37 - Perasaan yang Disangkal

1315 Words

“Aku antar kamu pulang,” kata Bian mutlak, pada Alea yang masih setia duduk di tepi tempat tidur Bu Intan. Alea mengejap. Ia mendongak, menatap keheranan ke arah sang suami, kemudian kepalanya menggeleng. “Nggak mau.” “Jangan keras kepala! Kamu udah dari kemarin nggak mandi. Kasihan Ibu kalau harus nyium bau badan kamu lebih lama,” ucap Bian khas dengan kata-kata pedasnya. Alea berdecak, menatap sebal ke arah suaminya itu. “Jangan mulai cari masalah deh! Lagian aku pakai deodoran ya kemarin. Pakai parfum juga. Nggak bau, kok.” Alea mencium ketiaknya sendiri untuk memastikan, dan dia memang tidak mengeluarkan bau tak sedap. “Itu karena kamu udah terlalu terbiasa dengan bau badan kamu sendiri. Dimana-mana orang nggak mandi ya pasti bau, biar dia mau pakai deodoran satu liter pun,” balas

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD