Nirmana the fairy monster of Issen

1136 Words
Langkah demi langkah mereka lakukan sore itu, meski tanpa peta serta tanpa sebuah petunjuk arah, namun kelima Pangeran itu seolah tahu kearah mana seharusnya mereka pergi, “Hutan Armen? Ada monster apa di sana??” pertanyaan dari Pangeran yang lebih muda dari yang lainnya itu pun menginterupsi langkah mereka, tidak dapat jawaban dari keempat Pangeran yang kala itu melangkah di depannya, membuat Pangeran William kini menoleh menatap Rezen yang berada tepat di sampingnya, Menyadari bahwa sang Pangeran muda menatapnya membuat Rezen segera menoleh untuk membalas tatapannya dan menggeleng dengan pelan, “Saya belum pernah menginjakkan kaki saya di hutan itu, Pangeran” mendengar jawaban dari Rezen yang tidak sesuai dengan harapannya pun akhirnya membuatnya menghela nafas seraya mengangguk mengiakan apa yang telah ia dapati. “Sudah lebih dari empat hari kita berjalan untuk menemukan hutan itu, tapi kita sama sekali tidak tau di mana letak hutan tersebut … kenapa kita tidak memiliki map untuk melakukan perjalanan ini?” Pangeran Taber berucap dengan cukup kesal, pasalnya ia sudah lelah melangkah terus menerus hari itu, namun tidak ada satupun dari mereka yang berinisiatif untuk berhenti dan berisitrahat barang sedetik pun, “karena hutan tersebut tidak ada di dalam peta manapun, jadi bersabarlah… cepat atau lambat kita akan menemukan Hutan Armen” Pangeran Hanxi lan membalas ucapan Pangeran Taber yang kini terduduk lelah di batang pohon yang tumbang itu, dianggukannya kepala Pangeran Taber mengerti maksud dari Pangeran Shan ghwa tersebut, “ya ... yaa … jadi idzinkan aku untuk beristirahat sebentar di sini, kakak … aku sudah cukup lelah untuk kembali melangkah” Pangeran Taber berkata demikian seraya menghelakan nafasnya pelan-pelan, berusaha untuk merilekskan tubuhnya yang ia rasa begitu tegang karena lelah, mendengar ucapan Pangeran Taber membuat mereka semua menghentikan langkah dan ikut terduduk di masing-masing posisi mereka. “sebenarnya apakah kau mengetahui monster yang akan kita hadapi selanjutnya, Zhumon?” pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran Hanxi lan saat itu hanya di beri anggukan ringan olehnya yang kini membuka botol minum miliknya dan meneguk air yang tertampung di dalamnya, merasa bahwa pertanyaannya kurang dipahami membuat Pangeran Hanxi lan kembali bertanya, “monster seperti apakah itu?” tanyanya lebih mendetail ke arah yang ia inginkan, namun alih-alih mendapat jawaban ia hanya mendapatkan lirikan yang cukup mengganggu dari Putra Raja Clairchanter itu dan akhirnya membuatnya menghela nafas dengan berat.   … Satu malam telah mereka lewati dan akhirnya mereka kembali berjalan untuk mencari hutan yang mereka maksud, namun bukannya menemukan hutan, mereka hanya menemukan aliran sungai Issen yang secara kebetulan mereka melewati. “Issen” ucap Rezen pelan, ia berjalan menghampirinya dan menyentuh air sungai yang jernih itu, dahinya berkerut ketika dengan sayup-sayup ia mendengar suara isakan wanita tidak jauh dari sekitaran sungai tersebut, “apakah kalian mendengarnya?” tanya Rezen menoleh ke arah Abraham dan yang lainnya, “ya… isakan wanita” jawab Pangeran Taber pelan, “apakah sebaiknya kita cari asal suara itu, kakak??” diliriknya Pangeran Hanxi lan yang kini menganggukkan kepalanya, membuat mereka akhirnya berjalan menyusuri Sungai Issen untuk mendekati asal suara tersebut. Dan di sini lah mereka saat ini, berdiri menatap ke arah depan dimana seorang wanita yang terlanjang yang terduduk di tengah sungai Issen itu menangis dengan amat kencangnya, membiarkan separuh tubuhnya terendam oleh Air sungai yang jernih, “seorang wanita?” tanya Pangeran William menoleh ke arah Pangeran Hanxi lan yang mengerenyitkan dahinya dan kemudian menggelengkan kepala merasa ada yang ganjal di sana, “untuk apa seorang wanita berada di tengah hutan seperti ini dan dalam keadaan tanpa busana? Kurasa ia bukanlah seorang wanita biasa” jelas Pangeran Hanxi lan seraya merentangkan tangannya untuk menghalangi pandangan Pangeran William yang saat itu di nilai masih terlalu kecil untuk melihat pemandangan seperti itu, karena saat itu Pangeran William berumur tiga belas tahun dan Pangeran William yang memahaminya pun berbalik arah pandangan ke belakang, guna menghindari pemandangan yang ada di depannya itu, “Xi lan benar, dia bukanlah wanita biasa” ucap Pangeran Zhumon membenarkan penjelasan Pangeran Hanxi lan yang kala itu menoleh menatapnya cukup kesal, pasalnya yang boleh memanggilnya dengan nama Xi lan hanyalah dirinya sendiri dan sang ibunda, bukan orang lain apalagi seseorang yang tidak terlalu dekat dengannya seperti Pangeran Zhumon saat ini, dan lagi usia Pangeran Zhumon lebih muda satu tahun darinya, “lalu jika-jika wanita itu adalah monster, lalu kenapa dia menangis hingga seperti itu?” pertanyaan yang dilontarkan oleh abraham saat itu membuat mereka semua (terkecuali Pangeran William) kembali menoleh ke arah manita yang kini menangis dengan amat tersedu-sedu, saaangat menyedihkan, “apakah kita harus bertanya?” tawaran Pangeran Taber saat itu diberi anggukan oleh yang lainnya, “baiklah, Rezen… tanyakan!” mendengar perintah yang diucapkan oleh Pangeran Taber membuat mereka semua kembali menoleh menatapnya, “hei! Rezen adalah Kepercayaanku, kenapa kau malah memerintah dengan seenaknya?” tanya Abraham dengan nada kesalnya itu hanya diberikan sebuah kekehan garing oleh Pangeran Taber, “karena Rezen adalah orang yang kuat, dan kurasa dua prajuritku kalah darinya” jelas Pangeran Taber seraya menyunggingkan gigi-gigi rapihnya di hadapan Abraham yang kini menghela nafasnya dan menoleh ke arah Rezen yang ternyata sudah tidak berada di sampingnya, “Rezen??” tanyanya mencari-cari kemana dia pergi dan akhirnya kedua matanya menemukan ia tengah berada di dekat wanita itu dan berbincang dengannya yang masih menangis tersedu-sedu, merasa sebal ia pun segera menghampirinya bersamaan dengan yang lainnya, “kenapa dengannya?” tanya Pangeran Zhumon ketika ia berhenti tepat di samping Rezen dan berdampingan dengan abraham, Diliriknya sang Pangeran Clairchanter yang baru saha bertanya, “cermin yang ia miliki pecah begitu saja, dan dia mengatakan bahwa ia tidak akan bisa hidup lama tanpa cermin itu” jelas Rezen padanya, “hng~ bisakah kau membantuku untuk menyatukannya kembali??” pertanyaan yang dilontarkan oleh Monster wanita itu membuat Rezen serta keempat Pangeran minus Pangeran muda William yang berdiri jauh di belakang sana bersama dengan para prajuritnya itu, saat ini silih berganti menatap satu sama lain, dia kembali menangis tersedu-sedu setelah mengucapkan hal itu dan membuat Pangeran Taber merasa amat curiga padanya, “kurasa lebih baik kita tinggalkan monster ini, karena firasatku mengatakan bahwa membantunya merupakan hal yang buruk, aku takut jika ia akan melahap kita setelahnya” bisik Pangeran Taber pada keenam orang yang tengah berdiri di sekitarnya, dan ucapan sang Pangeran Scotlav itu pun diberi anggukan setuju oleh para pengawal mereka, dan kini kedua pandang Taber menoleh menatap Pangeran Hanxi lan yang mengangguk dengan ragu sebelum akhirnya berbalik arah untuk menghampiri Pangeran William yang berdiri jauh di sana, membelakangi mereka semua, “lebih baik jika kita memutarinya” gumam Pangeran Hanxi lan yang saat itu melenggang pergi meninggalkan mereka dan bahkan Pangeran Clairchanter pun kini menyusul langkah Pangeran Zhumon, ia seperti tidak tertarik untuk menolong sang Monster, namun tidak dengan Abraham yang masih senantiasa berdiri di tempatnya.  Kedua pandang Pangeran Taber kini menoleh menatap Abraham yang masih terdiam menatap sang Monster yang masih menangis tersedu-sedu karena sedih, “Ab!” panggilan Taber tidak di dengar olehnya, “Abraham!” panggilnya lagi namun ia tetap tidak menanggapinya, “Pangeran?” panggilan pelan dari Rezen hanya mendapatkan sebuah gelengan kepala dari Abraham yang masih menatap sang Monster dengan seksama, “kurasa aku harus menolongnya” mendengar ucapan dari Abraham membuat Pangeran Taber segera menggenggam lengannya dan menggeleng dengan cepat, “apa kau yakin?? itu berbahaya, Ab!” ucap Pangeran Taber dengan nada yang sedikit meninggi,  to be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD