"Serius?" "Serius aku. Beneran itu mbak Fatimah, yang anak BEM itu loh. Komplotannya mbak Zahra." "Yakin kau, Ver? Masa mbak Fatimah sih? Orangnya alim loh. Apalagi kawannya itu kan solehah juga." "Aku lihat sendiri, Bet. Mana mungkin lah aku bohong." Ia lihat sendiri kalau ketua organisasi Islam di kampus mereka itu berduaan dengan Fatimah. Walau memang susananya gelap sih. Entah apa yang dibicarakan karena memang cukup jauh. Tapi ya ia yakin kok. Malah ia ingat betul tadi, tampaknya si mbak Fatimah itu menangis. Entah karena apa. Padahal sebelumnya, ia sempat melihat juga lelaki itu. Tapi ia yakin kalau yang sebelumnya itu bukan Fatimah. Kenapa bisa begitu yakin? Warna kulitnya berbeda. Fatimah itu kan putih. Nah yang ia lihat minggu lalu itu hitam. Kalau tinggi badan ya mirip-mir