Salwa menatap tak percaya saat rombongan Aidan, Zayn, Angga, dan Warno berdiri di depan pintu rumahnya, disambut hangat oleh Said dan Ahmad yang sudah lebih dulu duduk di ruang tamu. Para tamu baru itu serempak memberi salam, dan satpam mengangguk mengizinkan mereka masuk. Kedatangan mereka membawa aura riang, membuat suasana yang tadinya serius kini berubah penuh tawa. Memangnya seserius apa? Ah maksudnya, tadi terlalu monoton dengan rutinitas yang itu-itu saja. Salwa menyambut mereka dengan senyum bingung. “Tahu dari mana rumah aku, kakak-kakak?” tanyanya dengan alis terangkat. Aidan nyengir lebar, dengan gaya khasnya yang sedikit jahil. “Ada lah yang ngasih tahu. Mumpung kita lagi liburan di Jakarta juga,” katanya sambil melirik ke arah Zayn yang hanya mengangguk-angguk. Cowok itu be