“Kamu kenapa?” tanya Alea, begitu ia keluar dari kamar mandi, dan menemukan Bian melamun di tempat tidur mereka. Ia berjalan ke arah kasur, mendudukkan dirinya di samping sang suami. Bian menoleh, ia menghela napas panjang, lalu kembali melamun. Melihat diamnya Bian, Alea pun semakin penasaran. Ia mendekat, mencondongkan tubuhnya untuk daoat melihat raut wajah pria di sampingnya, membuat Bian risih dan menatap gadis itu jengkel. “Apa sih?” “Kamu kenapa? Ada masalah?” tanya Alea. Bian masih tampak kesal, tetapi Alea juga dapat melihat raut sendu di wajah pria itu. Alea yakin, ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada pria itu. “Bi …” “Ibu.” Satu kata yang Bian sebut, membuat Alea sontak terdiam dengan ribuan pertanyaan yang hinggap di kepalanya. Terakhir, yang Alea tahu, Bu Intan se