PART | 1

1542 Words
Clarissa Gadis berusia 20 tahun. Yang hidup merantau di Kota Jakarta, dia tinggil bersama bibi dan paman nya. Karena Sang Ibu sudah lebih dulu meninggalkan dunia ini, setahun yang lalu. Sedangkan Sang Ayah, pergi meninggalkan Clarissa begitu saja, demi menikah lagi dengan seorang janda kaya. Clarissa yang saat ini bekerja di sebuah Cafe yang berada di kota Jakarta. Sangat di sibuk kan dengan pekerjaan mengantar minuman serta cemilan kepada para pengunjung. Yah karena ini jam istirahat, jadi banyak para karyawan yang mampir ke cafe untuk mengopi atau bersantai- santai. Clarissa yang baru saja akan meluruskan kaki nya sejenak yang terasa pegal , karena dari tadi dia terus melayani para pengunjung yang datang ke The Star Cafe. Clarissa harus berdiri kembali untuk melayani segerombolan 3 pria tampan, berpakaian rapi dan berjas mahal, yang baru saja datang, dan mereka duduk di meja no 5. Gerombolan para pria tampan itu, adalah Gabriel Sang CEO, Julian sang asisten dan juga Aldo. Mereka bertiga bersahabat dari mereka masih duduk di bangku SMP dan sampai sekarang, mereka masih bersahabat baik. Gabriel, Julian dan juga Aldo, yang sudah duduk di meja no 5 , memanggil salah satu pelayanan, yaitu Clarissa. Clarissa yang merasa dirinya t'lah di panggil, dia segera bangkit dari tempat duduk nya dan berjalan menuju meja no 5 itu. Silahkan Tuan mau pesan apa sebari memberi buku menu kepada 3 sekawan itu. " Saya mau pesan Jus jeruk sama nasi goreng..! Pesannya jualin. " Dan saya Es Cafe, air mineral dan nasi goreng juga..! Pesannya Aldo. Dan Lu Bran mau pesan apa? Tanya Julian. " Saya kopi hitam, air mineral dan Steak Daging..! Oh yeah kopi nya jangan terlalu banyak gula..? Pesan nya Gabriel “Baik Tuan”. Kami akan mempersiapkan pesanan Anda. Mohon tunggu sebentar..? Jawaban nya Clarissa dengan sopan dan tidak lupa dengan senyum ramah nya kepada setiap pengunjung yang datang ke The Star Cafe. Setalah semua pesanan di catet oleh Clarissa, Clarissa pamit undur diri, kepada 3 sekawan itu, untuk segera mempersiapkan pesanan yang sudah mereka pesan itu. Dan 3 sekawan itu hanya membalas dengan anggukan pelan dengan kompak. Tiga sekawan itu saat ini sedang mengobrol dan membahas pekerjaan, tak lupa mereka juga membahas para kekasih nya masing-masing, sebari menunggu pesanan mereka datang. Gabriel, Julian dan Aldo mereka sudah memiliki kekasih, namun kekasih Gibran berada di luar negeri, Kekasih Gibran bernama karamoy, mereka sudah berhubungan 2 tahun lamanya. Dan karamoy saatini melanjutkan kuliah nya ke di Jerman. Sedangkan kekasih Julian seorang dokter. Dan kekasih Aldo sekertaris nya sendiri. Yah Aldo tidak bekerja di perusahaan Gibran, Aldo meneruskan perusahaan keluarga nya. Hanya Julian yang bekerja di perusahaan Gabriel dan menjadi asisten nya itu. Beberapa menit kemudian, datang lah makanan yang mereka pesanan. Yang dibawah oleh Clarissa dan yang di bantu temen nya, karena pesan yang Gabriel, Julian dan Aldo lumayan banyak. Sehingga Clarissa membutuhkan sabahat nya untuk membantu membawakan pesanan tiga sekawan itu. Clarissa menaro makanan dan minuman itu dengan penuh ke hati-hatian. Saat Clarissa akan menaruh secangkir kopi panas itu, tak sengaja sahabat menyenggol tangannya Clarissa yang sedang menggengam Cangkir kopi panas yang akan dia taruh di meja itu, sehingga kopi panas itu tumpah mengenai tangan Clarissa. Sontak Clarissa langsung menjatuhkan Cangkir kopi itu. Gabriel yang berada di samping nya langsung berdiri dan reflek memegang tangan Clarissa yang sudah memerah sedikit melepuh. Gabriel langsung memarahi sabahat nya Clarissa. "Kamu bisa bekerja tidak si, bentak Gabriel kepada sabahatnya Clarissa, Lily. " " Maaf kan saha Tuan..! Saya tidak sengaja, sumpah Tuan. Jawab nya lily dengan wajah ketakutan. " Cla aku minta maaf, sumpah Cla aku tidak sengaja. Dengan mata yang sudah berkaca-kaca itu. Clarissa yang melihat sabahat itu di bentak oleh pria di depan nya dan tidak dia. Kenal, Clarissa membentak nya kembali. " Maaf Tuan, lepaskan tangan Anda.?! Gabriel yang dari tadi masih tidak sadar telah menggenggam tangan Gadis de depannya itu langsung melepaskan nya. Dan Anda tidak perlu membentak sahabat saya seperti itu. Lanjut Clarissa, " Dia tidak sengaja. Lagi pula saya tidak apa-apa.!" Dan saya meminta maaf kepada Anda atas kecerobohan saya. Ini salah saya bukan salah sabahat saya. Sekali lagi saya minta maaf, nanti akan saya ganti kopinya dengan yang baru. Ucap nya " Tidak apa-apa bagaimana, lihat tanganmu merah dan melepuh ulah temenmu itu yang ceroboh dan tidak bisa bekerja. Lalu kamu bilang tidak apa-apa. Gabriel medengus kesal dan memalingkan wajah nya ke sebrang kiri. Julian dan Aldo yang melihat sabahatnya itu beradu mulut, langsung memisahkan nya dan menepuk-nepek bahu sahabat itu, untuk memenangkan amarah nya itu" Sudah Bran,. " Lebih baik kita lanjutkan makan ayo..? " Ajak nya Julian. Gabriel terdiam dan masih mematung melihat ke arah Gadis itu yang masih berdiri di sebalah kanan nya. Gabriel melirik ke tangan Clarissa yang memerah. Gabriel pun duduk kembali ke tempatnya dengan raut wajah yang masih sangat marah. " Yasudah kalian boleh pergi. Usir Julian kepada Clarissa juga sahabat Lilly. " Baik Tuan, sekali lagi kami mohon maaf, karena sudah membuat Anda tidak nyaman dan maafkan juga atas kecerobohan kami..! Jawab nya Clarissa." Iya tidak apa-apa, jualin dan Aldo menjawab dengan berbarengan. Sedang Gibran jangan tanyakan lagi. Dia masih dengan wajah kesal. Dia tidak menjawab sama-sama sekali atas ucapan Clarissa. Clarissa dan Lilly pamit pergi, dan mereka meninggalkan meja no 5 itu. Beberapa menit kemudian 3 sekawan itu sudah selesai dari makan siang nya. Dan saat ini mereka sudah kembali ke kantor nya. Semenjak sepulangnya dari Cafe. Gabriel terus saja memikirkan Gadis itu. Saat berada di cafe, Gabriel juga tidak menghabiskan makan siang nya, dan hanya makan 3 suapan saja. Karena dia sudah tidak berselera untuk makan siang nya itu. Julian yang melihat sahabatnya dari tadi diam saja. Dia membuka mulut nya untuk menanyakan nya pada Gabriel. Apa yang sedang pikir nya saat ini. " HEY BOS..? Bentak Julian. Menyadarkan Gabriel dari lamunan nya itu. Dari tadi gue perhatian, lu diam aja, kenapa..? Huh " Ada yang sedang lu pikiran!? Apa jangan-jangan lu mikirin Cewek yang di cafe tadi..? Tebak Julian. Gabriel yang mendengar Ucapan Julian. Dia menatap ke arah depan , dimana Julian yang sedang duduk di atas sofa nya itu. Lalu Gabriel menjawab Ucapan sahabat itu. " Iya gue dari tadi memikirkan gadis itu terus. Gabriel selalu berkata jujur kepada para sahabat nya itu. Pun dengan Julian dan juga Aldo, mereka selalu jujur dengan masalah apapun. Tidak ada rahasia-rahasia lagi untuk 3 sekawan itu. " Hayo loh..! Jangan-jangan lu udah kepincut sama tu cewek yang di cafe tadi. Terus Karamoy , mau lu kemanain. Dengan nada ledeknya itu. " Entahlah gue merasa sudah tidak cocok lagi dengan karamoy, karena gue merasa ada yang di sembunyikan dari gue Do..! Maksud Lu, ada yang di sembunyikan gimana, gue belum paham dengan perkataan lu Bran..! " Yeah. Gue merasa Karamoy pergi ke Jerman dan kuliah disana hanya untuk menyusul dan bertemu dengan mantan pacarnya. Karena gue pernah mendengar percakapan dia lewat telepon dengan Jonathan matan pacar nya itu. Julian yang mendengar perkataan sahabat nya itu , tentang Karamoy sudah tidak kaget lagi. Sebab Jualin punsudah pernah melihat dengan mata kepala nya sendiri, Jika karamoy, kekasih sahabat itu sedang bermesraan dengan Jonathan di dalam mobil. Hanya Julian belum memberi tahu pada Gabriel, tentang kekasih nya itu. Setelah mereka menghabiskan obrolan nya tampa melakukan pekerjaan nya. Gabriel dan Julian pun pulang, meninggalkan gedung pencakar langit itu. Karena hari sudah akan masuki waktu maghrib, sebelum adzan maghrib mereka sudah harus sampai rumah. Sementara Clarissa yang sudah pulang dari tadi semenjak kejadian tadi siang yang menimpa nya di cafe. Clarissa meminta izin kepada atasnya untuk meminta pulang duluan, dan untung saja atasnya memberi izin kepada Clarissa untuk pulang duluan. Clarissa yang berada di kamar nya, sedang merasakan panas dan perih di tangan itu . Sang bibi yang mengetahui keponakan terkena musibah langsung memeberikan nya obat perada nyeri, dan mengoleskan salep ketangan Clarissa yang sudah mulai sedikit melepuh dan membengkak. Bibi dan paman nya begitu menyayangi Clarissa, keponakan satu-satunya yang sudah di tinggal pergi oleh Ibu nya kakak kandungnya bi Reni. Mereka tidak ingin keponakan cantik itu terjadi apa-apa. Sebelum Ibu nya Clarissa meninggal. Sang bibi sudah di amanahkan oleh Ibunya Clarissa, kakak kandung nya itu. Untuk menjaga dan merawat Clarissa, dengan sepenuh hati, dan menyayangi nya seperti anak kandungnya sendiri. Sang bibi dan paman nya yang belum mempunyai anak, tentu mereka dengan sehati merawat Clarissa. Karena mereka hampir 5 tahun menikah, namun belum juga berikan kepercayaan seorang anak kepada mereka. Bibi Reni dan paman Andi. Setelah sang kakak meninggal, Ibu kandungnya Clarissa, mereka langsung menjemput dan membawa keponakan itu ke Jakarta untuk di urus nya. Sesuai yang di amanahkan oleh Ibunya Clarissa. Walapun masih ada Ayah nya, Namun pria itu, Ayah kandungnya Clarissa tidak mau mengurus anaknya kandungnya sendiri. Clarissa yang sangat di sayangi oleh Bibi dan paman nya, tentu sangat menyayangi Bibi dan Paman itu. Dia juga sudah menganggap Bibi dan Paman seperti orang tua kandang nya. Sehingga Clarissa tidak ingin kecewakan mereka yang sudah merawatnya. Malam sudah semakin gelap,Clarissa sudah berada di alam mimpinya. Namun berbeda dengan Gabriel, pria tampan itu. Justru malam ini dia tidak bisa memejamkan kedua bola mata nya. Karena dia terus saja memikirkan Gadis itu, yang dia belum tau siapa namanya. Hah " Lama-lama gue bisa gila di buat nya. Ucap nya Sebari mengacak rambut kepala nya itu. ********

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD