4. Bercandanya Nggak lucu

1103 Words
Sepanjang perjalanan Abi sengaja muter-muter seolah dirinya tidak tahu arah tempat ngekost gadis mungil yang galak di sampingnya “Beneran gak mau tunjukin arah? Ya sudah kamu saya bawa pulang ke rumah saya aja kalo gitu” bicara Abi kemudian memutar gagang stir menuju ke laluan yang berbeda dari arah jalan pulang ke kostannya Hani. Glup! “Sial banget nih bocah” umpat Hani di dalam hatinya “Eh iya, iya! Saya tunjukin jalannya” wanita itu akhirnya mengalah dan menunjukkan jalan menuju ke kostannya Setelah sekian menit berkendara akhirnya mobil yang di kemudi oleh Abi memasuki area kostannya Bu Farida. Untung sahaja gak ada siapa-siapa yang berada di luar waktu ini karna sudah masuk waktu maghrib makanya semua anak-anak kost pada masuk semua ke kamar masing-masing. “Terima kasih” ucap Hani sebelum melangkah keluar, namun langkahnya di tahan oleh Pria itu dengan sebelah tangan. Hani menatap nyalang ke arah pria itu “ada apa lagi sih pak?” tanya Hani sedikit kesel “Besok aku jemput kamu jam lima tepat” kalimat itu adalah satu perintah buat Hani daripada Abizard “Apa!” Hani terperangah “kenapa gak jemput saya jam empat saja Pak?” bicara gadis itu lagi sambil merotasi bola matanya jengah “Oh boleh kalau begitu, besok jam Empat subuh aku jemput ya” putus Abi kemudian yang emang pantang banget buat di tantang. Hani bener-bener tidak percaya sama indra pendengarannya. ”Saya Cuma bercanda. Gak usah segitunya kali” bicara Hani yang masih lagi kesel sama perintah calon bossnya itu yang menurut Hani sangat tidak bisa di terima akal sehatnya. “Karna bercandanya gak lucu. Inget aku bakal jemput jam empat. Awas kalo kamu gak nurut bakal aku bungkus kamu pake selimut dan masukin ke dalam mobil” ancam Abi dan bisa sahaja ancamannya itu bener-bener terjadi karna Abi tipikal pria yang sangat berpegang pada omongannya dan paling tidak suka di bantah. Dengan perasaan dongkol Hani keluar dari mobil dan melangkah menuju ke kamar kostannya dengan ribuan sumpah serapah yang di lemparkannya buat pria jahil itu. Sementara itu Abi tanpa sadar telah menggeleng pelan dan menyunggingkan senyuman melihat tingkah lucu Hani. “Dasar perawan tua suka ngegas” lirih Abi pelan. Brak! Hani membuka pintu kamar dengan kasar sehingga membuat sahabatnya Tari terjengkit kaget. “Han! Astaga.. kaget aku Han. kamu kenapa? Kok mukanya di tekuk gitu? Emang kamu di apain sama si ganteng?” tanya Tari yang penasaran sama temannya yang selalu ceria itu malah kini terlihat sewot. “Tari, aku bener-bener kesel ya sama si Vampir itu. Enak aja yah dia maksa aku buat jadi asisstennya dia buat tebus kesalahan aku yang udah pake foto dia” Hani mengeluarkan segala uneg-unegnya. Dadanya kembang kempis menahan amarah yang sudah sampe di ubun-ubun. “Loh.. kok kesel sih Hani? Seharusnya kamu bersyukur dong malah di kasih pekerjaan sama si Vampir ganteng itu. Seenggaknya kamu bisa dapat ide cerita baru kamu beb. Kan setiap hari liat muka gantengnya dia.” Timpal Tari yang masih belum tahu persyaratan apa yang harus di patuhi Hani selama menjabat sebagai asisstennya si Abi “Tari! Kamu tau gak sih. Aku itu harus bekerja dari sebelum matahari terbit sampe tuh si kampret tertidur baru aku bisa pulang. Emang dia pikir aku baby sitter apa ngurus dia segitunya. Trus daily ku gimana nasibnya? Yang ada aku bakalan gak bisa panen dollar dan gak bisa bayar kontrakan, jadi gelandangan di usir sama bu Farida kalo kek gini deh caranya” cerocos Hani dengan tampang frustasi sambil mengacak-acak rambutnya kesal. “Waduh! Beneran Han? Kamu harus ngurus dia sampe segitunya? Itu berarti kamu berangkat sebelum aku bangun dan kembali setelah aku ngorok dong!” Tari kaget setelah mendengar persyaratannya “Kalo urusan sewa kontrakan kamu gak usah khawatir Han. Kita itu susah senang ya sama-sama. Emang aku tega liat kamu jadi pemulung di luar sono?” Tari terkekeh lucu sama asumsi Hani yang berlebihan Benar-benar tidak menyangka kalo nasib sahabatnya itu harus berakhir seperti itu dan ini semua gara-gara foto sialan yang di unduhnya trus di jadiin cover buku “Udah ah! Males aku mikirin semuanya, bikin mumet aja. Mending aku tidur aja. Capek!” bicara Hani yang masih lagi dengan tampang sewotnya. *** Rumah mewah berlantai empat yang di d******i warna putih dan emas beserta dengan sentuhan lampu gantung Kristal pada dindinnya menambahkan lagi kesan elegannya. Sudah satu tahun Abi tidak menginjak kan kakinya di rumah itu dan ini pertama kalinya Abi kembali lagi. Ada semacam perasaan grogi yang di rasainya “Den Abizard, ini kopinya” salah satu pelayan mummynya datang menghantarkan kopi panas yang masih mengepul dan meletakkan nya di meja di hadapan Abi. Hanya di anggukkan sahaja oleh pria tampan itu. “Ternyata kamu tahu juga jalan kembali ke rumah ini setelah sekian lama anakku” Abi berpaling dan melihat mummy dan daddynya baru sahaja menapak keluar dari lift yang membawa mereka turun dari lantai atas rumah rumah mewah itu. “Mum.. Dad.” Kaki Abi seolah terpaku di tempatnya berdiri dengan hanya menatap kedua orang tuanya yang datang mendekat kepadanya. “Apa kalian sihat?” pertanyaan pertama yng meluncur dari bibir Abizard setelah sekian lama bungkam. “Kembalilah nak. Mummy sama daddy membutuhkan dirimu di sini. Siapa pun pilihan kamu. Kami sudah sepakat untuk menerimanya. Karna kamu putra kami satu-satunya” Maria tidak menjawab pertanyaan dari putranya malah meminta putranya itu untuk kembali ke rumah yang sekian lama di tinggal pergi oleh putra satu-satu yang di milikinya. Abizard mengangguk perlahan dan pria tampan itu masih lagi betah memandangi hujung kakinya “kasih Abi sedikit waktu lagi mummy, Abi pasti akan kembali” janjinya Akhirnya Abizard mohon pamit setelah melirik arlojinya yang sudah menunjukkan angka setengah sebelas. Sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya Abizard tidak bisa mengalihkan fikirannya daripada memikirkan Lisa, teganya Lisa selingkuh di belakangnya sehingga Abi mencari kurangnya dirinya itu di mana. Kalo soal cinta, Abi sangat mencintai Lisa malah sanggup menuruti semua kemauan nya Lisa. “Arrghh!!” Pria tampan itu membanting gagang stir sehingga mengakibatkan tangannya kemerah-merahan, kemudian fokus kembali pada jalanan di depannya. Setelah memakirkan mobilnya di car port. Abizard melangkah dengan cepat memasuki rumahnya dan langsung sahaja menaiki anak tangga menuju ke kamarnya. Sebelum tidur Abi tidak lupa untuk mengunci alarm ponselnya dengan senyuman miring. “Awas ya lo macan kecil. Gue pengen liat apa lo bersedia untuk memulai hari besok” batin Abi. Hani yang harus menerima pelampiasan kekesalannya pada Lisa. Pria itu sudah tidak sabaran menunggu tibanya hari esok karna ingin melihat tampang jutek Hani lagi. Seolah satu hiburan baginya melihat Hani yang lagi sewot. Itulah alasan utamanya memaksa gadis itu untuk menjadi personal asisstennya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD