Malam itu sunyi dan orang-orang diam. Matanya gelap dan dalam seperti langit malam, berisi segala hiruk pikuk dunia. Matanya jernih dan cerah, semurni danau di dataran tinggi, tidak ternoda setitik pun debu, abadi dan tidak berubah. Mata mereka bertemu dan dunia terdiam. Tanpa sadar, dia perlahan mendekat dan napasnya jatuh ke wajah kecilnya. Dia tidak bergerak, tapi jantungnya berdebar kencang. Matanya bergerak ke bawah dan tertuju pada bibir merah lembutnya. Dia sedikit menundukkan kepalanya dan perlahan, perlahan mendekat ke bibirnya. Dia belum pernah menciumnya dengan begitu pelan dan lembut sebelumnya. Gerakannya sangat lambat. Ini adalah pertama kalinya dia tidak mundur atau merasa takut. Dia bahkan merasakan sedikit antisipasi. Dia tidak bergerak saat matanya menatap ke arah