Bayangan Kelam

1809 Words

Entah ia datang atau tidak, ia merasa tak akan ada bedanya. Meski akhirnya, ia memang datang karena dijemput oleh om dan tantenya. Ia dibawa pulang ke kampung halaman. Dan kini....Xandra duduk di sudut kamar hotelnya dengan wajah pucat. Gaun putih panjang dengan detail renda di bagian lengannya tergantung di dekat cermin besar, menanti untuk dipakai. Namun, Xandra bahkan tidak bisa menatapnya. Setiap detik terasa seperti jerat yang semakin menekan lehernya. Suara langkah kaki dan percakapan keluarga terdengar samar di luar kamar, semakin membuatnya merasa terkucil. Ia memandang keluar jendela. Langit kota kecil pagi itu terlihat mendung, mencerminkan suasana hatinya. Dalam benaknya, potongan kejadian hari itu terus menghantuinya—wajah Ravindra yang penuh amarah, tubuhnya yang kaku kare

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD