Coup d état

1051 Words
(Coup d état*)Malam purnama itu, Lan larb serta Eryk memutuskan untuk bertemu satu sama lain di Vandkilder. Kedua mata Eryk menatap sang Pangeran yang terlihat sangat frustrasi, ia terduduk di salah satu bebatuan besar yang tergeletak secara alami di dekat mata air yang selalu mengeluarkan air jernihnya, “kita harus melakukan sesuatu, Eryk” ditolehkannya pandangan Lan larb untuk menatap sang sahabat yang senantiasa menatapnya dengan pandangan iba, “dan tolong jangan menatapku seperti itu!” dianggukannya kepala Eryk mendengar permintaan sang Pangeran, ia akhirnya menghela nafas dan menatap ke arah langit yang memperlihatkan sang purnama yang menerangi bumi, “apa yang harus kita lakukan? Karena kurasa akan percuma jika kita melarang mereka untuk melakukannya seperti tadi, ucapan kita tidak akan pernah di turuti oleh mereka semua” diliriknya sang Pangeran yang kini kembali menghela nafasnya, “kita tahan mereka untuk tidak pergi, kita bisa menahan mereka di dalam sini, kita mungkin masih bisa meyakinkan mereka dengan berbicara satu sama lain” diliriknya Eryk yang kini berjalan mendekati dirinya seraya berucap, “sulit untuk menahan mereka dan meyakinkan mereka, Lan larb! Mereka pasti akan melawan” terang Eryk, kedua matanya menatap Lan larb amat serius, seolah ia tau bahwa mereka pasti akan melawan keduanya mati-matian, “aku tau itu!! tapi itu merupakan satu-satunya cara untuk menghentikannya, kita harus menghentikan mereka… karena aku tidak mau keserakahan mereka berujung penderitaan bagi orang-orang di luar sana, Eryk!” penjelasan Lan larb membuat Eryk terdiam, “dan jika mereka masih bersikeras untuk melakukannya, maka aku yang akan membinasakan kaum ku sendiri” mendengar perkataan yang diucapkan oleh Lan larb saat itu membuat Eryk membelalakan kedua matanya, ia terkejut dengan kata yang dituturkan oleh sang Pangeran, karena ucapannya kali ini penuh dengan keyakinan, kedua matanya kini menatap sang Pangeran yang juga menatap dirinya, “apakah kau masih berpihak padaku, setelah mendengar hal ini. Eryk?” mendengar pertanyaan yang ditanyakan oleh Lan larb membuat Eryk terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia mengangguk menjawab pertanyaan sang Pangeran, “sampai mati saya akan memihak padamu” itulah kata yang diucapkan Eryk malam purnama itu, sejak kecil ia selalu bersama dengan sang Pangeran dan ia juga memahami apa yang di ada dalam benak sang Pangeran, bahwa semua yang Lan larb lakukan adalah demi kebaikan seluruhnya, dan ia juga berpikir bahwa yang akan Lan larb lakukan malam ini merupakan sebuah kebaikan yang pada akhirnya harus ia laksanakan, … Dan seperti dugaan Eryk malam itu, tidak ada satupun orang yang nemerima dan memahami apa yang diucapkan oleh sang Pangeran, dan bahkan mereka menganggap bahwa dirinya sudah gila karena menyamakan Kaumnya sendiri dengan kaum yang mereka anggap sebagai kaum yang rendah. “jika anda tidak setuju dengan Rencana sang Raja, maka pergilah dan tidak perlu mengurusi kami, dasar Pangeran gila!! saya pikir perjalanan yang anda lakukan adalah untuk mencari tahu kelemahan mereka, pada kenyataannya perjalanann itu hanya membukakan jalan bagi anda untuk bergaul dengan mereka, para kaum rendah” kedua mata Eryk seketika memincing mendengar ucapan dari dua puluh orang yang kini sengaja mendatangi mereka di perbatasan Negeri, setelah sebelumnya Lan larb dan Eryk berkeliling dan meyakinkan para warga, “jaga ucapanmu terhadap Pangeran!!” bentak Eryk seraya memperlihatkan pedang miliknya di hadapan mereka semua, “dan kau juga sama saja sepertinya, Eryk! Aku bahkan sudah tidak bisa mengenali dirimu lagi, kemana anak panglima yang tegas dan membela Negerinya?!” sela salah satu pemuda yang ada di kerumunan itu, “aku akan selalu membela Negeri ini, sampai kapan pun! Tapi untuk apa aku membela Rakyat serta pemimpin yang memiliki sifat serakah seperti kalian semua?!” ucap Eryk membela dirinya sendiri dan itu membuat mereka tertawa mendengarnya, Mereka menertawakan Eryk karena perubahan sikapnya yang menurut mereka sangat menggelikan, namun tidak dengan Pangeran Lan larb yang menatap mereka dengan cukup tajam, Lan larb berdiri dari duduknya di atas batu dekat vandkilder saat itu, ia melangkah mendekati kerumunan, hanya dua langkah dan kemudian kedua puluh orang itu terjerat oleh akar dari Nium yang dikendalikan olehnya, Riiiing~ Dan tindakan itu membuat mereka memekik terkejut, karena baru saja Lan larb menghisap seluruh keahlian yang dimiliki oleh mereka, “aku tidak tahu harus berkata apa saat ini, tapi yang kulihat saat ini… kalian lah yang gila” ucap Lan larb, saat ini kedua sorot mata sang Pangeran terlihat sangat sedih menatap mereka semua, “maafkan aku, tapi biarkan kami mengakhiri ini semua sebelum semuanya menjadi buruk” diliriknya Eryk oleh ujung mata Lan larb dan hal itu membuat Eryk segera berlari kearah orang-orang yang kini menatapnya dengan ngeri, karena ia berlari seraya menggenggam pedangnya, Seperti julukannya, ‘sang bilah tajam‘. Pedang apapun yang ia genggam akan menjadi sangat tajam, hingga dapat membelah sesuatu yang menurut orang-orang mustahil dilakukan. Dan itulah yang ia lakukan kepada dua puluh orang yang baru saja menyerang mereka dengan kata-kata tajamnya, setelah sebelumnya kekuatan mereka terhisap oleh akar Nium milik sang Pangeran. Seluruhnya terbelah menjadi dua bagian dalam sekali tebas. Darah segar mengalir dari pedang tajam Eryk Ivano Zelum, setelah sebelumnya dengan sengaja ia menebas kedua puluh orang yang baru saja berdebat dengan sang Pangeran dan tentu dirinya juga, diliriknya sang Pangeran yang kini berjalan mendekatinya seraya memberikan sebuah sapu tangan padanya, “bersihkan pedangmu, aku tidak ingin yang lain melihatnya” mendengar perintah Lan larb membuatnya terkekeh dan menggelengkan kepala, “tidak perlu, karena aku yakin… mereka semua pasti mengetahuinya dari skanilo dan langit pun sudah mulai menunjukkan sklit*nya” ucap Eryk seraya menoleh menatap langit yang kini berubah menjadi hitam dan sebuah suara gemuruh pun muncul bersamaan dengan arus dari Vandkilder yang kini membentuk sebuah pusaran air yang menyeramkan, “tak ada jalan lain kali ini, Eryk” ditolehkannya pandangan Eryk untuk menatap Lan larb yang baru saja memanggilnya, “pergilah ke selatan dan binasakan mereka, biarkan wilayah kerajaan saya yang tangani” dahi Eryk seketika berkerut, ia tidak menyetujui hal itu dan segera bertanya, “kau yakin??” tanyanya, dianggukannya kepala Lan larb menjawab pertanyaan Eryk, “karena aku pasti takkan sanggup melakukannya pada Cecilia, dan kurasa kau juga takkan sanggup melakukannya pada Ayahmu sendiri” ucap Lan larb menjelaskannya, “tapi anda juga takkan sanggup melawan Raja sendirian, Pangeran!” kekhawatiran terdengar dari nada yang muncul bersama dengan ucapan Eryk saat itu, “aku yakin aku bisa melakukannya, karena Dewi menyertaiku hingga maut akhirnya datang menemuiku” dan penjelasan dari Lan larb lah yang membuatnya akhirnya yakin bahwa sang Pangeran bisa melakukannya, Mereka pun berpisah dan berjanji akan saling bertemu di Vandkilder setelah mereka menyelesaikan rencana mereka. …  to be continue. *Coup d état : [prancis] yang berarti pemberontakan.  *sklit : [denmark] yang berarti tanda atau pertanda, mereka akan berubah menjadi hitam dan retak dengan warna retakan ungu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD