Menghabiskan Makan

1124 Words
Setelah semuanya benar-benar selesai menghabiskan makanan, akhirnya mereka rehat sebentar untuk memastikan kalau makanan mereka sudah benar-benar dicerna oleh lambung, karena dengan begitu mereka tidak akan mabuk saat di mobil nanti. “Gimana udah pada siap keluar lagi?” tanya Liam. “Sebentar perut aku masih kenyang,” jawab Risda. “Iya itu, si kamu makannya kebanyakan,” timpal Vira. Tiada waktu di mana Vira tidak berkomentar soal porsi makan temannya itu, meskipun memang ucapannya benar, tapi terkadang Risda malas menanggapinya. “Sudahlah, seharusnya kita bisa bersyukur karena masih di kasih makan sampai kenyang,” timpal Kayla untuk melerai suasana. “Bener,” timpal Liam. “Ya selama Kayla benar, maka Liam pasti akan menjawab benar,” timpal Juna yang kali ini berhasil menghindari kaki Liam yang mau menginjaknya lagi. Karena tidak kena, akhirnya Liam mencubit Juna. “Gila!” ucap Juna pada Liam. “Siapa kamu gila?” tanya Risda pada Juna. “Iya aku Gila!” balas Juna yang pada akhirnya mengalah. Ternyata cubitan dari Liam benar-benar sakit juga. “Kita tunggu lima menit lagi, setelah itu kita ke destinasi selanjutnya, lagipula tidak enak kalau di tempat makan lama-lama,” jelas Liam yang hanya dibalas anggukan oleh Risda, Vira dan Kayla. Sementara Juna tidak menanggapinya sama sekali karena ia sudah merasa malas dengan Liam. Selama lima menit, mereka benar-benar diam saja, karena fokus dengan pikiran masing-masing. “Abis ini kita ke mana, ya?” tanya Kayla yang berhasil memecahkan keheningan. “Malioboro udah,” ucap Risda. “Keraton gak, si?” ucap Vira. “Kita belum lewatin keraton, kan?” tanyanya lagi. “Di Keraton memang ada apa?” tanya Juna. “Seengakanya kita bisa foto-foto di depannya, selagi kita di sini, lagian kapan lagi, kan kita bisa main ke keraton?” ucap kayla. “Yaudah kalau gitu kita ke Keraton setelah ini,” ucap Liam. Selama Kayla menyatakan iya, maka Liam akan megiyakan keputusannya, lagipula mau ke manapun tetap saja dia yang akan membawa mobil, jadi mereka pasti akan mengikuti ke manapun dirinya membawa mobil. “Iya ... iya ... aja si aku mah,” jawab Juna yang lagi-lagi berusaha menyinggung Liam yang selalu mengiyakan perkataan Kayla. Tapi kali ini setelah dirinya berkata seperti itu, dengan cepat Juna langsung menghindar dengan alasan ke kamar mandi. “Aku ke toilet dulu sebentar,” ucap Juna yang langsung lari menghindari Liam, sementara ketiga teman wanitanya masih merasa bingung. “Kenapa, si Juna, dari tadi gak jelas?” ucap Vira. “Memangnya dia pernah jelas?” tanya Kayla. “Yaampun Kay omongan kamu, ya,” ucap Risda. “Tapi ada benernya juga si, Juna memang kadang-kadang selalu tidak jelas,” lanjutnya lagi. “Liam juga, kan laki-laki, tapi Liam jelas-jelas aja, tuh,” ucap Vira. “Oh iya, jelas .... sangat jelas .... saking jelasnya sampai kalian tidak melihat ketidak jelasannya,” ucap Kayla yang berhasil membuat Liam menatapnya. “Kenapa, aku bener, kan?” tanya Kayla. “Gak semuanya bener kok, hanya sedikit saja benarnya,” ucap Liam sambil tersenyum ke arah Kayla. “Tapi dari tadi omongan Kayla pasti kamu benerin, kayanya ada yang aneh deh sama kamu Yam,” ucap Vira. “Anehnya?” tanya Liam balik. “Iya aneh aja, kayanya dari tadi kamu mengiyakan semua perkataan Kayla,” jelas Vira yang sama sadarnya denga Juna, hanya saja sejak tadi Vira tidak mau menghiraukannya. “Memangnya apa ucapan aku yang sekiranya salah?” tanya Kayla pada Vira. “Iya gak ada juga, si ... Cuma dari tadi yang menanggapi kamu itu hanya Liam saja,” timpal Vira yang tidak mau memperpanjang lagi perdebatan mereka. “Iya kalau dia ada salah ngomong, pasti aku salahin kok,” ucap Liam. “Maksud kamu?” tanya Kayla sambil menyipitkan kedua matanya. “Iya, aku gak mungkin mengiyakan perkataan kamu kalau memang perkataan kamu ada yang salah dong,” ucap Liam lagi sambil berusaha membuat Kayla paham maksudnya. “Berarti selama ini perkataan aku ada yang salah begitu?” Kayla masih tidak mengerti maksud dari perkataan Liam. Sementara itu kedua temannya hanya bisa geleng-geleng kepala saja, karena saat ini Kayla benar-benar sedang tidak baik-baik saja. “Sudahlah kalian ini, tidak usah berdebat hal yang tidak penting!” ucap Risda yang tidak mau mendengar mereka berdua berdebat lagi. “Denger tuh!” ucap Juna yang tiba-tiba datang dan menepuk pundak Liam. “Sudah yu ... udah lebih dari lima menit, lagipula di luar mendung, sepertinya bakal turun hujan,” ucap Jua lagi. “Sebentar, kayanya aku butuh ke toilet sebentar,” ucap Risda yang langsung lari begitu saja. “Sepertinya Risda sakit perut karena makan yang pedas,” ucap Kayla menebak-nebak. “Makanya tadi aku bilang yang berlebihan itu tidak baik, tadi kamu liat kan dia menambahkan cabai lagi ke dalam makanannya,” ucap Vira. “Selera orang-orang itu beda Vir, gak semuanya sama,” balas Kayla. “Iya tapi gak harus berlebihan juga dong, kalau begitu, kan istilahnya dia nyari penyakit sendiri,” ucap Vira. “Aduh kalian ini, bisa gak si gausah berdebat, pusing tau,” ucap Risda yang datang dengan tampang biasa saja. “Lah kamu udah balik lagi, terus tadi ngapain ke toilet?” ucap Vira. “Aku memperbaiki sebuah privasi wanita,” ucap Risda. Kayla dan Vira langsung mengerti maksud Risda, sementara Juna dan Liam hanya bisa terdiam saja karena tidak mengerti maksud ucapan Risda. Yang Risda maksud adalah, dirinya tadi pergi ke toilet karena hendak memperbaiki tali ** yang lepas, jadi dirinya langsung lari agar tali tersebut tidak terlihat lepas. “Apaan si, gak jelas!” ucap Juna. “Udah gak perlu tau juga,” ucap Kayla. Mendengar Kayla berbicara tersebut, Liam semakin tambah penasaran sebenarnya ucapan apa yang dimaksud oleh Risda. “Yaudah yu kita jalan,” ajak Risda. Tidak ada gunanya juga terus memikirkan maksud dari perkataan Risda. Jadi saat ini mereka hanya mau fokus kepada destinasi selanjutnya saja. “Kalian benar-benar turun semua makanannya?” tanya Liam yang benar-benar memastikan kalau perut mereka sudah dalam keadaan enak, karena ia tidak mau ribet harus memarkirkan mobilnya kalau-kalau salah satu diantara mereka ada yang mau muntah. “Aman kok Yam,” ucap Kayla sambil mengacungkan kedua jempolnya. Karena Kayla sudah berkata baik-baik saja, maka sudah bisa dipastikan kalau mereka memang dalam keadaan baik-baik saja. “Yasudah kalau begitu, berikutnya Keraton Yogyakarta,” ucap Liam sambil bersiap-siap untuk menggas mobil. Sepanjang perjalanan seperti biasa, mereka menikmati musik sambil bernyanyi-nyanyi, karena Karaton tidak terlalu jauh, jadi mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai di istana yang masih digunakan saat ini. “Inget ya, kita gak boleh foto sembarangan, jadi cukup beberapa foto saja,” ucap Juna. Semuanya hanya mengangguk saja setelah Juna memberikan intruksi seperti tadi, karena memang tidak semua yang ada di keraton boleh di foto begitu saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD