Adik Ipar Laknat

1101 Words

"Kamu melamun terus, apa kamu ingin melihat mantan suami mu?" Aku menggeleng pelan. "Aku bukan memikirkan itu." Pak Akbar meraih ku ke dekapannya. Kami duduk di sofa di balkon pagi ini. Sarapan sudah terhidang di meja, dan kopi hangat milik Pak Akbar sudah wangi mengisi hidung ini. Namun milik ku tentu saja bukan kopi itu, melainkan s**u ibu hamil yang dibuatkan Pak Akbar untuk ku. "Lalu kamu memikirkan apa sayang?" "Aku hanya merasa bahwa manusia memang begitu cepat berubah. Aku juga jadi memikirkan apakah mas juga akan berubah?" Dia mengecup keningku. "Mas enggak akan berubah sayang. Ketika mas mencintai seorang wanita, maka selamanya mas akan mencintai wanita itu. Kecuali ..." "Kecuali?" "Kecuali jika wanita itu lah yang lebih dulu meninggalkan dan melupakan ku. Maka aku akan m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD