Kinara merasakan pening pada kepalanya. Matanya perlahan-lahan terbuka dan melihat ke arah sekitarnya.
"Ada dimana aku? tempat apa ini? " matanya terbelalak saat melihat tubuhnya telanjang tanpa sehelai benangpun dan hanya dilapisi dengan sebuah selimut yang cukup tebal.
"Apa yang terjadi padaku? kenapa aku bisa berakhir di tempat ini? apakah aku sudah melakukan one night stand dengan pria asing?! " Kinara mengacak-acak rambutnya. Bisa-bisanya dia kebablasan tidur bersama pria asing semalam. Bahkan dia tidak mengingat apapun. Dia buru-buru memakai pakaiannya yang sudah tersusun dengan rapi di atas ranjang. Setelah itu dia mengendap-endap keluar dari kamar seraya melirik kesana kemari.
"Nona! " panggil seseorang di belakangnya.
Kinara langsung berlari menuju pintu keluar rumah ini. Ini bukan rumah lebih tepatnya adalah sebuah mansion. Perlu waktu beberapa menit untuk mencapai pintu keluar saking luasnya mansion ini. Baru saja melangkahkan kakinya di malah disambut dengan gonggongan beberapa anjing jenis Husky Siberia.
"Ahkk!! " teriak Kinara ketakutan saat melihat anjing-anjing itu berlarian ke arahnya. Secara naluriah dia berlari sekencang mungkin melewati pagar mansion ini. Setelah berhasil keluar dia baru bisa menarik nafas lega.
"Hufft syukurlah hampir saja aku diterkam oleh anjing-anjing itu. Sebaiknya aku segera cepat pergi dari sini. Ini sudah jam 7 pagi, aku bisa telat pergi ke kantor!! " Kinara buru-buru pergi menaiki bus yang berhenti di depan halte. Dia menjadi pusat perhatian orang-orang karena memakai gaun yang semalam dia pakai. Tapi dia tidak peduli dengan tatapan mereka dan sibuk melihat jam arloji miliknya.
Sesampainya di apartemen, dia segera mandi dan bersiap-siap. Setelah itu dia pergi ke kantornya dengan menaiki ojek online. Tiba di kantor jam sudah menunjukkan pukul jam 8 lewat 10 menit. Dia telat selama 10 menit. Semoga saja Raka tidak masuk ke kantor dan masih menikmati liburannya selama satu minggu ini.
Baru saja duduk di atas kursinya, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Dia mengambil ponselnya yang berada di dalam tas dan melihat kontak Raka sedang memanggilnya.
"Ngapain sih dia nelpon pagi begini?! " Kinara memilih mematikan ponselnya karena tidak ingin bicara dengan Raka sekarang. Beberapa menit kemudian telepon kantor di depan meja kerjanya tiba-tiba berbunyi. Sudah pasti Raka yang melakukannya. Dengan malas, dia mengangkat panggilan teleponnya.
"Halo selamat pagi, " sapa Kinara.
"Kamu kenapa telat? semalam kamu ada dimana? kenapa tidak pulang ke apartemen? " tanya Raka di ujung sana.
"Kenapa kamu tau aku tidak pulang? apa kamu menyelundupkan mata-mata untuk mengintaiku?" tanya Kinara kesal.
"Itu tidak penting. Kamu darimana semalam? katakan dengan jujur!! " desak Raka tidak sabaran.
"Itu bukan urusanmu Raka! kamu bukan siapa-siapaku! kamu bukan suamiku atau kekasihku! lebih baik kamu urusi saja tunanganmu!! " Kinara menutup teleponnya dan sengaja mencabut kabelnya agar Raka tidak lagi menerornya. Pagi ini benar-benar menguras emosinya ditambah lagi dia belum sarapan sama sekali.
Kruk kruk kruk
Perutnya sudah berbunyi minta diisi dengan makanan, tapi dia harus menahannya sampai jam istirahat makan siang tiba karena saat ini dia harus bekerja terlebih dahulu.
Saat jam istirahat..
"Eh kalian tau nggak nanti hari ini ada manager general baru yang akan menggantikan pak Rudi," ucap salah seorang rekan kerjanya Kinara. Kinara hanya bisa mendengar pembicaraan mereka karena saat ini dia sedang menikmati makan siangnya.
"Denger-denger penggantinya ganteng banget loh kek aktor Taylor Lautner, semoga aja dia masih jomblo hehe, " mereka sibuk membicarakan pengganti pak Rudi si pria m***m yang pernah hampir melecehkannya di ruang arsip sebulan yang lalu. Untung saja pak Rudi telah dipecat jadi perusahaan ini jauh lebih aman.
"Kinara! kamu kok gak nungguin aku sih? biasanya kamu manggil aku, " tanya Gina seraya menaruh makanannya di atas meja dan duduk di sampingnya.
"Maaf, aku laper banget karena pagi tadi aku tidak sempat sarapan, " jawab Kinara sambil mengunyah makanannya.
"Pantes aja kamu gak manggilin aku. Oh iya, pak Raka tadi nelponin aku. Dia nanyain kamu terus mungkin soal kerjaan. Apa ponselmu mati sampe pak Raka nelponin aku? "
Kinara hampir tersedak oleh makanannya saat Gina membahas Raka, " Iya aku lupa cas ponselku Gin. "
"Yaudah nanti aku bilangin ke pak Raka kalau ponselmu lagi lowbat. "
Setelah selesai bicara, Gina mulai menikmati makan siangnya karena waktu istirahat tidak banyak jadi dia harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
"Hai boleh aku duduk disini bersama kalian? " sapa seorang pria tampan tiba-tiba muncul di depan mereka. Gina hampir menyemburkan makanannya saat melihat pria itu karena tampak sekilas wajahnya mirip seperti Taylor Lautner aktor Amerika yang sukses membintangi film Twilight Saga.
"Bo.. boleh silahkan, " jawab Gina gugup. Sementara Kinara terlihat cuek dan sibuk dengan makanannya. Pria tampan berkulit eksotis itu duduk tepat di hadapan mereka dan menaruh makanannya di atas meja. Sedari tadi mata almond pria itu melirik ke arah Kinara tanpa berkedip untuk beberapa saat sebelum menikmati makan siangnya.
"Kamu karyawan baru ya? kok saya baru liat kamu sih? " tanya Gina memecah keheningan di antara mereka.
Pria itu menelan makanannya dan menjawab, " Iya saya pengganti pak Rudi yang akan menjabat sebagai Manager General. Nama saya Danny Andreas Tjokrosetio. Kalian cukup panggil saja pak Danny. Mohon kerja samanya ya. "
Kinara melihat ke arah Danny saat mendengar suaranya. Kenapa suaranya terdengar familiar. Apa ini cuma perasaannya saja.
"Iya pak Danny, perkenalkan juga saya Gina Ratuliu dari divisi Pemasaran dan ini teman saya Kinara Ayunda dari divisi Keuangan, " ucap Gina memperkenalkan dirinya dan Kinara.
Danny tersenyum menatap Kinara, tangannya bergerak mengambil saputangan miliknya dan membersihkan noda makanan yang menempel di bibirnya, " Maaf bibirmu belepotan. "
"Bi.. biar aku saja, " Kinara merasa canggung dan reflek mengambil saputangan milik pak Danny yang menempel bibirnya.
Danny menjauhkan tangannya dan berkata, " Maaf sudah membuatmu tidak nyaman. Kalau begitu aku makan dulu ya. "
"Iya pak, saya sudah selesai makan. Saya permisi dulu ya, " Kinara bangkit dari tempat duduknya sambil membawa saputangan milik Danny dan lunch box kotornya. Danny hanya bisa menatap kepergian Kinara untuk beberapa saat seraya tersenyum.
Sementara itu, Kinara sudah duduk di meja kerjanya. Dia baru sadar jika sedari tadi dia memegang sapu tangan milik pak Danny yang berwarna hitam dan memiliki jahitan nama berwarna gold. Tercium aroma harum dari saputangan itu, entah kenapa aromanya sangat familiar di penciumannya.
"Kenapa aromanya tidak asing ya? aku seperti pernah mencium aroma parfum ini. Tapi dimana ya?? " batinnya bertanya-tanya.
Sepulang kerja..
Kinara menekan password apartemennya lalu membuka pintunya. Baru saja beberapa langkah masuk ke dalam apartemen, terkejut melihat Raka sudah ada di depannya dengan wajah merah padam. Pria itu menghampirinya dan menarik lengannya dengan kasar.
"Darimana kamu semalam?! katakan padaku?! cepat!! " desak Raka.
"Ahkk sakit!! lepaskan aku Raka! lepaskan aku!! " Kinara terus memberontak dan meminta Raka untuk melepaskan diri dirinya tapi Raka tidak mau melakukannya. Mata Raka memicing saat melihat bekas kemerahan di lehernya Kinara. Dia menyibak rambuk panjang Kinara dan memperhatikannya dengan jelas. Darahnya benar-benar mendidih dan ingin sekali membunuh b******n yang sudah bermain-main dengan miliknya.
"Siapa yang memberikan cupangan ini Kinara?!! jawab aku?! " tanya Raka murka.
Kinara tersentak kaget saat mendengar pertanyaan Raka. Dia tidak tau kalau di lehernya ada bekas kissmark buatan pria asing yang melakukan one night stand bersamanya. Apa yang harus dia jawab sekarang? Raka pasti akan membunuhnya jika tau dia sudah tidur dengan pria lain.