wajahnya sudah masam begitu" kata kiki "walaupun masam hana tetap cantik kok" kata bimo membuat senyum diwajahku mengembang tapi tiba-tiba saja sirnah karna perkataan reno. "apa kalian buta dia tidak cantik sama sekali dia tidak lebih dari itik yang buruk" kata reno membuat semua karyawan diam karna tak mau melawannya kecuali aku tentunya. "dasar monster" kataku yang membuat semua orang menatapku. "apa kau sedang membicarakan dirimu sendiri" kata reno dengan tatapan tajam. "apa kau sudah puas menghinaku reno" kataku dengan emosi. "wah... nona hana emosi rupanya.... bagaimana bisa kau meneruskan perusahaan ayahmu kalau begini caranya nona kau disini untuk belajar menjadi pemimpin bukan....." "cukup aku pergi" kataku sambil meninggalkan tempat itu tanpa mau mendengar omongan si muka es itu. *** aku langsung masuk kamar intan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu membuat intan agak kaget apa lagi melihat keadanku yang kacau. "yaa ampun hana ngagetin aja kan bisa ketuk pintu dulu napa...ehh mukalo napa tekuk gitu apa muka es itu lagi" tanyanya yang ku jawab dengan anggukan kecil. "diapain lagi loo sama dia" aku pun menceritakan semua kejadiannya dari awal sampai saat aku meninggalkan tempat perayaan itu. "udah nggak usah sedih gitu dia memang keterlaluan ok. mending loo mandi gih lo mau nginep kan" tanyanya "iya intan nggak apa-apa kan aku nginep sini " "santai laa hana ini kan udah kayak rumah lo sendiri" "intan gue kayaknya mau nyerah aja gue nggak sanggup" kataku "maksud loo ?" "gue pengen ngundurun diri aja dan cari pekerjaan lain" "lahh lo mau mgomong apa sama mamanya reno dan orang tua loo sendiri" "itu urusan gue loo mau bantuin gue cari kerja nggak" "bokap loo kan ada" "gue nggak mau bergantung sama bokap gue" "hmm gimana yaa loo mau kerja di kaffe punya adam nggak" "boleh kaffenya kan bagus emang bisa. loo bantuin gue yaa" "itumah gampang nanti gue ngomong sama adam tapi loo yakin nggak " "iya gue yakin" tok...tok..tok di tengah pembicaraan kami terdengar dari luar. "iin buka pintu" "intan abang loo tuh" "ehh iya bentar bang" kata intan sambil berjalan ke pintu. saat pintu terbuka aku melihat anton dan reno disana. "ehh bang reno juga ada" kata intan sambil menatapku reno langsung masuk kamar tanpa dipersilahkan mengambil tasku dan menyeretku keluar menuju mobil.