Sasmita nyaris terjerembab hanya karena kesibukannya menghindari Leon dan sampai membuatnya nekat berlari. Beruntung, Leon sigap menahan salah satu pergelangan tangan Sasmita. Terengah-engah, Sasmita menengadah. Ia mengatur napas sedemikian rupa demi meredam emosi yang langsung tersulut. Di sebelah Sasmita, yang langsung mencuri perhatian Leon tak lain sesuatu yang nyaris membuat wanita itu jatuh. Sepatu berhak cukup tinggi yang menjadi alas kaki Sasmita menjadi fokusnya. “Hei ... Leon, ini kamu kenapa lagi?” protes Sasmita lantaran Leon yang sudah jongkok di hadapannya, melepas paksa kedua kakinya. “Sepatunya jellek. Gara-gara sepatu ini, kamu nyaris celaka. Pak Harun, buang sepatu jellek ini dan cepat pesankan sepatu yang lebih nyaman. Ukuran tiga puluh delapan. Tidak pakai lama!” S