Gama semakin menyeringai melihat reaksi Vei. Ia bahkan dengan sengaja membelai lembut pipi Vei yang telah dibasahi keringat. Sementara Vei seolah tak sanggup bergerak. Jika dalam kondisi normal, mungkin tangannya sudah secepat kilat menepis tangan Gama. Wajah Vei kian pucat. Semua yang Gama katakan terjadi padanya. Degup jantungnya berpacu tak terkendali, tubuhnya gemetar dengan kaki yang seolah seperti jeli. Apakah ia benar-benar akan melakukan 'itu' dengan Gama? Tidak! Ia tidak mau. Dirinya tidak akan melakukan itu dengan anak-anak seperti Gama. Melihat bagaimana reaksi Vei membuat Gama tak tega dan tak mampu lagi menahan tawa. “Pft. Hahahaha! Hahahaha!” Gama tertawa terbahak hingga memegangi perutnya. Ia tak tahan melihat reaksi Vei yang ketakutan. Melihat Gama tertawa membua