Sesudah uang koinan itu ditukarkan oleh satpam dirumahnya, Bella mengurung diri di kamarnya.
Ia menatap dalam-dalam langit dinding berwarna merah muda yang terdapat lampu mewah menggantung, seakan menatap hal itu dapat membantu nya untuk keluar dari masalah.
Ayahnya sungguh-sungguh keterlaluan.
Ia bahkan baru berumur delapan belas tahun, hanya tinggal menunggu beberapa bulan lagi untuk ujian kelulusan.
Tapi tiba-tiba dipaksa pulang ke Indonesia dan sekarang dipaksa untuk belajar tentang bisnis?
Lebih baik belajar memasak agar disayang calon mertua saat menikah nanti.
Itu lebih penting bagi Bella.
Bella berpikir ulang, apa ia ikuti saja kemauan Ayahnya ini?
Toh siapa juga yang akan betah mengajari Bella?
Bella mengingat kembali kepercayaan orang tuanya yang bernama Adam itu, lelaki dengan bahu tegap, tampang campuran barat dan bermata biru, kakinya saja sangat panjang, Bella yakin lelaki itu akan tinggi dan gagah lagi jika tegak.
Sepertinya lumayan juga jika dibimbing dengan pria tampan?
Lalu Bella mulai tersenyum nakal memikirkan sesuatu yang terlintas di otak pintarnya.
Pria itu memang tampan dengan alis yang tebal, hidung yang mancung dan bibirnya yang seksi jangan lupakan rambutnya yang selalu rapih tersisir ke belakang.
Itu membuat Bella menimbang keputusan yang akan ia ambil.
...
Adi sedang memakan sarapannya dengan tenang sebelum Bella tiba-tiba mencium dirinya dan juga istrinya lalu menarik kursi di sebelah Ayahnya yang juga berada di seberang Maminya.
"Good Morning, Ayah and Mami,"
Ucap Bella dengan antusias.
Adi langsung tercengang dan roti yang ia pegang di kedua tangannya pun berhenti di depan mulutnya yang terbuka.
Terkejut.
Itulah yang Adi rasakan sekarang.
Ada apa dengan Bella, Anak semata wayangnya ini?
"Mau kemana kamu Bel pagi-pagi gini?"
Tanya Maminya sambil mengoles roti dengan selai stroberi.
"Mau ke kantor donk, sama Ayah!"
Jawab Bella sambil tersenyum sumringah.
"Kamu? Ke Kantor?"
Tanya Maminya lagi sambil memperhatikan Bella dari atas ke bawah.
"Iya!"
Tegas Bella.
"Tidak salah kostum kamu? Pakai baju kaos sama celana kodok ke kantor?"
Maminya ini jika berbicara masih menggunakan bahasa yang baku walau sudah lancar.
Dan Maminya juga selalu terlalu jujur jika berbicara.
"Lah, emang kenapa?"
Adi hanya menahan senyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengar pembicaraan antara Bella dan Michella, Istrinya.
"Ya sudah, aku akan berangkat sayang,"
Ucap Adi sambil mencium dahi istrinya itu.
"Iya sayang, hati-hati ya, cari uang yang banyak"
Lalu istrinya terkekeh sedikit dan mencium tangan suaminya.
Bella yang baru mengambil roti langsung berteriak
"Ayah! Bella ikut!"
Dan terbirit-b***t mengikuti Ayahnya sambil memakan roti tawar yang tak sempat ia olesi selai.
...
"Ayah, kartu kredit Bella di On in lagi donk, sama kunci mobil Bella tolong dikasih lagi"
Kata Bella pada Ayahnya yang sedang berkutat dengan beberapa dokumen di depannya.
Padahal ini masih di mobil dalam perjalan ke kantor, tapi berhubung perjalanan tak cukup 1 jam, Ayahnya berhemat waktu sambil membaca beberapa dokumen.
Sedangkan mobil ini dikendarai oleh supir pribadi keluarga Atmaja.
Adi melepas kaca matanya dan melihat ke arah Bella beberapa saat lalu melihat ke arah jalanan.
"Semuanya di bimbing oleh Adam."
"Loh?!"
Tepat mobil berhenti dan Ayahnya pun keluar dari mobil itu.
Bella juga langsung keluar dari mobil itu dan mengikuti Ayahnya dari belakang.
"Dibimbing oleh Adam bagaimana Ayah?"
Tanya Bella sambil mengimbangi jalan Ayahnya.
"Panggil dia Kakak, Bel.
Dia lebih tua darimu"
"Ayah jawab!"
Namun Adi tak menggubris putrinya itu yang ribut dengan ratusan pertanyaan yang disebutkan.
sampai di dalam ruangan pun juga begitu, hingga tepat saat Adi akan menghadiri rapat dan membuka pintu ia melihat ada pria yang ia percaya, dan Adi tersenyum serta pergi menuju ruangan rapat.
Sedangkan Bella yang mengikuti kemanapun Ayahnya berada ia pun terhenti tak mengejar ayahnya lagi saat melihat wujud pria yang ia ingat namanya Adam.
"Kau!"
Bella menunjuk wajah Adam yang lebih tinggi sekitar 20an Cm diatas nya.
"Lebih baik kau berikan kunci Mobil dan kartu kredit ku sekarang!"
Bella bahkan menyipitkan matanya dan menegaskan ucapannya.
Adam yang diancam dengan Bella hanya berekspresi datar dan memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
Lalu ia berlenggang pergi.
"Hei! Adam!"
Bella lagi-lagi mengimbangi jalan orang lain.
Ini serius, kakinya tidak panjang sementara Ayahnya dan Adam ini termasuk pria yang tinggi, apa lagi Adam.
Tinggi nya saja 185 Cm.
Ayahnya 10 Cm dibawah Adam dan Bella?!
Lalu Bella menghadang jalan Adam setelah setengah berlari.
Dan Adam pun menatap Bella dengan tatapan tajam.
"Tidak udah sok lebih galak dari ku! Lebih baik kau kembalikan saja Kunci mobil ku dan kartunya!"
Hening.
"Baik,Adam.
Mari kita membuat kesepakatan."
Bella melihat Adam yang tampak tertarik dengan ucapannya.
Dan ia pun berdeham dan melanjutkan apa yang akan ia katakan.
"Oh ya, aku panggil Adam saja, aku rasa kau juga blasteran, so persetan dengan kesopanan.
Jadi mari kita buat kesepakatan, Deal?"
Bella tersenyum sombong mengerahkan tangannya mengajak Adam bersalaman namun pria itu menempelkan lidahnya di pipi dalamnya dan tampak berpikir sambil memperhatikan Bella dari atas ke bawah.
Setelah itu kembali menatap mata Bella.
Lalu melewati gadis itu dan menuju ke Lift dan masuk ke dalam ruang angkut itu.
Tentu saja Bella tak akan berhenti mengikuti Adam kemanapun pria itu berada.
Jika tujuannya tadi adalah mencecar Ayahnya sekarang yang ia harus cecar adalah Adam.
"Hei!"
Bella menarik-narik jas yang Adam pakai.
Tapi Adam tidak berniat untuk menoleh.
Sampai lift tertutup dan Adam memencet lantai yang ia tujui.
"Hei! Adam! Kau dengar aku tidak!"
"Adam!"
"Hello!"
Bella menepuk-nepuk bahu Adam dan juga menarik-narik jas Adam bahkan lebih keras dari sebelumnya
Lalu Bella berkata lagi,
"Kau ini! Aku ini berbicara padamu, berikan aku Kartu Kreditku dan.."
Belum sempat Bella melanjutkan Perkataannya Adam sudah berbalik dan menghimpit Bella ke sudut Lift itu.
Serta mengkunci tatapan Mata gadis itu.
Bella yang di perlakukan seperti itu pun langsung membesarkan matanya dan terdiam seribu bahasa.
Bella membeku.
Namun jantungnya terpompa lebih kuat.
Ia menarik nafasnya dengan pelan, namun yang tercium hanya parfum feromon Adam yang membuatnya panas-dingin.
Lalu Bella dapat melihat bibir Adam berkedut sinis,
Pria itu mendekatkan bibirnya ke dekat telinga Bella sehingga Bella bisa merasakan deru nafas pria itu dan tak lama kemudian Adam berbisik dengan suaranya yang tertahan namun dingin,
"Stop tingkah kekanak-kanakan atau kau tau apa yang akan ku lakukan,"
Lalu Adam keluar dari Lift itu meninggalkan Bella yang langsung terduduk di lantai Lift itu dengan lemas.