Jantung Cherise seakan berhenti berdetak dalam hitungan detik, ia masih mencoba mencerna perkataan kakaknya barusan. Bercerai? Yang benar saja! Ia tak ‘kan mungkin sebodoh itu dan meninggalkan Jason. Ia tak mampu hidup sehari pun tanpa lelaki itu di sisinya, jadi sangat mustahil ia mengakhiri hubungan mereka.
“Apa? Nggak mungkin. Itu konyol,” ucap Cherise sembari tertawa ngeri.
“Itu kenyataannya, Cher. Sudah nggak ada apa pun di antara kalian. Kamu meminta cerai darinya dan hubungan kalian telah berakhir.”
“Aku nggak mungkin bercerai dari Jason. Kenapa aku bisa bercerai darinya?” tanya Cherise tidak percaya.
Air mata Cherise mengalir deras, dadanya terasa begitu sesak, lebih sakit dibandingkan nyeri di sekujur tubuhnya. Tidak pernah sedikitpun ia membayangkan akan meninggalkan Jason, tidak pernah terlintas di benaknya untuk menceraikan Jason. Ada apa sebenarnya? Kenapa kami bisa bercerai? Ini pasti bohong, kami nggak mungkin bercerai! Cherise bergumam dalam hati.
Setelah melihat perbincangan di antara Cherise dan Anabelle, Dokter yang merawat Cherise meminta Anabelle untuk keluar dan menunggu di depan, dokter itu melakukan beberapa test pada Cherise.
Setelah menunggu beberapa jam, hasil test yang mereka tunggu telah keluar, Dokter Bayu yang merawat Cherise datang dan menjelaskan kepada Cherise bahwa ia telah kehilangan sebagian ingatannya. Sebanyak lima tahun kenangan yang menghilang dari Cherise, lima tahun yang sangat berharga, masa pernikahannya dengan Jason dalam sekejap telah hilang begitu saja dari benaknya. Cherise terdiam saat mendengarkan penjelasan dokter Bayu dan merasa ini semua salah, ini adalah mimpi yang tidak diinginkannya untuk menjadi nyata.
***
Selama perjalanan menuju tempat itu Cherise lebih banyak diam dan memperhatikan sekitar. Ia merasa begitu asing, tak ada sedikitpun ingatannya akan tempat yang kata Anabelle sudah beberapa bulan ini ditempatinya seorang diri. Baginya, ia adalah pertama kali ia datang.
“Kita sudah sampai di apartemenmu.” Anabelle membukakan pintu apartemen Cherise, Cherise bergeming di ambang pintu, lalu melangkah ragu memasuki apartemen miliknya saat Anabelle menarik tangan wanita itu.
Sesampainya di dalam, ia melemparkan pandangan ke seluruh ruangan, tempat itu terasa asing dan ini pertama kalinya ia melihat tempat itu. Beberapa kotak-kotak memenuhi ruang tamu, ia membuka satu persatu kotak tersebut, dan mengamati setiap isinya.
“Ini tempat tinggalku?”
Anabelle mengangguk. “Ya, kamu tinggal sendiri di sini. Kamu yang sekarang lebih banyak menyendiri, Cher.”
Cherise tersenyum lirih, lalu berkeliling mengitari ruangan yang tak begitu luas, pandangannya berhenti pada setumpuk kotak yang berantakan di penjuru ruangan, ia berjalan ke sana dan membuka satu-persatu kotak itu. Cherise mencoba mencari-cari sedikit kenangan di dalam kotak-kotak yang terletak di sana, kenangan yang mungkin masih tersisa, hal yang mungkin bisa mengingatkannya mengapa ia bisa bercerai dari suaminya. Ia semakin tidak sabar saat tak menemukan apa pun di tempat ia mencari, ia membuka kotak demi kotak dengan terburu-buru, lalu terkulai lemas saat tak menemukan apa pun di setiap kotak yang dibukanya selain pakaian dan beberapa perabot. Tak ada jejak Jason maupun kebersamaan mereka di sana.
“Apartemenmu ini sangat kotor, Cherise. Kamu belum sempat membereskan semua kotak ini?”Anabelle menarik nafas panjang dan menghelanya perlahan, lalu berjalan menuju sofa putih yang berada di sudut ruangan. Ia duduk dan menyandarkan kepala pada sandaran sofa putih. Ia tak ingin melihat Cherise yang tampak seperti orang hilang.
“Mungkin aku belum sempat membereskan semua ini,” Cherise menatap sedih kotak-kota di sekitarnya, “Ini aneh, aku nggak menemukan sedikitpun kenangan tentang Jason di kotak-kotak itu. Apa aku terlalu membencinya sehingga nggak mau melihat apa pun yang berhubungan dengannya?” Cherise duduk di samping Anabelle dan menyandarkan kepala pada sandaran sofa putih, ia menatap kosong langit-langit ruangan.
“Mungkin semua ini terasa begitu menyakitkan bagimu. Kamu terliha seperti orang yang tersesat saat keputusan perceraian kalian keluar.” Anabelle berkata datar.
“Kamu tahu mengapa kami bercerai? Pasti aku pernah menceritakan alasannya padamu, ‘kan? Tolong beritahu aku, Kak.” Cherise memandang ke dalam manik mata kakaknya, ia mencoba mencari sedikit kejujuran melalui mata kakaknya itu.
“Aku nggak tahu apa pun. Kamu mulai menjauh dari semua orang, Cher.” Anabelle mengendikkan bahu, “Kamu nggak mengatakan alasan perceraianmu. Yang aku tahu, pernikahan kalian sedang mengalami masalah dua tahun belakangan ini dan kalian selalu bertengkar. Tapi sepertinya dia masih perhatian denganmu, dia selalu menjengukmu di rumah sakit.” Anabelle menggenggam erat bahu kecil Cherise, mencoba memberikan sedikit kekuatan untuk adiknya. Ia tahu kenyataan ini begitu menyakitkan bagi Cherise, namun apa yang bisa ia perbuat.
Tak ada seorang manusia yang mampu mengembalikan apa yang telah hilang, dan memutar waktu guna memperbaiki semua kesalahan di masa lalu. Ia tahu jika adiknya pasti sulit menerima kenyataan pahit di depan mata, namun tak ada yang bisa kabur dari dunia nyata.
“Aku pulang dulu,” Anabelle berdiri, ia tahu jika adiknya membutuhkan ruang sendiri untuk berpikir, “Jangan terlalu banyak berpikir. Kamu butuh istirahat, Cher. Aku yakin, perlahan ingatanmu akan kembali,” lanjut Anabelle sembari tersenyum menenangkan, lalu ia mengecup pipi kiri adiknya dan berjalan meninggalkan Cherise yang masih termenung.
Sepeninggalan Anabelle, Cherise kembali merasa hampa. Hatinya pedih dan sesak di d**a membuatnya kesulitan bernapas. Ia yakin, semua ini hanya mimpi. Tak mungkin, kenyataan yang harus dihadapinya sekejam ini. Dunianya tak mungkin berakhir begitu ia membuka mata.
“Kenapa kita bercerai? Apa kau sudah nggak mencintaiku lagi? Apa rasa itu sudah mati? Kenapa kamu nggak mempertahankanku untuk tetap berada di sampingmu, Jason? Siapa yang bersalah dalam retaknya hubungan kita yang kuat ini?”
Cherise menangis tersedu-sedu, ia merapatkan dan memeluk erat kakinya. Rasa nyeri membuat dadanya terasa begitu sesak. Cherise tidak tahu mengapa ia bisa melupakan semua saat-saat yang begitu bahagia bersama dengan Jason. Cherise seakan tidak mengenal dirinya sendiri saat ini, kesepian dan merasa begitu menyedihkan. Lima tahun? Semuanya hancur dalam waktu lima tahun? Begitu sakitkah yang ia rasakan sampai mereka harus mengambil cara perceraian?