1

1146 Words
Suasana GOR Universitas Garuda saat ini sangat ramai sekali. Hal itu karena terdapat kejadian mengejutkan yang mana membuat seluruh mahasiswa baru yang ada disana menjadi terkejut. Mereka semua terkejut ketika tiba-tiba baliho yang ada di dekat salah satu pintu masuk GOR itu tiba-tiba ambruk dan hampir mengenai mahasiswa yang ada dibawahnya yaitu Anjani. Namun untung saja ada mahasiswa lain yaitu Abi yang menolong Anjani dan menarik Anjani agar ia selamat. Langsung saja mereka berdua dikerumuni oleh banyak mahasiswa disana. "Lo ga papa?" tanya Abi kepada Anjani yang saat ini menutup matanya sembari ia masih memeluk Abi dengan tubuh bergetar ketakutan. Bagaimana tidak, nyawanya baru saja hampir hilang dan melayang jika saja Abi tidak menyelamatkan dirinya. "Woyy minggir-minggir ada musibah malah lo pada tonton. Emang ga ada etikanya ya lo pada. Abi, Anjani ikut ke ruang kesehatan ya" ujar Gio yang merupakan salah satu kakak tingkat mereka yang tadi mengetahui mengenai kecelakaan itu dan langsung mendekati ke tempat dimana kejadian naas itu terjadi. Di depan GOR. Saat itu pun Abi dan Anjani mengikuti Gio yang membawa mereka ke ruang kesehatan. Anjani yang masih ketakutan itu pun masih dengan setia memeluk Abi. Bahkan pelukan itu sangat erat, dan Abi tidak tega untuk melepaskan pelukan itu. Pasti Anjani bener-bener ketakutan, entah kenapa gua bisa ngerasain apa yang saat ini lagi dirasain sama Anjani. Ketakutan besar yang benar-benar mengguncang psikis dari Anjani. Sampai dia gemetaran dan kayak ga punya tenaga. Batin Abi. "Anjani, ga papa. Semuanya bakalan baik-baik aja" ujar Abi saat mereka masih berada di perjalanan menuju ke ruang kesehatan. Dalam hal ini meskipun belum mengenal dengan baik, Abi ingin menjadi penenang dari Anjani. Karena saat ini yang dimiliki oleh Anjani hanyalah Abi. Dan hanya Abi yang menjadi penopangnya. Mereka pun akhirnya sampai juga di ruang kesehatan. Sampai disana Anjani masih belum mau melepaskan diri dari pelukan Abi. Hal itu pun membuat kakak tingkat mereka menjadi bingung untuk mengobati Anjani dan juga Abi. Karena melihat kakak tingkat mereka kebingungan, Abi pun mengambil inisiatif sendiri. "Maaf, boleh ga kalo saya yang obati Anjani aja. Anjani masih ketakutan" ujar Abi dengan aura yang dingin. Ya sedari tadi Abi memang masih dingin saja. "Ah iya boleh. Tapi kamu juga ada luka loh dek" ujar Kakak tersebut. "Ga papa, luka saya biar nanti saja. Anjani lebih penting" ujar Abi yang berhasil membuat kakak tingkat mereka pun tidak tahan dan keluar dengan wajah muka pengennya. Mereka pengen menjadi Anjani yang mendapatkan perlakuan sweet dari Abi. Mereka ingin diperhatikan oleh Abi dengan seintens itu. Mereka sangat senang. Saat ini Abi pun sedang mencoba untuk mengobati luka Anjani. Ya walaupun luka Anjani bukan lah luka yang sangat serius, karena sejujurnya luka Anjani hanyalah luka ringan saja. Namun luka psikis Anjani yang sangat dalam saat ini. "Anjani, everything is gonna be okay. Lo ga perlu khawatir lagi. Lo sekarang udah ada disini. Lo udah aman. Ga ada yang perlu lo takutin lagi" ujar Abi pada Anjani. "Thanks, Thanks Abi. Gua ga tau kalo tadi lo ga dateng nyelametin gua. Mungkin sekarang gua udah tinggal nama. Mungkin sekarang gua udah ga ada. Sekali lagi thanks Abi gua utang banyak sama lo" ujar Anjani dengan menangis. "No problem Anjani, Sama-sama. Lagian ini tugas gua sebagai manusia. Gua juga harus dong menolong manusia lainnya. Gua tau lo masih gemeteran dan lemes, so kalo nanti kita balik ke tempat acara Manajemen Bisnis, lo bisa pegang tangan gua atau baju gua orang everything. Yang penting lo kuat" ujar Abi pada Anjani. "Makasih Abi. Sekali lagi Makasih. Lo udah jadi penyelamat gua" ujar Anjani. Tak lama kemudian Gio datang bersama dengan Bayu. Mereka berdua pun menjemput Anjani dan Abi. Namun jika mereka belum kuat untuk mengikuti acara, mereka nanti akan diijinkan untuk tidak mengikuti terlebih dahulu acara tersebut. "Gimana Abi? Anjani? Kita mah dari kalian berdua aja, takutnya kalo nanti dipaksain ga akan berujung baik" ujar Bayu kepada mereka berdua. Sementara Abi tadi sudah bilang kepada mereka bahwa ia akan mengikuti keputusan dari Anjani. "Ikut kak, udah kuat kok kak" ujar Anjani dengan tersenyum dengan indahnya. "Oke deh kalo gitu kita ke tempatnya sekarang aja ya takutnya nanti kalian udah ketinggalan banyak. Ada sesi perkenalan juga soalnya heheh" ujar Gio dan mereka berempat pun saat ini berjalan menuju ke tempat dimana acara kumpul jurusan Manajemen Bisnis sedang berlangsung. Sedari tadi, Anjani masih memegang erat tangan Abi untuk mencari kekuatan karena sejujurnya ia masih takut saat ini. Kenapa rasanya gua pengen ngelindungin Anjani terus-terusan. Kenapa sih sama lo Abi. Lo ga biasanya kayak gini. Lo ga mungkin kan cinta sama Anjani. Tapi kenapa juga gua bisa peduli sama Anjani. Ini bukan gua banget. Batin Abi. Meskipun ia membatin begitu, tapi Abi tetaplah menjaga Anjani. Ia tidak ingin Anjani kenapa-napa. Sampai akhirnya mereka pun sampai di tempat acara. Ina dan beberapa teman lainnya pun langsung mendekati Anjani dan Abi serta ia menanyakan kabar dari mereka berdua. Mereka sungguh sangat khawatir tadi. Saat ini pun Anjani memilih untuk duduk di dekat Abi karena sedari tadi ia masih memegang tangan Abi dengan begitu erat. Dan tiba saatnya Arjuna yang merupakan Ketua HIMA Manajemen Bisnis menampakkan diri, genggaman Anjani entah mengapa terasa tambah erat. Bahkan Abi sempat melihat bahwa Anjani sangat terkejut ketika melihat Arjuna berada di depan. Abi pun menjadi bertanya-tanya mengenai hubungan apa yang dimiliki oleh Anjani dan juga Arjuna itu. "Jani, are you okay?" tanya Abi ketika melihat jika Anjani terlihat sangat resah. "I'm okay" jawab Anjani tapi ia terlihat berbohong. Abi pun menjadi bingung. Acara pertemuan Manajemen Bisnis itu pun sudah selesai. Mereka semua pun lambat laun akan pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali pulang ke rumah. Awalnya, Abi ingin mengantarkan Anjani pulang. Namun Anjani menolaknya, karena Anjani bilang jika ia akan pulang bersama dengan saudaranya. Abi pun akhirnya pulang karena sewaktu ia menawarkan diri untuk menemani Anjani menunggu saudaranya itu, Anjani menolaknya karena ia tidak enak dengan Abi. "Kenapa ya gua kayak peduli banget sama Anjani. Padahal gua sama dia baru aja ketemu tadi. Lagipula gua sama Anjani juga ga deket, tapi kenapa gua pengen banget buat jagain dia ya" ujar Abi pada dirinya sendiri sewaktu ia sudah di mobil. Saat sudah di jalan itu pun Abi melupakan sesuatu bahwa ia tadi berangkat bersama dengan Faris. Dan Faris pun mengiriminya pesan bahwa ia masih menunggu Abi di parkiran GOR. Akhirnya Abi pun memutar balik mobilnya itu. Sewaktu ia sudah sampai di parkiran GOR, Abi malah melihat Anjani yang saat ini sedang berbicara dengan Arjuna yang mana merupakan Ketua HIMA Manajemen Bisnis itu. Mereka terlihat sedikit adu mulu, tapi akhirnya Anjani masuk ke mobil Arjuna. Di sana, Abi sangat terkejut akan hal itu. Banyak pertanyaan yang bersarang dikepalanya itu mengenai hubungan antara Anjani dan juga Arjuna. "Apa Arjuna yang dibilang Anjani kakaknya itu ya. Tapi masa sih" ujar Abi. "Woy lah Bi, udah gua panggil dari sana juga lo kaga denger" ujar Faris. "Sorry deh. Gas balik" ujar Abi dan mereka pun pulang bersama. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD