Sekolah STM yang mengalami penurunan jumlah murid setiap tahun beresiko hampir dibubarkan. Lalu akhirnya pihak sekolah memutuskan merubah title sekolah STM mereka menjadi sekolah umum campuran agar tidak ditutup. Mulai tahun ajaran baru sekolah akan menerima siswi pindahan. Di sanalah awal pertemuan 13 siswa kelas 2 tahun ketiga dengan 4 orang siswi pindahan yang mana para pemuda sangat berharap banyak bisa memulai kisah percintaan khas masa muda. Sayangnya empat gadis pindahan itu adalah mantan pelaku bullying di sekolah lama dan terkenal bermasalah secara kepribadian. Kandaslah sudah harapan para pemuda untuk memulai romansa masa sekolah, yang terjadi malah perebutan kekuasaan dan pengakuan siapa yang lebih unggul antara mantan pelaku bullying dan mantan anak STM jago tawuran. Setiap hari di sekolah serasa berada di medan pertempuran. Uniknya mereka sama sekali tidak perduli dengan nilai akademik meski secara hukum status profesi utama mereka adalah pelajar yang mana tugas dan pekerjaanya adalah belajar.