Mantan

1762 Words

Ketika langit London mulai berubah warna, dari biru terang menuju jingga yang hangat, Xandra membuka matanya perlahan. Cahaya senja yang menyelinap masuk melalui celah gorden menyambutnya. Napasnya terasa lebih ringan, tetapi perasaan tidak nyaman dalam hatinya tetap mengendap, seolah tidur hanya memberinya jeda singkat dari kegelisahan yang menghantui. Ia duduk perlahan, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Pandangannya tertuju pada meja di dekat sofa, di mana secangkir teh yang masih hangat terlihat, lengkap dengan selembar catatan kecil di sampingnya. Dengan ragu, ia mengambil kertas itu dan membaca tulisan tangan Zabran yang rapi: Aku pulang lebih awal. Jangan memaksakan dirimu, Xan. Aku ingin kita bicara nanti malam. Hatinya bergetar membaca pesan singkat itu. Entah ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD