bc

Ragazza Farfalla

book_age18+
407
FOLLOW
1.4K
READ
revenge
dark
badgirl
powerful
brave
student
city
highschool
first love
school
like
intro-logo
Blurb

“Ma, apa artinya Farfalla?”

“Farfalla artinya kupu-kupu, Sayang.” Wanita itu membungkuk, menyamakan tinggi dengan anaknya. Ia menjawab pertanyaan puterinya itu dengan senyum lebar yang terukir di wajah.

“Kenapa namaku Farfalla?” tanya gadis itu lagi.

“Karena Mama ingin kamu tumbuh seperti kupu-kupu yang sangat cantik dan indah. Seperti kupu-kupu itu.” Dia menunjuk seekor kupu-kupu cantik yang hinggap di sekuntum bunga.

Farfalla, gadis kecil yang baru berusia lima tahun itu berlari dengan riang mengejar kupu-kupu yang di maksud mamanya. Setelah ia dekat, kupu-kupu tersebut malah terbang menjauhi dirinya.

“Ma ... apa semua kupu-kupu itu tidak mempunyai Papa? Seperti aku?” Farfalla berteriak.

Wanita itu bungkam, akhirnya pertanyaan yang ia takuti itu keluar juga dari mulut puterinya. Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia berkata jujur pada Farfalla kalau ia lahir dari rahim seorang wanita yang bergelar kupu-kupu malam?

Cover : Canva Free

chap-preview
Free preview
Farfalla
“Ma, apa artinya Farfalla?” “Farfalla artinya kupu-kupu, Sayang.” Wanita itu membungkuk, menyamakan tinggi dengan anaknya. Ia menjawab pertanyaan puterinya itu dengan senyum lebar yang terukir di wajah. “Kenapa namaku Farfalla?” tanya gadis itu lagi. “Karena Mama ingin kamu tumbuh seperti kupu-kupu yang sangat cantik dan indah. Seperti kupu-kupu itu.” Dia menunjuk seekor kupu-kupu cantik yang hinggap di sekuntum bunga. Farfalla, gadis kecil yang baru berusia lima tahun itu berlari dengan riang mengejar kupu-kupu yang di maksud mamanya. Setelah ia dekat, kupu-kupu tersebut malah terbang menjauhi dirinya. “Ma ... apa semua kupu-kupu itu tidak mempunyai Papa? Seperti aku?” Farfalla berteriak. Wanita itu bungkam, akhirnya pertanyaan yang ia takuti itu keluar juga dari mulut puterinya. Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia berkata jujur pada Farfalla kalau ia lahir dari rahim seorang wanita yang bergelar kupu-kupu malam? #   Farfalla melempar tas sekolahnya ke kasur. Benda tersebut seringkali menjadi pelampiasan kekesalannya ketika ia pulang dengan rasa dongkol yang menyelimuti hatinya. Kemudian ia membuka kancing bajunya dengan kasar, kemeja putih yang tidak bersalah itu pun sukses masuk ke keranjang kain kotor dengan satu lemparan saja. Lalu gadis itu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, merentangkan kedua tangan dengan mata menatap tajam ke langit-langit kamar. Bayangan-bayangan kejadian beberapa jam yang lalu melintas kembali dalam ingatannya melalui plafon bercat putih itu. Farfalla berjalan ke kantor dengan langkah yang dipaksakan, Wali kelasnya baru saja menyuruhnya untuk menemui Bendahara sekolah terkait dengan SPP yang belum ia bayar selama empat bulan terakhir. Lorong sekolah dari kelas menuju ruang kantor masih di penuhi dengan anak-anak yang duduk sambil bercengkrama di bangku yang tersedia di sepanjang koridor, ada juga yang berdiri sambil bercerita menghabiskan waktu istirahat yang tinggal beberapa menit lagi. Farfalla melewati sekumpulan kakak kelasnya tersebut, terdengar jelas oleh telinganya ketika ia baru melewati kumpulan itu, mereka bisik-bisik membicarakan Farfalla. Ini bukan pertama kalinya, tapi sudah sering Farfalla di gunjingkan. Sudah tidak asing lagi bagi Farfalla jika ia di bicarakan, telinganya sudah kebal dengan berbagai spekulasi tentang dirinya dan juga Mamanya, Arinee. “Permisi, Pak.” Farfalla mengetuk pelan pintu kayu bewarna coklat yang sedikit terbuka itu. Lelaki berusia sekitar empat puluhan itu mendongak, Name tag yang bertuliskan kata ‘Yunus’ tertempel di seragam yang ia kenakan hari ini. Lalu dengan sedikit deheman dan gerakan tangan ia memberi isyarat supaya Farfalla duduk di bangku yang ada di depannya. “Sudah empat bulan kamu belum bayar SPP. Satu minggu lagi sekolah kita akan melaksanakan  Penilaian akhir semester, jika kamu tidak melunasi iuran SPP maka kamu tidak di izinkan untuk ikut ujian.” Farfalla meremas kedua tangannya di bawah meja, ia menunduk dan tidak mau sedikitpun mengangkat wajahnya. “Farfalla,” panggil Yunus. “Farfalla, jika besok kamu tidak membawa uang SPP maka bapak akan memanggil orang tua mu ke sekolah,” lanjut Yunus. Farfalla mengangkat kepalanya, namun ia tidak melihat wajah Yunus. Pandangan gadis itu hanya sampai di d**a pria itu. “Saya tidak punya orang tua,” gumam Farfalla. Yunus menghela nafasnya, mungkin ia salah bicara. Karena itu ia memperbaiki perkataannya. “Bapak akan memanggil Mama mu,” ucapnya kemudian. “Besok akan saya bawa, Pak.” Yunus mengangguk, setelah gadis itu menghilang dari pandangannya ia menarik nafas. Memanggil orang tua ataupun Mama Farfalla bukanlah jalan terbaik untuk saat ini, semua itu hanya gertakan saja, karena jika ia mau ... ia sudah harus memanggilnya satu bulan yang lalu, ketika tiga bulan uang sekolah belum dibayarkan, sesuai dengan peraturan yang terdapat di sekolah tersebut. Farfalla kembali ke kelas dengan mengambil jalan yang berbeda, namun ia mendapatkan perlakuan yang sama. Mau melewati jalan manapun, seisi sekolah ini sudah tau siapa dirinya. “Masa sih?” “Iya ... Mamanya suka berdagang di sudut jalan itu.” “Astagaaa, aku tidak percaya.” “Jadi dia anak haram?” Farfalla menghentikan langkah, ia menatap satu persatu dari mereka yang membicarakannya. Selama ini ia tidak peduli dengan orang yang membicarakan pekerjaan mamanya, tetapi jika ada yang membicarakan dirinya maka ia akan angkat kepala. “Siapa yang kau bilang anak haram?” tanyanya. Salah satu dari mereka mengangkat kedua bahu, “Kami tidak membicarakan siapa-siapa.” “Tapi aku mendengarnya, kalian mengatakan jika aku anak haram,” ujar Farfalla dengan suara lantang. “Itu mungkin hanya perasaan kau saja, karena kemanapun kau melangkah ... kau akan dibayangi dengan kata-kata itu.” Mereka langsung tertawa sinis, mentertawakan Farfalla yang sedang menahan amarah, kemudian  masuk ke kelas mereka karena bel masuk juga sudah berbunyi. Dengan wajah yang memerah Farfalla meninggalkan tempat itu, ia melangkahkan kaki dengan cepat karena juga harus masuk ke kelasnya. “Farfalla, kenapa tidak berganti pakaian dulu?” tegur Arinee. “Aku lelah.” “Tidak baik tiduran seperti itu tanpa memakai baju, ambil bajumu dan pakai,” perintah Arinee. “Mama gak pernah tau mana yang baik dan mana yang buruk, karena semua yang ada di dunia ini bagi Mama adalah baik,” serang Farfalla. “Farfalla ... kamu ini---“ Arinee terhenti dengan kata-katanya. Ia membuang nafas dengan pelan dan melanjutkan ucapannya. “Pakai baju mu dan mama tunggu di dapur untuk makan siang,” ujar Arinee, ia kemudian berbalik dan melangkah keluar dari kamar Farfalla. “Uang SPP aku sudah 4 bulan belum di bayar,” teriak Farfalla yang membuat Arinee menghentikan langkahnya. “Minggu depan sudah ujian, dan besok harus lunas,” lanjutnya lagi. “Jangan khawatir, besok akan ada uangnya.” Arinee berkata tanpa melihat pada Farfalla, tangannya kemudian memutar knop pintu dan menutup kembali pintu itu setelah ia keluar kamar. Arinee menyandarkan tubuhnya di dinding, sejak pandemi melanda negeri ini ia banyak kehilangan pelanggan yang mengakibatkan kurangnya pendapatan, belum lagi hasil yang ia dapat malam itu harus di bagi dengan Mami Aster. Arinee terkesiap, Farfalla keluar dari kamar dan menatap sinis pada Arinee. “Kenapa? Tubuh Mama sudah tidak laku lagi, ‘kan?” ujarnya ketus. “Falla ...,” bentak Arinee, kedua matanya berkaca-kaca mendengar Farfalla berbicara seperti itu kepadanya. “Ini kenyataannya kan, Ma? Tubuh Mama memang sudah tidak laku lagi. Jika ada yang membeli ... palingan dia juga lagi kepepet tapi sedang bokek.” Farfalla melontarkan ucapan pedas tersebut tanpa mempertimbangkan perasaan Arinee. Ia bahkan tidak melihat wajah Arinee ketika berbicara. Ia juga tidak mau peduli, Arinee akan bersedih atau tidak ketika mendengar kata-kata tersebut. Yang Farfalla tau adalah ia sudah muak dengan hidupnya.   Ia muak hidup di bawah bayang-bayang Arinee yang berprofesi sebagai wanita malam, ia sudah muak dengan semua hujatan dan cemoohan yang di lontarkan oleh teman-teman satu sekolahnya yang suka menyebutnya dengan istilah anak haram. Dan ia sudah tidak bisa lagi meraih simpati Alex, karena pria yang ia sukai itu sudah tau siapa dirinya dan siapa Mamanya. Farfalla sangat benci dengan dirinya, terlebih lagi ... ia sangat membenci Arinee, Mamanya.     

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.4K
bc

My Secret Little Wife

read
99.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook