Bab 7. Keras kepala

1139 Words
Darren celingukan didalam pesta yang begitu banyak orang. Bagaimana bisa istrinya menghilang begitu saja disaat ditinggal untuk menyapa para tamu yang datang. Atau jangan-jangan Andrea kabur saat ia lengah untuk tidak mengawasinya. Ketiga kakak Andrea pun masih ada dipesta bersama keluarga mereka. "Hei bung! Kehilangan keberadaan istrimu ya?" tiba-tiba William menepuk bahu Darren. "Oh itu tidak juga" jawab nya berbohong. "Kuberitau sesuatu ya tapi ini hanya rahasia kita berdua" bisik William. Darren mulai penasaran lalu William kembali berkata "Andrea tidak suka sesuatu yang romantis. Andrea lebih suka tantangan, memang dia adik yang manja tapi hanya aku yang benar-benar tau apa keinginan adikku" ucapan nya. "Oh ya Darren ada satu hal lagi yang perlu kamu tau" William melihat arlojinya "Jika waktu menunjukan pukul dua belas kamu hanya akan menemukan Andrea dikamarnya. Dari kecil dia akan selalu tidur sebelum pukul dua belas. Itu saja yang perlu kamu tau" Kemudian William pergi berbaur dengan yang lain. Darren melihat jam tangannya lalu mencari Andrea seperti apa yang William katakan. Dan benar saja saat Darren tiba dikamar khusus untuk malam pengantin nya. Andrea sudah tidur dengan pulas tanpa mengganti pakaiannya lebih dulu jangan kan baju sepatunya saja masih dipakai. Darren melonggarkan dasinya lalu melepaskan sepatu dikaki andrea. Mungkin perempuan itu terlalu kelelahan sampai tidur saja seperti kelinci hibernasi. Perlahan Darren memperbaiki posisi tidur Andrea kemudian menyelimuti badannya. Darren tersenyum sambil mengusap rambut Andrea, wanita ini sudah jadi miliknya mulai sekarang dan selamanya. Kecupan ringan Darren daratkan dikening Andrea setelah itu bergegas untuk berganti pakaian. Darren membiarkan Andrea tidur dengan gaun panjang tanpa ada niat mau mengganti dengan yang lain. Darren tidak mau menggangu tidur perempuan itu setidaknya untuk beberapa waktu yang akan datang. Lelaki itu duduk ditepi tempat tidur di sebelah Andrea hanya memakai celana tanpa atasan. Darren sudah biasa tidur tanpa mengenakan baju tapi Darren belum terbiasa tidur dengan sosok perempuan yang ia cintai. Rasanya masih saja seperti mimpi. Tak ada niat yang terbesit dalam diri Darren untuk segera meniduri Andrea begitu mereka sah menjadi suami istri. Darren pria normal tentu saja tapi ia tidak bisa memaksa jadi biarkan Andrea siap dengan sendiri nya. Badannya dibaringkan miring dengan kepala ditopang sebelah tangannya. Darren menatap wajah lelap istrinya, Andrea terlihat begitu manis saat tidur karena tidak ada yang akan mengacuhkan Darren atau melemparkan kata-kata tajam untuknya. Tapi ada rasa kesal dalam benak Darren. Keperawanan Andrea perlu dipertanyakan karena perempuan ini sudah bergonta ganti pacar sana sini. Entah mana yang sudah menyentuhnya lebih dulu. Membayangkan nya saja  membuat Darren ingin langsung membunuh lelaki itu. Berani sekali dia merebut hal yang harusnya jadi milik Darren. Andrea bergerak dalam tidurnya berganti posisi membelakangi Darren tapi Darren menahan agar Andrea tetap tidur menghadap nya tanpa membangunkan perempuan itu. Darren ingin lebih lama menatapi wajah andrea kalau perlu sampai pagi ia tidak akan bosan. Namun belum juga pagi tapi Darren sudah tidur menyusul mimpi nya. _______ Andrea meraba-raba tempat disampingnya karena ia merasa kehilangan bantal guling yang setiap ia tidur tidak pernah andrea lupa. Tapi ada yang aneh, gulingnya kenapa tiba-tiba keras tidak empuk seperti biasanya dan tekstur nya juga–– Matanya masih terpejam tapi tangannya masih saja berusaha mencari keberadaan guling tapi andrea tidak menemukan gulingnya. Andrea menggeram secara perlahan membuka matanya. "Ini bukan kamarku" katanya serak efek bangun tidur. Andrea masih belum sadar dengan keberadaan Darren disampingnya namun begitu andrea berbalik matanya langsung terbuka lebar 100 persen terbangun dari tidurnya. "Kau!" sambil menunjuk Darren kaget. Darren menangkap tangan andrea lalu mengecupnya. "Ya ini aku. Suamimu" jawab Darren. Andrea mengerjap beberapa kali "suami?" ah ia lupa jika kemarin itu bukan mimpi rupanya. Andrea memeriksa pakaiannya yang masih lengkap hanya Darren saja yang tidak memakai baju. "Apa sudah puas merabaiku barusan? Kau sudah membangunkan sesuatu yang berusaha aku tahan Ara" ucap Darren. Oh jadi yang andrea pikir gulingnya tadi adalah badan Darren pantas saja bentuknya agak beda. Andrea menggelengkan kepalanya berusaha beranjak dari atas kasur tapi Darren menarik tangan Andrea hingga perempuan itu jatuh dibawah kuncian tangan Darren. "Menyingkir dari sana" tegur andrea. Darren menyeringai. "Seharusnya kita sudah melakukannya tadi malam tapi kamu mendahuluiku tidur. Tapi tidak masalah kau bisa membayarnya pagi ini" jawab Darren dengan santai. Diluar perkiraan Darren, andrea justru menendang lelaki itu hingga terjungkal dari tempat tidurnya. "Kau berpikir apa ha! Sudah kukatakan tidak ada seks dalam pernikahan kita" sahut andrea dengan sarkas. Darren tersenyum dalam posisi duduk dilantai. "Kan aku sudah bilang aku tidak setuju. Hubungan suami istri itu adalah kebutuhan jadi kalau kamu tidak mau melayani suamimu bagaimana kalau aku mencari wanita lain?" Andrea mendengus memalingkan wajah "Silahkan saja aku tidak peduli tapi jika kamu melakukannya aku janji akan langsung membuatkan surat cerai untukmu" ancamnya. Kaki andrea baru menyentuh lantai lalu menatap sinis suaminya sendiri. Di waktu yang masih begitu pagi andrea sudah memberikan hadiah sebuah tendangan untuk Darren. Sangat luar biasa bagi pengantin baru bukan? Darren tertawa sembari bangun dari posisinya. Istrinya ini sangat mengagumkan bahkan lebih galak dari macan betina yang baru melahirkan. "Jadi kamu mau aku bagaimana?" Darren mendekati Andrea menyentuh dagu perempuan itu dan memposisikan wajahnya begitu dekat. Andrea bergerak mundur "itu urusanmu. Aku tidak peduli" katanya sambil berbalik untuk segera meninggalkan Darren. Namun sekali lagi Darren menarik andrea kali ini bibir mereka bertemu. Benar dugaan andrea selama ia mengenal Darren. Hatinya menolak tapi tubuhnya merespon lain. Gerakan lambat dari lumatan bibir Darren terasa membakar urat saraf Andrea tapi sebelum andrea mengambil keputusan yang benar dia kembali mendorong Darren. "Jangan lakukan lagi" "Kenapa? Aku kan suamimu?" tanya Darren dengan sedikit nada geli dalam pikirannya melihat wajah andrea. Atau jangan-jangan andrea masih–– tidak! Itu tidak mungkin mengingat betapa banyak pria yang sudah dekat dengan perempuan ini. "Aku bilang jangan lakukan ya jangan lakukan!" pekik nya kesal setelah itu meninggalkan Darren dengan perasaan kacau. Darren sendiri terpekur dalam diamnya. Andrea memang perempuan yang sulit di tebak tapi kenapa dia tiba-tiba marah? Sungguh perasaan perempuan itu sangat rumit. Andrea duduk direstoran yang sama tempatnya menginap. Untung waktu di lift tadi dia sempat merapikan penampilan jika tidak orang-orang pasti akan menganggapnya aneh dan hal itu juga akan mempengaruhi karirnya. "Kenapa kamu lari tapi Syukurlah kamu disini" Ucap Darren sambil duduk dikursi dekat andrea. Matanya melirik Darren malas. "Aku minta maaf kalau aku salah mengatakan sesuatu padamu tapi bisakah kamu bercerita padaku kenapa kamu tiba-tiba marah seperti tadi?" Helaan nafas keluar dari bibir andrea tapi perempuan itu tidak mengatakan apapun. Sekali lagi Darren bersikap lapang d**a menghadapi istrinya. "Mau pulang bersamaku?" kata Darren. Andrea menggeleng lagian andrea juga belum terlalu kenal dengan keluarga Darren bahkan nama belakang lelaki ini pun Andrea tidak tau. Waktu pengucapan janji kemarin memang nama Darren diucapkan dengan lengkap tapi Andrea bahkan tidak bisa mengingat nya dengan baik.  "Jadi kamu ingin tetap disini atau pergi kesuatu tempat bersamaku?" Andrea menatap Darren "Bawa aku ketempat yang tenang. Aku ingin tenang untuk mendapatkan ide sebelum konserku dimulai lagi" Darren menahan senyumnya lalu menggandeng tangan andrea menuju rooftop dimana sebuah helikopter ada disana. Andrea menatap Darren. "Kamu tenang saja kebetulan aku sudah menyiapkan tempat yang cocok untukmu" sahut Darren bahkan sebelum Andrea bertanya. Darren menoleh memberikan senyuman terbaiknya namun dasar andrea yang keras kepala dia malah tidak merasa tersanjung sedikitpun. ______ Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD