“s**t! Kau pembohong, Vall!” umpat Morgan sambil melempar layar monitor dengan bungkus rokok yang ada di atas meja kerjanya itu. Ia benci ketika mengingat masa lalunya yang indah bersama Vallen itu. Namun, entah mengapa akhir-akhir ini Morgan memang selalu saja sering teringat pada masa-masa percintaannya bersama Vallen dahulu. Apalagi, Vallen juga sering kali memberikan signal seperti menyuruh Morgan untuk mengenang masa-masa mereka itu. Morgan mengacak rambutnya dengan kasar dan berdiri dari kursi kebesarannya itu. Ia mengambil sebatang tembakau dan membakar ujungnya dengan korek. Ia berjalan ke arah balkon dan duduk di sebuah kursi berbentuk telur di sana. Ia memandang ke arah bawah dan terlihat suasana yang tidak pernah ia perhatikan sebelumnya. Suasana di bawah sangat indah dan men
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books