Reiner tidak Bohong

1089 Words

Barulah saat itu Jasmine mencampakkan ponsel Reiner, lalu menoleh pada lelaki di sampingnya yang berada begitu dekat. "Aku ... aku belum bisa memutuskannya sekarang. Bisa beri aku waktu untuk berpikir?" Jasmine meragu. Reiner mengangguk, tersenyum. "Oke. Tidak apa-apa. Kamu bisa pikir-pikir lebih dulu. Atau mau cari Psikiater lain juga boleh, nanti aku carikan untuk kamu," ujar Reiner pelan. Dia tidak ingin memaksa Jasmine. "Bukan masalah siapa Psikiaternya, Reiner," jawab Jasmine lengkap dengan ketenangannya seperti biasa. "Tapi kesiapan dari diriku sendiri. Aku butuh waktu." Reiner kembali mengangguk. Dia baru akan berbicara, saat suara ketukan high heels menyapa indera pendengaran mereka dari arah belakang. "Reiner ... aku sudah selesai. Pulang yuk!" Nadira menyembunyikan kekesalan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD