POV AZALIA
"heh! perempuan gak tau diri bangun kamu!!"
Byurrr!! bagaikan bermimpi kecebur kolam aku seketika bangun, tubuhku basah kuyup bahkan sofa tempat ku tidur juga ikut basah,
"gila kamu yah!!" ucapku kesal, Rosa berdiri tepat di hadapan ku tangannya membawa sebuah ember yang pasti itu ember yg dia pakai untuk menyiramkan air kepada ku, gak tau setan jenis apa yang merasuki orang gila satu ini, jam enam pagi dia datang dan menyiramkan air kepada ku rasanya ingin ku cakar saja wajah judesnya itu,
"kamu yang gila!! gara gara kamu mas Dian nampar aku, seumur hidup aku gak pernah di tampar sama laki laki apa lagi sama orang yang aku cintai, tapi gara gara kamu yah perempuan mandul gak tau diri aku harus ngerasain sakit!" Rosa mengomel sambil menjambak rambutku dengan brutal
"aaah sakiitt dasar gila.. mas Diaaaaann" teriakku memanggil Mas Dian, dan benar saja terdengar suara sahuttan dari lantai satu,
"zaliaa.. ada apa?" dan suara langkah berlari menaiki anak tangga terdengar jelas,
Rosa seketika berhenti menjambak rambutku dan gilanya dia malah menjatuhkan dirinya kelantai bahkan sengaja membenturkan lututnya keujung meja kayu jati yang ada di sampingnya,
Akupun syok melihat apa yang dia lakukan, apa apa'an perempuan gila ini mau memfitnah aku kah dia?
"Ada apa Zalia?" ucap Mas Dian dengan nafas terengah engah masuk kedalam ruangan kerja tersebut,
Dan benar saja Rosa langsung berakting kesakittan,
"awww.. Mas tolong aku Mas.." ucap Rosa yang masih terduduk di lantai,
melihat itu Mas Dian pun panik dan langsung menghampiri Rosa,
"kamu kenapa? tanya Mas Dian sambil memeriksa apakah ada yang luka pada tubuh Rosa
"Dia mas.. Zalia sengaja ngedorong aku.. padahal aku niat baik mau bersihin ruangan kerja kamu ini karena aku liat ada banyak debu, pas aku masuk aku kaget liat dia tidur di sofa dan aku gak sengaja jatuhin ember airnya kena dia, aku udah minta maaf dan berusaha ngejelasin tapi dia malah teriak terus ngedorong aku sampek jatuh liat kaki aku sampai biru gini, perut aku juga sakit banget aku takut ada apa apa sama calon anak kita mas.." ujar Rosa sambil menangis tersedu sedu
Waah kalau dia cashting sinetron kumenangis indosiar pasti di jamin lulus nih orang,
"mudah mudahan gak apa apa sayang, kita kedokter aja" ucap Mas Dian membantu Rosa berdiri dan mendudukkannya di sofa, lalu menghampiriku dengan wajah menahan marah, aku gak bisa memprediksi apa yang akan Mas Dian katakan padaku yang jelas saat ini aku sangat ingin melempar wajah Rosa dengan ember tadi,
"Zalia! Mas tau kamu benci sama Rosa, Mas tau kamu blm bisa memaafkan mas, tapi gak gini caranya.. Rosa berniat baik mau bantu kamu ngerapihin rumah ini dia numpahin air itu gak sengaja dan Rosa juga udah minta maaf tapi kenapa kamu malah mencelakakan Rosa padhal kamu tau kalau Rosa itu lagi hamil, Mas tau sekarang kamu udah gak nganggap mas lagi sebagai suami tapi yang mas tau Azalia itu gak sejahat ini!" ucap Mas Dian matanya tajam menatap ku,
"kamu percaya mas sama semua yang Rosa bilang?"
"Zalia.. kamu kenapa sih jahat banget sama aku? aku tau aku salah tapi anak yang ada di kandungan aku gak tau apa apa.., awww mas sakit banget perut aku sakit banget" Lagi lagi Rosa bersandiwara,
"tenang sayang.. kita kerumah sakit sekarang" ucap Mas Dian panik lalu buru buru menggendong Rosa, namun sebelum keluar dari ruangan ini Mas Dian sempat menatap tajam ke arah ku,
"kalau sampai ada apa apa sama Rosa dan kandungannya, Mas gak akan segan segan sama kamu! kamu seharusnya bisa berfikir lebih realistis Zalia kamu mandul & tidak bisa memberiku keturunan tapi Mas masih berusaha menerima juga memperbaiki hubungan ini tapi Mas rasa, Mas salah!!" ucapnya tajam lalu keluar sambil membopong Rosa ke luar dari kamar,
Aku terduduk, badan ku masih basah kuyup dan rambutku acak acakkan karena ulah wanita gila itu kata kata mas Dian masih terngiang ngiang di kepalaku ntah kenapa ada rasa perih saat mendengar kalimat "kamu mandul" yang keluar dari mulut Mas Dian membuatku merasa perih,
Padahal selama ini aku selalu di maki oleh Ibunya juga Rosa dengan kata itu aku tidak pernah merasa sakit seperti ini,
Tadi malam dia baru menampar Rosa karena mengatakan kata "Mandul" tapi pagi ini dia malah mengatai ku dengan kata sial itu,
Rosa benar benar hebat bisa membalikkan keadaan dengan bakat aktingnya dan Mas Dian terlalu bodoh dengan mudahnya percaya,
Seperti orang yang tak bertenaga aku bangkit dari sofa dan masuk kekamar, menarik handuk lalu mandi, ntahlah rasanya benar benar tidak enak mendengar kata kata itu dari mulut Mas Dian, apa aku benar benar Mandul?? sesial inikah takdir yang aku terima? bagaiamana kedepannya aku bisa bahagia jika tak bisa melahirkan seorang anak pun,
Pria mana yang akan menerima wanita yang tak bisa memberi anak? smentara sumber kebahagiaan sebuah keluarga adalah kehadiran seorang anak, bahkan mungkin jika aku memberitahukan tentang ini kepada Rei pasti dia juga tidak akan bisa menerima,
Aku memang belum pernah cek ke dokter, karena sejujurnya aku juga takut menerima kenyataan jika diriku ini mandul, aku selalu takut membayangkan saat dokter memvonis aku tidak bisa hamil,
Air mata ku jatuh di bawah guyuran shower aku menangis tanpa suara meratapi takdir yang menyebalkan ini,
Masikah ada cara untuk aku bahagia di masa depan?? kedua orang tua ku pergi untuk selamanya, kakak laki laki ku di khianati bahkan saat dia sedang kritis, di permainkan oleh pria yang aku cintai dengan tulus, di khianati oleh kakak ipar dan keponakkan sendiri, di benci ibu mertua, dan tak bisa mengandung anak..
"Akhhhhh rasanya kesal sekali" Batinku berteriak sungguh rasanya ingin marah tapi tak tau harus menyalahkan siapa.
setelah selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dan segera berpakaian hari ini aku harus pergi ke agency ada pemotrettan dan shooting iklan untuk pure beauty,
Aku berusaha menenangkan diriku mencoba untuk bersemangat hari ini, aku memelih outfit simple, kemeja dengan motif garis garis hitam putih dan celana jeans biru dengan detail robekkan kecil di bagian paha lalu ku padukan dengan sandal heels tinggi berwarna putih, rambut kuikat rapih kebelakang dan kulengkapi penampilan hari ini dengan kalung bermata berlian kecil dari Bulgari,
setelah selesai berdandan aku mempersiapkan tas dan memasukkan barang yang aku perlukan hari ini kedalam tas saat akan memasukkan handphone ke dalam tas aku melihat notificasi chat dari Rei yg masuk satu jam yang lalu berarti dia chat di jam setengah enam,akupun membuka chat itu,
"Bidadari maaf yah hari ini aku gak bisa anter kamu ke tempat kerja, karena ada pekerjaan mendadak kamu taulah kerjaan aku hihihi, tadinya aku mau telfon tapi takut ganggu bobok cantiknya si nona bidadari.. jangan lupa sarapan yah yang semangat hari ini sore nanti aku jemput okey i love u"
Hmmmm aku menghela nafas lalu kembali memasukkan handphone itu ke dalam tas dan keluar dari kamar, sebelumnya aku sudah menyiapkan pakaian dan perlengkappan kerja Mas Dian aku fikir aku harus tetap terlihat baik setidaknya buat dia sedikit merasa bersalah ntah ia atau tidak kita lihat saja nanti,
Aku menuju dapur mengabil buah apel lalu memotong montongnya tipis kemudian ku simpan ke dalam louncbox untuk sarapan di taxi nanti,
Setelah selesai menyiapkan sarapan aku berniat memesan Taxi online namun saat itu juga Eren menelfon aku pun segera mengangkatnya,
"hallo Ren apa nih pagi pagi udah nelfon?"
"gw di depan rumah lo nih.. berangkat kerja bareng gw yah soalnya gw mau sekalian ada urusan di prusahaan deket agency lo"
"what? kamu udah di depan Ren?
"iyah.. lo udah siap2 kan?
"udah udah.. okeh aku keluat nih"
Aku mematikan telfon dan dengan cepat berjalan keluar, benar saja mobil Eren sudah ada di depan gerbang
"Baru aja aku mau pesan taxi eeeh kamu nelfon.. heran selalu kebetulan gini" ucap ku dan masuk kedalam mobil
"bukan kebetulan Lia.. tapi emang keberuntungan lo bagus banget sih gw aja iri ama keberuntunga lo" ucap Eren sambil perlahan melajukan mobil
"lah kenapa juga iri sama keberuntungan ku, gak kebalik tuh?"
"hahahaha.. uda ah lupain cuma bencada gw" tutur Eren di akhiri nyengir kuda ke arah ku,
"gak jelas banget deh kamu" cetus ku geleng geleng dengan kelakuan Eren,
"keberuntungan apa juga yang bisa di iri'in dari aku? hahaha" gumam ku dalam hati lalu membuka louchbag dan mengeluarkan kotak makan berisi apel yg ku potong potong tadi walau hari ini perasaan ku sedang nano nano aku tetap harus sarapan shooting dan pemotrettan iklan hari ini harus berjalan baik tidak boleh ada kesalahan apapun.
"kamu udah sarapan Ren?" tanya ku sambil membuka kotak makan
"udah lah.. gila aja gw jam segini belum sarapan, lo cuma sarapan apel doang?"
"iya nih gak mau sarapan berat pagi pagi"
"kalo gw mah sarapan gituan ama Bos gw langsung di omelin "Eren! sarapan itu harus bergizi karbohidrat,protein dan seratnya harus lengkap jangan sok sok diet, pekerjaan kita itu harus extra tenaga dan fikiran jadi tubuh harus di kasih asuppan yang pas!" hahaha cerewet bgt punya Bos padhal cwek itu penting jaga berat badan" tutur Eren tertawa sendiri setelah menirukan perkataan Bosnya,
"bener tuh.. Tapi enak dong punya Bos yg perhatian ama karyawannya.. pasti Bosnya udah berumur makannya rada bawel" ucapku juga merasa lucu membayangkan sosok Bosnya Eren
"berumur apa nya Lia, usianya cuma beda dua tahun sama kita.. tapi itulah takdir hidupnya mulus banget dari lahir namanya udah tercatat sebagai pewaris prusaha'an syukurnya dia bukan kayak anak anak org kaya yang pada songong ngebanggain harta orang tua, emang humble banget sih orangnya mana ganteng lagi hahaha" ujar Eren menceritakan tentang Bosnya
"waah.. udah kaya di film film Drakor yang jama Kuliah dulu kita sering nonton itu ya Ren, seorang direktur muda yg super ganteng and humble pewaris perusahaan ayahnya terus di sukai sama banyak perempuan, eh kalau gitu kenapa gak coba kamu dekettin aja siapa tau jodoh nya kamu Ren" mendengar kata kataku Eren malah terbatuk batuk,
"Lia.. pliss bukain botol minum gw itu kesedak gw" ucap Eren menunjuk Botol minum kecil berwarna ungu miliknya, aku pun segera membukakan botol itu dan memberikannya pada Eren
"kenapa sih Ren gak makan apa apa juga kq bisa kesedak kaget aku kamu tiba tiba batuk gitu"
"gw yang kaget lo suruh dekettin Bos gw.. ada ada aja lo, lagian dia itu udah punya calon bini cantik banget malah tu calonnya mana bucin banget lagi tu si Bos ama calonnya, sampek sampek dia rela asisten terbaiknya di suruh untuk jagain calonnya Bahkan pas lagi ada metting penting duuh sosweet banget dah, kejauahan mimpinya gw kalo ngarep berjodoh ama cwok kayak dia" ujar Eren sambil fokus menyetir
"Bener bener kayak cwok cwok yang di Drama korea banget ya Ren.. hahaha tapi gak salah loh kalo kita mimpi dapat jodoh kayak dia walau bukan dia orannya, kamu sih enak Ren masih bisa bermimpi punya pasangan dan kehidupan sempurna di masa depan lah aku kalaupun nanti aku bercerai dengan Mas Dian apa masih ada laki laki sempurna yang mau nerima permpuan janda yang nasibnya gak karuan di pernikahan sebelumnya hahaha miris banget" ucap ku sambil menatap kearah jalan tiba tiba Eren menggenggam tangan kanan ku,
"ngomong apa sih lo, udah gw bilang keberuntungan lo itu terllu bagus jangan sok minder deh"
"keberuntungan apa sih Ren? ya kamu kan tau sendiri gimana hancur nya aku sekarang..
"udah lah percaya sama gw.. yang terpenting sekarang lo fokus sama apa yang lo kerjain, dan gw harap lo cepet ambil keputusan buat ninggalin laki laki gila yang matanya gak sehat itu punya istri sesempurna lo malah di sia siakan gak tau apa yah ada laki laki sempurna yang siap nerima permpuan yang dia siasikan ini"
"mmmhh.. makasih ya Ren walau pun itu cuma kata kata supaya aku semangat yaaah semoga aja ada keindahan kedepannya"
Eren hanya menoleh sebentar ke arah ku sambil tersenyum lalu kembali fokus menyetir, hingga akhirnya kami tiba di depan gedung Agency
"Makasih ya Ren udah mau nganterin maaf nih ngerepottin kamu terus, ntar sore kalo kamu gak sibuk aku pengen traktir kamu makan"
"boleh boleh.. ntar sore gw jemput yah telfon aja kalo lo udah selesai gw bakal langsung meluncur kemari"
"bener nih?
"iya bener.. tapi inget yah traktir gw mau makan banyak hehehehe
"iyah iyah.. oke deh klo gitu aku turun dulu bye"
"bye"
Akupun turun dari mobil, dan mobil Eren pun kembali melaju, Aku segera masuk kedalam gedung menuju ruanganku sebenarnya hanya model model senior yang bisa punya ruangan pribadi di sini, ntah karena alasan apa Lorenz memberiku ruangan pribadi, itu juga yang membuat banyak model senior atau yang setara dengan ku menjadi iri dan juga banyak yang sok baik mendekati ku mengira aku ini adalah org special nya Lorenz,
Bahkan banyak yang mengira aku berasal dari anak orang kaya raya yang membayar mahal juga berkonstribusi pada agency ini,
Padahal aku juga bingung kenapa bisa mendapatkan semua ini, mulai dari pelatihan langsung oleh Lorenz & Bella lalu punya privat room, bisa jadi model katalog gaun dan baju karya Lorenz yang sbenarnya para model junior harus berkompetisi untuk jadi yang terbaik agar bisa tampil di katalog karya Lorenz,
Tapi nyatanya aku tak perlu berkompetisi, sejujurnya aku merasa sangat tidak nyaman sampai sampai aku berfikir jika sebenarnya aku ini tidak berbakat dalam bidang modeling, tapi saat aku mengutarakan ke heranan ku pada Bella, Bella malah menjawab jika Lorenz benar benar takjub dengan talenta yang aku punya mulai dari wajah yang cantik hingga bentuk tubuh yang katanya sempurna,
Bella juga bilang pada ku untuk jangan menggubris omongan mereka yang tidak suka pada ku, Lorenz tidak akan pernah salah memilih dan dia tidak main main dalam keprofesionalan Lorenz tidak akan memandang status untuk menjadi orang yang di percaya dan special di matanya tapi lorenz selalu melihat dari bakat dan Talenta,
Sejak itu aku selalu percaya diri dan tak lagi menggubris omongan yang tidak menyenangkan tentang ku, aku malah bersyukur bisa mendapat kesemapattan emas ini dan berlatih,belajar dengan giat dan nyatanya aku bisa mendapatkan kontrak dengan Brand kecantikkan yang saat kompetisi kami di nilai oleh ahli dari pihak pemilik Brand.
Aku sampai di ruanganku, ruangan yang lumayan luas dengan dua bagian, bagian depan ruangan itu berdinding & berpintu kaca tebal yang transparant di ruangan transparant itu terdapat sofa dan meja lalu di ruangan selanjutnya itu lebih privat isinya adalah meja rias yang penuh peralattan make up juga baju baju yang akan kita pakai,
Ruangan ini hanya bisa di buka oleh si pemilik ruangan benar benar privat mungkin untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan karena di dunia model yang notabenenya di d******i dengan wanita pastilah para profesional sudah faham jika akan ada kecemburuan atau pertengkaran satu sama lain
"Zalia ini baju baju yang perlu kamu pakai and tuh zizi udah dateng jadi kamu harus siap siap sekarang juga karena satu jam lagi pemotrettan di mulai, sesuai kesepakattan kemarin kita pemotrettan indor dan untuk syuting iklannya ada bagian yang di ambil di outdor oke Cheers today, hope this is the perfect first job for you good luck aku tunggu di studio satu" tutur Bella lalu pergi,
Dua orang yang satunya adalah Zizi Mua paling banyak penggemar di agency ini dan satunya adalah Tias asisten Zizi,
"oke ayok kita mulai sekarang" seru Zizi
"oke.. duh deg degkan banget aku.." ucap ku yang memang sedikit berdebar lantas ini adalah project pertama ku, kemarin aja pas kompetisi aku deg degkan parah apa lagi hari ini??
"tenang aja kamu pasti bisa.. kemarin aja aku liat hasil fthoshoot and syuting mu bagus bagus banget iri dech sama model yang sempurna kayak kamu gak cuma cantik tapi juga bertalenta" ujar Zizi sambil mengutak atik peralatannya,
"Ammin dech mudah mudahan semua berjalan lancar" sahut ku
"iyaah percaya diri aja"
Zizi pun mulai melakukan pekerjaannya yang memang sangat ahli dalam memakeup, kali ini makeupnya dibuat senatural mungkin bahkan seperti tidak bermakeup kata Zizi ini namanya tekhnik makeup no makeup,
"untung kulit kamu itu emang udah bagus mulus putih gak ada bopeng sama sekali jadi cuma di pake'in cusion aja udah perfect banget" ucap Zizi sambil memeriksa setiap sudut wajahku,
"masa sih? padahal aku jarang perawattan di salon bahkan selama dua tahun aku sama sekali gak pernah ke salon"
"what! no way!.. dua tahun kamu gak pernah ke salon?" seru zizi terkejut
"iyah serius.. aku cuma pakai perawattan alami aja di rumah pakai masker buah buahan yg di buat sendiri" jawabku jujur
"waaaahh.. im syok gimana bisa perempuan secantik kamu gak pernah ke salon? aku pikir kamu itu selalu treatment2 mahal di salon salon mewah bahkan aku selalu kira kamu sering ngelakuin perawattan di luar negri" ujar Zizi masih spechlees
mendengar itu akupun tertawa kalau aku bisa melakukan semua itu gak tau bakal seperti apa penampilan ku, menikah dengan manager prusahaan besar bergajih fantastis tapi sayang gak bisa melalukan apapun yang aku inginkan karena si tuan managger itu lebih memilih memanjakan dan menghamburkan uang untuk kecantikkan dan kebahagiaan wanita idamannya, huh!
??????????????????
POV Dian
Pagi ini aku benar benar di buat panik dan kesal dengan sikap Zalia bisa bisanya dia mencelakakan Rosa padahal dia tau kalau Rosa itu sedang hamil,
Syukurnya tidak ada apa apa dengan Rosa dan Bayi yang ada di kandungannya bahkan tadi aku dapat melihat potret janin mungil di dalam rahim Rosa saat pemeriksaan dengn USG tadi,
melihat itu hati ku menghangat aku akan menjadi seorang Ayah rasanya memang mendebarkan sekali terlebih itu anak dari wanita yang ku cintai yaitu Rosa
Setelah mengantar Rosa kerumah sakit aku pun segera kekamar sebenarnya aku merasa bersalah telah berkata hal yang pasti sangat melukai hati Zalia aku ingin meminta maaf dan menjelaskan jika tadi aku hanya sedang emosi tidak bermaksud mengancam juga menyakitinya,
Namun saat aku ke kamar Zalia sudah tidak ada di lantai bawah tadi juga tidak ada berarti Zalia sudah pergi bekerja, aku melihat pakaian dan perlengkappan kantor ku sudah tersedia dengan rapih seperti biasanya di atas kasur melihat itu aku jadi semakin bersalah,
Karen hari ini ada meatting penting aku buru buru mandi dan bersiap aku tidak boleh telat apa lagi ini berurusan dengan direktur Anabatic yang masih sangat muda namun kelewat disiplin dan ntah kenapa saat berbicara dgn ku dia seperti sengaja untuk terlihat tegas juga kemarin dia menyindir halus diriku yang terlihat tidak bersemangat bahkan kadang saat bertemu dengannya aku merasa jika dia punya dendam pada ku,
Tapi itu hanya perasaan ku saja, orang orang muda memang suka merasa hebat apalagi dia adalah direktur skaligus pewaris satu satunya perusahaan Anabatic dan yang aku tau dia juga mewarisi perusahaan ibunya yang bergerak di bidang property yaitu PT Astra land yg menjadi perusahaan property terbesar kedua di indonesia, wajar saja jika dia merasa hebat dan tak heran jika banyak prusahaan yang berusaha mendekatinya termasuk perusahaan kami,
Aku sangat beruntung bisa menjebolkan kerja sama dengan perusahaan Anabatic dan perusahaan akan memberiku saham yang luamyan jika kerja sama ini berjalan dengan baik hingga akhirnya maka dari itu aku harus sabar dan harus serius
Walau fikiran dan hati ku di penuhi dengan berbagai hal tentang Rosa dan Zalia yang kadang benar benar tak bisa ku sembunyikan
Setelah memastikan Rosa beristirahat di kamarnya aku pun berangkat ke kantor aku tidak sempat sarapan karena tidak ada yang menyediakan sarapan untuk ku hari ini, biasanya Zalia sellu menyiapkan sarapan untuk ku,
Namun mengingat kejadian tadi pagi aku juga tak berharap banyak pada Zalia, aku sungguh menyesal telah berkata sekasar itu padanya tadi, setelah pulang nanti aku akan meminta maaf padanya,
15 menit bekendara akhirnya aku sampai di kantor akupun segera bergegas masuk ke dalam gedung beberapa karyawan menyapaku dengan sopan seperti biasanya.
Dania asistenku yang sepertinya sudah menunggu ku itu segera mengambil tas kerja ku lalu kami berjalan menuju ruangan metting.
"direktur Reichard sudah datang?" tanya ku pada Dania sambil berjalan menyurusi koridor menuju ruang metting
"belum pak, cuma pak maichel dan pak do yun sudah stanby di ruang metting" jawab Dania
"huff syukurlah saya gak telat" sahut ku singkat
kami pun masuk keruangan metting dan benar saja di sana sudah berkumpul para managger dan juga direktur perusahaan yaitu pak maichel
kim do yun selaku utusan pusat juga sudah ada di sana aku tau kalau mereka pasti akan menyinggung ku karena telat tapi yah mau gimana lagi aku punya urusan mendesak di rumah,
Walau malu sebenarnya dengan setatus sebagai the best managger di prusahaan pusat ini harus tercoreng karena dua kali telat datang tapi selagi direktur PT Anabatic itu belum datang aku tetap tenang.
Kali ini Mereka tak berkata apapun hanya memandangku sinis saja aku berusaha mengabaikan mereka dan bersikap tidak terjadi apa apa hanya menyapa mereka semua dengan ramah lalu duduk dan berpura pura sibuk memeriksa berkas berkas.
Sepuluh menit kemudian Direktur Reichard itu datang bersama orang orangnya kami pun segera berdiri untuk menyambut dengan hormat, dari empat orang yang datang bersamanya aku kenal satu di antara mereka seorang wanita muda sepantaran dengan Zalia yah dia Eren sahabat Zalia kemarin marin dia tidak ikut hadir saat metting tapi hari ini dia datang.
mungkin jika dulu aku tak menjebak Zalia sekarang pasti Zalia sudah seperti Eren, wanita berbakat dgn karir pekerjaan yang cemerlang di usianya yang masih semuda itu sudah mendapat jabattan tinggi di kantornya.
Awalnya aku kira dia hanya asisten biasa tapi ternyata dia adalah skertaris pribadi Direktur Reichard juga aku dengar dia di angkat langsung oleh presedir Hans pemilik/founder PT Anabatic untuk skertaris pribadi anaknya karena ke ulettan dan prestasi kerjanya dia bahkan sudah memenangkan banyak tender.
"selamat pagi semuanya maaf saya telat" ucap direktur Reichard
"ooh tidak apa apa pak anda tidak telat hanya kami saja yang memang sengaja untuk bersiap sejak awal" sambut pak maichel
Direktur Reichard itupun duduk dan metting pun di mulai, semua berjalan lancar hingga akhirnya suasana metting menjadi hening ketika ternyata salah satu berkas persentase penting milikku tidak ada, aku panik begitu juga dengan Dania yang segera memeriksa tas kerja ku juga map map yg ada di tangannya bahkan Dania harus keluar ruangan untuk mencari berkas itu di ruangan kerja ku,
Jantung ku berdebar gak karuan Berkas itu adalah berkas yang penting untuk metting hari ini tapi kenapa malah menghilang?
lima menit keluar Dania pun kembali dengan wajah cemas dan paniknya Dania menggeleng dan aku faham maksud itu,
"Pak Dian ini bagaiamana sih rapat sepenting ini tapi malah kehilangan berkas, Direktur Reichard mohon maaf atas kesalahan ini" ujar kim do yun sambil membungkuk memohon maaf.
melihat itu akupun ikut membungkuk memohon maaf begitu juga dengan Dania, benar benar panik bagaimana jika Direktur super disiplin ini tidak senang.
"ehhmm hmm!.. Yudha bereskan berkas berkas kita pergi sekarang berangkat ke perusahaan selanjutnya Eren infokan ke mereka jika sekarang kita menuju ke sana" ucap Direktur Reichard memerimtahkan pada para asistennya untuk membereskan Berkas berkas mereka, kami pun seketika panik semua bagaimana tidak Metting belum selesai dan belum menemukan titik terang tapi dia sudah memilih pergi.
"Direktur Reichard tapi metting kita belum selesai" ucap kim do yum hati hati
"maaf bukan saya tidak menghargai metting hari ini tapi saya merasa kalian tidak menghargai waktu yang sudah saya luangkan untuk datang kemari, bukan hanya waktu tapi saya sudah menyiapkan dengan matang dengan matang semuanya sblm datang kemari, pekerjaan saya sangat banyak tapi saya selalu teliti dan disiplin bagaiamana bisa kalian malah mempermainkan saya seprti ini? sudah lain kali jika suasana hati saya sudah membaik baru kita bicarakan lagi kerja sama ini, permisi" ucapnya lalu pergi meninggalkan ruangan bersama orang orangnya.
Pak maichel dan Kim do yun ikut keluar berusaha membujuk Direktur reichard, sedangkan aku terduduk tak berdaya di kursi rapat ku, para managger yang ada di ruangan tersebut pun pada ribut,
"hadduh padahal metting hari ini itu metting paling penting!" oceh salah satu dari mereka daj di sahutti oleh yang lainnya,
Aku yang sadar ini semua karena salah ku segera menyuruh Dania membereskan barang2ku lalu keluar dari ruangan itu,
"Dania.. kamu bener bener udah ngecek semuanya kan?" tanyaku pada Dania
"udah pak dan saya sangat yakin semuanya lengkap, dan berkas itu ada di map bapak, kalau bapak ragu kita bisa cek CCtv pak" ucap Dania
Akupun mengangguk dengan langkah gusar dan hati yang tak tenang kami pergi keruanga kerja ku dan memeriksa CCtv soalnya aku tau banget Dania itu org yang teliti dan selama bertahun tahun bekerja dengan ku tak pernah ada kesalahan apapun.
Di Komputer kami melihat rekaman CCtv saat Dania membereskan Berkas berkas di mejaku dan terlihat jelas jika Dania benar benar memeriksa dengan teliti semuanya.
tiba tiba pintu ruanganku di ketuk dengan sembarangan aku tau itu pasti bukan para karyawan kalau bukan pak maichel yah sudah pasti kim do yun atau keduanya.
Dania buru buru membukakan pintu dan benar dua wajah yang terlihat masam masuk ke dalam ruanganku,
"Kamu ini gimana sih? padahal metting ini adalah hari dimana Direktur Reichard akan tanda tangan gara gara keteledoran kamu semua nya jadi berantakkan seperti ini!" repet pak maichel aku hanya diam saja menerima repettannya.
"saya juga tidak tau harus mengungkapkan kekesalan ini seperti apa, padahal kita sudah percaya dengan pak Dian untuk memegang kerjasama ini dengan baik, saya rasa juga akhir akhir ini kinerja pak Dian memang kurang baik, jarang ikut diskusi dengan rekan rekan managger lainnya juga sering datang terlambat ke kantor" ujar kim do yun
"kalau kamu ada masalah pribadi jangan di bawa ke kantor dong! dan jika memang gak sanggup nanganin kerja sama ini dari awal kamu seharunya bilang, duh sudahlah percuma juga saya marah marah seprti ini sekarang saya tanya sama kamu, masih ingin menangani proyek ini dan selesaikan masalah dengan Direktur Reichard atau kamu tidak perlu pusing dengan masalah ini saya kasih ke yang lain tapi jabattan kamu saya turunkan!?" tutur pak Maichel
Aku tau proyek ini sangatlah penting bagi perusahaan terlebih lagi perusahaan pusat juga sangat berharap besar untuk bisa berkerja sama dengan Prusahaan Anabatic dan aku juga yang lainnya yang di percayakan untuk menangani kerja sama ini sudah bersusah payah mendapatkan kepercaya'an Direktur Reichard wajar jika pak maichel sampai membuatku harus memilih.
"Saya akan usahakan pak untuk menangani masalah kerjasama ini!" jawab ku tegas
"serius kamu? saya tidak ingin ada kesalahan apapun walaupun kamu bisa sampi ke jabattan ini karena pengaruh orang tua kamu tapi saya tetap akan profesional menangani orang orang yang tidak di siplin di sini!" tegas pak maichel lalu keluar dari ruangan ku bersama kim do yun.
Aku terduduk lemas di kursi ku fikiranku masih bertanya tanya kemana berkas itu pergi? dan siapa yang sengaja menghilangkannya? semua ini benar benar aneh dan membuat kepala ku semakin pusing saja.
Aku sudah tidak ada mood lagi untuk bekerja tapi mau bagaimanapun sperti kata pak Maichel aku tetap harus disiplin.
Di saat seperti ini aku malah terbayang wajah Zalia yang selalu menyejukkan hati kadang aku merasa aneh kenapa saat sedang tidak semangat aku malah seakan membutuhkan Zalia dan anehnya aku sama sekali tidak terfikirkan tentang Rosa.
Zalia benar masalah di dalam rumah kami memang sudah terlalu cukup untuk bikin kepala pusing, sepertinya aku juga butuh healing tanpa harus ada embel embel yang membuat pusing, aku ingin bisa menghabiskan waktu dengan Zalia berdua saja karena dia satu satunya wanita yang paling bisa mngerti aku dan juga orang yang tepat untuk bertukar pikiran
Aku beberapa kali mencoba berkeluh kesah pada Rosa bukannya melegahkan fikiran malah menjadi semakin ruwet.
"kamu ini yah Mas masalah pekerjaan kq di ceritakan sama aku, aku yah mana tau masalah kantor kamu yah itu masalah kamu" begitulah jawabpan Rosa
Sedangkan Zalia walau dia tidak tau persis masalah yang aku ceritakan tapi dia tetap mencoba mendengarkan dan selalu menanggapi obrolan ku dengan baik, dan lagi Zalia itukan anak kuliahan yang berprestasi di kampusnya sedikit banyak nya dia mengerti tentang dunia bisnis,
selain pendengar yang baik Zalia juga sering menyemangatiku dengan kata kata manisnya tidak pernah menolak setiap kali aku ajak betukar fikiran,
Membayangkan semua itu dan teringat kejadian pagi tadi membuat ku semakin merasa bersalah hmmmm... bagaimana cara ku untuk memperbaiki semuanya?
Aku memang marah dengan kejadian yang menimpa Rosa tadi tapi aku tidak benar benar membeci Zalia sperti kata kata yang aku ucapkan padanya, bagaimana aku bisa membencinya sementara hati ku seolah tertawan oleh pesonanya yang semakin membuatku hanya bisa memikirkan tentangnya.
Aku juga heran dengan diriku kenapa sekarang jadi mudah emosi padahal sebenarnya aku orang yang cukup tenang saat menghadapi masalah, namun semenjak hati ku di penuhi rasa bersalah dan terlebih lagi masalah masalah yang satu persatu muncul membuatku mudah terpancing emosi.
Bersambung.. ?