Izin Pulang

1017 Words
Kayla kembali masuk kedalam rumah bersama yang lainnya. "Kita juga mau pulang, Kay," ujar Vira saat sampai di kamar Kayla. Kayla menoleh, "Sebentar dulu dong. Ntar sore aja lah," ujar Kayla menahan teman-temannya untuk pulang. "Kenapa emangnya?" "Hm? Itu.. Temenin gue ketemu Liam," ujar Kayla sambil tersenyum malu-malu. "Ya ampun, jam berapa?" tanya Risda. "Sebentar siang, jam dua-an," jawab Kayla. Risda dan Vira saling bertatapan, "Ya udah. Tapi kita ga deketan ya duduknya," putus Vira dan Risda. "Yah... Jangan dong," rengek Kayla. "Kayak gitu atau kita ga ikut sama sekali," ancam Vira. Dan Kayla mendesah pasrah menuruti ucapan mereka. Kayla lalu beranjak dari sana menuju kasurnya dan berbaring santai disana. Dia mengambil ponselnya, membuka room chatnya dengan Liam. "Mau ketemu dimana?" balas Kayla saat pesan sebelumnya belum dia balas. Beberapa saat hingga Kayla mendapat balasan dari Liam. "Di toko buku," balas Liam. Kayla mengerutkan keningnya, "Kakimu masih sakit kan? Kenapa malah ke toko buku?" "Sudah tidak sesakit itu, Kay. Aku mau cari buku sekalian soalnya," balas Liam. "Ya udah, kita ketemu disana saja." "Jangan, Kay. Biar aku yang jemput kamu. Tenang aja, aku pakai supir kok," ujar Liam dalam chatnya. Kayla menggeleng-gelengkan kepalanya, "Iya, Liam," balasnya sambil tersenyum-senyum sendiri dan kembali meletakkan ponselnya di samping kasur. Saat itu juga dia melihat Vira dan Risda yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh. "Kenapa?" tanya Kayla. "Gini ya kalau orang baru balikan," ujar Risda. "Ayo pergi dari sini lah Ris," ajak Vira dan diangguki Risda. Setelah itu mereka berdua beranjak keluar dari sana dan meninggalkan Kayla di dalam kamarnya seorang diri. Kayla jadu terkekeh sendiri entah karena ucapan teman-temannya atau karena mengingat tingkahnya. Kayla lalu bangkit dari kasurnya, dia akan bersiap-siap untuk bertemu Liam. Dia mandi terlebih dahulu dan merias wajahnya tipis seperti biasa. Setelah beberapa saat, Kayla telah siap. Kayla, Vira dan Risda sudah siap, kini mereka memesan taksi online dan pergi menuju tempat janjian Kayla dengan Liam. Beberapa menit mereka dalam perjalanan hingga mereka sampai di tempat tujuan. Kayla dan teman-temannya turun dari mobil. "Gue sama Vira tunggu di sana ya Kay," ujar Risda sambil menunjuk sebuah cafe tepat disamping toko buku. "Iya," balas Kayla. Selepas itu Vira dan Risda pergi meninggalkan Kayla di depan toko buku sendirian. "Kay," panggil seseorang dari belakang Kayla. Kayla yang di panggil pun menoleh. Liam sudah berdiri di belakangnya dengan tongkat untuk membantunya berjalan. Kayla melihat penampilan Liam dari atas sampai bawah. "Kakimu... Katamu sudah ga sakit," ujar Kayla begitu melihat Liam masih mengenakan tongkatnya. Liam malah tersenyum, "Iya, sudah ga terlalu kok. Ini cuma buat jaga-jaga aja," jelas Liam. Kayla lalu mengambil satu tangan Liam yang bebas, dia menautkan jemari mereka. Liam tersenyum dengan itu, dia balas menggenggam Kayla erat. "Ayo," ajaknya untuk segera masuk ke dalam toko buku. Kayla mengangguk. Mereka lalu masuk ke dalam toko buku bersama-sama. Deretan rak-rak dengan berbagai genre atau jenis buku tersedia disana. Rasanya sudah lama Kayla tak membaca buku. "Mau cari buku apa?" tanya Kayla. Liam justru menggeleng, "Sebenernya ga lagi nyari buku," jawab Liam yang membuat kening Kayla mengeryit. "Hah? Jadi?" tanya Kayla heran. "Mau jalan-jalan aja, Kay. Kangen jalan berdua sama kamu," jelas Liam lagi. Kayla tersenyum, "Maaf ya," ujarnya. Kaki mereka terus melangkah mengitari toko buku itu tanpa tujuan. Liam menggeleng, "Kamu jangan minta maaf, Kay. Aku yang salah disini, cukup aku yang minta maaf," ucap Liam. "Bahkan rasanya kata maaf aja ga cukup," lanjutnya dengan tatapan menyesal yang teramat dalam. Kayla menghentikan langkahnya. Dia menghadapkan tubuhnya ke Liam. Kayla mengangkat satu tangannya dan mengambil sesuatu di rambut Liam. Itu kotoran daun, sepertinya terbang saat mereka masih diluar tadi. Liam terkekeh karena salah paham dengan tindakan Kayla, kini dia mengangkat satu tangannya yang baru saja bergandengan dengan Kayla. Dia menangkuo wajah Kayla. "Terima kasih banyak sayang," ujar Liam tulus. Kayla ikut tersenyum setelahnya. Dia mengangguk kecil, "Udah yuk," ajaknya agar segera menyudahi percakapan itu. "Mau kemana?" tanya Liam saat mereka kembali berjalan. "Cari n****+. Kayaknya aku mau baca n****+ lagi," jawab Kayla. Liam mengangguk, kini mereka menuju rak bagian n****+. Ratusan buku berjejer rapi disana dengan berbagai genre. Kayla melihat-lihat dengan Liam yang terus mengekori Kayla. Kayla berjalan pelan karena mengerti kalau Liam yang kakinya masih belum begitu pulih. Setelah memilih satu n****+, Kayla segera membayarnya. Kini mereka keluar dari toko buku itu. "Mau kemana lagi?" tanya Liam. Kedua tangan mereka masih saling bertautan satu sama lain. "Kesitu, Vira sama Risda ada disitu juga soalnya," ujar Kayla sambil menunjuk cafe yang menjadi tempat Vira dan Risda menunggu. "Ya udah, ayo," ajak Liam. Kayla menggandeng lengan Liam sebagai sanggahan meski bagi Liam itu tidak perlu. Mereka masuk ke dalam cafe itu. Kayla mencari-cari keberadaan Vira dan Risda. Kayla mendapatkan mereka berdua yang duduk di ujung cafe. Setelah itu Kayla dan Liam menyusul kedua orang itu. "Hai Liam," sapa Vira dan Risda bersamaan saat melihat Liam. "Halo," balas Liam. Kayla dan Liam lalu duduk di hadapan Vira dan Risda. "Kalian pesan aja dulu," ujar Vira. Dan memanggil writers di sana. Kayla dan Liam mengucapkan pesanan mereka. Setelah itu writers itu pergi dan kembali bekerja. "Kaki lo udah enakan?" tanya Vira. "Yah.. Udah lebih mendingan sih daripada yang kemarin," jawab Liam dan Vira mengangguk mengerti. Kayla mengambil ponselnya, dia melihat ada sebuah pesan masuk dari Juna. "Aku sudah sampai Kay," ujar Juna dalam chatnya. "Aku mau video call Juna ya? Mau bicara sama bunda," tanya Kayla meminta izin Liam. "Iya Kay, telfon saja," balas Liam. Liam tak akan keberatan jika itu soal Juna dan bundanya. Entah kenapa Liam tak merasa takut jika Juna akan merebut Kayla darinya. Liam merasa Juna memang menyukai Kayla tapi tak punya keinginan untuk merebut Kayla darinya. Panggilan Kayla akhirnya terhubung. "Juna..." panggil Kayla langsung saat melihat wajah Juna di ponselnya. "Halo, Kay," balas Juna. "Kamu dimana? Kok rame?" tanyanya. "Di luar, lagi sama temen-temen, sama Liam juga," jawab Kayla sambil membalikkan kameranya. Semuanya menyapa Juna. Juna melihat Liam, "Hai, bro. Kok udah jalan-jalan saja?" tanya Juna basa-basi. Liam tertawa, "Lagi rindu, jadi langsung ketemu aja lebih baik bukan?" Juna mengangguk sambil terkekeh. Kamera ponsel Kayla kembali mengarah ke wajahnya. "Mau bicara sama bunda hm?" tanya Juna. Kayla langsung mengangguk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD