#24

5000 Words
POV AZALIA "Rei.. kita mau kemana?" tanyaku saat Rei membelokkan mobilnya masuk ke sebuah Basement gedung besar yang memiliki ratusan lantai itu, "ke tempat tinggal kamu mulai skrg, coba nginep dulu malam ini klo kurang oke besok kita cari apartment yang lebih bagus.." jawab Rei dengan santainya, "tempat tinggal aku?" tanya ku yg tentu saja tak mngerti maksud perkataan Rei, "iyah cantik.." ucap Rei yang membuka pintu mobil dan keluar dia mengitari mobil lalu membukakan pintu untuk ku, "Aku bisa jalan sendiri Rei.." ucap ku buru buru ketika Rei hendak menggendongku, "ssst! jgn bawel" cetus Rei dan langsung saja menggendongku lalu menutup pintu mobil dengan kakinya, "Rei.. ntar kamu capek aku berat loh" ucapku yg merasa sangat tidak enak jika Rei harus menggendongku aku khawatir dia capek, Rei hanya tersenyum dan kemudian masuk ke dalam lift ia menekan tombol lantai 11 lalu lift pun mulai bergerak naik, Tiba tiba Rei berbisik sambil menatap ke arah ku "Your heart is beating so fast I can feel it in my chest.." mendengar itu seketika aku memalingkan wajah ke arah pintu lift tak tau seberapa merah wajahku saat ini, memang jantungku saat ini berdetak gak karuan bagamana tidak, posisiku saat ini sungguh posisi yang mendebarkan berada di gendongan seorang pria tampan berbadan kekar yang aku bisa merasakan betapa besar dan kencang otot dadanya juga aroma segar dari farfume yany Rei kenakan sungguh membuat jantung tidak aman, Pintu lift terbuka, tepat di depan sebuah pintu Rei pun mendekat ke pintu itu, "Madie Open the door" ucap Rei "verification successful, welcome home Mr Reichard" sahut sebuah suara wanita lalu pintupun terbuka Rei segera masuk dan pintu tertutup kembali secara otomatis, begitu Rei melangkahkan kaki kedalam ruangan apartment itu seketika lampu lampu hidup terpampanhlah sebuah Apartment luas dan mewah, ada living Room bergaya modern juga sebuah pantry minimalis bernuansa hitam elegant, dan ada banyak ruangan juga pintu yang ntah menuju ruangan apa tak tau yang jelas apartmen ini bahkan lebih luas dari rumah yang ku tinggalin. Rei membawaku ke masuk kedalam sebuah kamar yang sunggu mewah, "Rei.. ini Apartment siapa?" tanyaku setelah Rei meletakkan ku dengan lembut di atas sebuah kasur super empuk itu, "ini apartment aku tapi aku jarang nginep di sini aku lebih sering tinggal di rumah sama mamih papih tapi mulai skrg ini jadi Apartment kamu oke, klo kurang nyaman besok kita cari yang lebih nyaman.." ucap Rei lalu beraling menuju sebuah lemari besar dan membukanya, "malam ini kamu pakai ini dulu yah.. gak mungkin kamu tidur pakai pakaian ini lagi" ujar Rei sambil meletakkan sepasang baju tidur berwarna abu abu yang aku tau itu pasti milik Rei, "oh ya kamu perlu bersih bersih perlu aku bantu?" tanya Rei lagi "emhh enggak aku bisa sendiri.. di mana kamar mandinya? aku ganti baju sekarang" tanya ku lalu mengambil sepasang baju itu, "yuk aku anterin" ucap Rei lagi lagi menggendongku tanpa memberitahu terlebih dahulu, aku terkejut namun tak bisa berkata apa apa lagi percuma juga aku myuruhnya untuk menurunkanku dia pasti tidak akan mendengarkan kata kataku, "kamu hati hati yah jgn sampai jatuh kalau butuh bantuan panggil aja aku oke" ucap Rei dan menurunkanku aku yang masih gugup itu pun hanya mengangguk saja lalu masuk dengan hati hati kedalam kamar mandi itu, kamar mandinya besar seperti kamar mandi hotel hotel mewah tapi mungkin karena jarang di tempatti hanya ada shampo dan sabun mandi saja tidak ada pembersih muka dan lain2nya tapi gak apalah aku membersihkan diri dengan apa yang ada saja dari pada harus laporan ke Rei yang ada nanti dia malah makin kerepottan gara gara aku, Aku memandangi wajahku di cermin dan di pipi kanan kiri bagian rahang terdapat memar biru akibat ulah Mas Dian si psikopat itu, saat aku menekan bagian memar itu rasanya sakit sekali, dan ketika aku memriksa pergelangan tanganku juga terdapat memar akibat di cengkram dengan kuat, lutut ku juga luka dan lecet lecet pergelangan kakiku bengkak karena jatuh tadi akupun membersihkan tubuh secara perlahan lahan karena rasanya perih semua. Sebenarnya sejak Rei datang menjemputku hingga detik ini aku masih bingung dan fikiranku di penuhi ribuan tanda tanya, kenapa Rei jemput naik mobil ferari yang siapapun tau jika itu bukan mobil murah, dan lagi Apartment sebersar dan semewah ini juga pastinya berharga milyaran siapa sebenernya Rei? atau jangan jangan Rei yang saat ini bersamaku bukan Rei yg asli? aaah semakin memikirkannya otakku semakin mengada ngada. Setelah selesai memakai piyama yang pastinya kebesaran di badan ku itu, aku pun membuka pintu kamar mandi dan hati hati melangkah keluar aku melihat Rei sedang merebahkan diri di kasur tak ingin mengganggunya aku berusaha keluar dengan pelan namun nyatanya pergelangan kakiku yang memang terasa sangat sakit itu membuatku meringis saat tiba tiba terasa nyeri ketika aku berusaha menapakkan kaki tanpa berjinjit, Alhasil Rei yang sedang rebahan itu pun seketika bangkit dan buru buru menghampiriku, "Zalia.. kenapa gak bilang kalau udah selesai?" tanya Rei sambil menggendongku menuju kasur "aku gak mau ngerepottin kamu Rei.." jawabku merasa tak enak "sekarang yang berhak kamu repottin di dunia ini cuma aku jadi jgn berfikir takut ngerepottin atau apalah.. aku tercipta memang buat kamu repottin" ujar Rei masih menggendongku, kali ini dia tidak membawa ku kasur melainkan ke living room, Rei meletakkanku di sofa, Dan di meja terdapat beberapa paperbag berisi makanan, gak tau kapan Rei memesan makanan ini tapi dari baunya sepertinya enak banget, "sebentar yah aku kedapur dulu ambil minum sama sendok" ucap Rei lalu beranjak ke dapur, sekali lagi aku mengamati sekeliling Apartment itu masih bingung sebenarnya kenapa Rei bisa punya Apartment sebagus ini? "Hei.. liattin apa sih?" tanya Rei tiba tiba aja sudah kembali dari dapur "liattin Aparment ini masih bingung soalnya, kenapa kamu bisa punya apartment sebagus ini, ini pasti hargnya milyaran ya kan Rei?" tanyaku yang sudah tak tahan menahan Pertanya'an2 yang terus berputar di kepala ku sedari tadi, Rei hanya tertawa kecil lalu mngeluarkan makanan2 itu dari paperbagnya, "udah makan dulu yuk ntar habis makan aku ceritain oke, tadi sedetik sebelum kamu telfon aku baru aja mau nyuappin makanan ke mulut eeh tiba tiba kamu nelfon minta tolong waah auto berubah jadi ninja secepat kilat bangkit daru kursi makan sampek sampek gak peduliin lagi mamih papih ngomong apa.." tutur Rei sambil membukakan dua kotak makan berisi shirataki Rice juga tumisan jamur dan daging itu lalu membuka satu kotak lagi yang isinya potongan macam macam buah, "mmh maaf ya Rei udah buat kamu khawatir.." ucapku merasa bersalah "bukan cuma buat khawatir tapi juga buat aku panik.. tapi y udah yang terpenting sekarang cantiknya Rei udah di sini di samping Rei gak akan ada yang bisa nyakittin kamu okei.. yok sekarang kamu makan yang banyak jangan diet diet kamu udah terlalu ringan.." ujar Rei dan mendekatkan satu kotak makan itu kehadapanku, Akupun tak mengatakan apapun lagi walau sebenarnya banyak sekali yang ingin aku katakan tapi mendengar cerita Rei jika dia batal makan gara gara aku, aku memilih diam dan menikmati makanan itu, Kami makan dengan hening sesekali aku memergokki Rei yang ketahuan sedang memperhatikan ku sambil senyam senyum namun aku tak mengomentarinya karena saat melihatnya seperti itu membuat ku salting sendiri. Usai makan dan juga minum, Rei segera membereskan bekas makan kami dan setelah itu Rei kemudian kembali dari dapur dengan membawa sebuah baskom kecil berisi air hangat juga handuk kecil lalu duduk di sampingku. kemudian dengan hati hati Rei menaikkan kaki ku yang bengkak itu ke atas pahanya, "pasti sakit banget ini sampai bengkak gini hmm makin pengen ninju Dian sampai jadi remahan rengginang.." ucap Dian sambil memeras handuk yang ia rendam di dalam air hangat itu lalu menempelkannya pada pergelangan kaki ku yang bengkak, "sssshh sakit Rei.." "tahan sebentar yah.." ucap Rei dengan lembutnya, "Tuhan... apakah jatuh hati ke pada pria ini adalah hal yg tepat? Mas Dian dulu juga lembut tapi dia tidak pernah memperlakukan ku bak ratu seperti ini, Dian hanya lembut di ucapannya saja, tapi Rei? dia terlalu sempurna dari segi segalanya apakah boleh aku berharap lebih?" Batinku dalam hati sambil menatap wajah Rei yang sempurna itu, tapi aku menilai kembali diriku aku hanya seorang perempuan malang yang telah di tipu bahkan hampir di aniaya suami sendiri. "gimana udah mendingan belum?" tanya Rei "mmh udah, udah kq.." jawabku tergagap yang tertangkap basah sedang memandanginya. "syukur deh klo gitu oh ya ini Udah malem kamu pasti capek banget aku anter kamu ke kamar yah" "mmmh tapi Rei.. "sssst.. gk ada tapi tapian" seru Rei lalu menggendongku kembali kekamar, di kamar Rei meletakkan ku di kasur dan menata Bantal agar aku bisa duduk sambil bersender dengan nyaman, "Rei.." ucap ku saat Rei selesai menata bantal, "hmmm ada apa?" sahut Rei yang tiba tiba merbahkan tubuh di sebelahku, "kamu belum jawab kenapa kamu bisa punya Apartment ini? siapa sebenarnya kamu Rei?" Rei membalikkan badan dan melihat ke arah ku "mmhhh sebenernya aku selama ini jadi driver taxi jadi tukang koran dan kurir delivery itu cuma karena iseng doang.." "cuma iseng?" "iyah awal nya iseng karena bosen ama pekerjaan di perusahaan tapi setelah gak sengaja ketemu dan kenal kamu aku malah ketagihan.. "gimana sih aku masih gak ngerti?" "hmmmm.. sebelumnya aku minta maaf udah bohong sama kamu, sebelumnya aku belum ngenalin profil lengkap aku ke kamu, kenalin nama aku Richard Alexander anak tunggal dari Alexander felix warsito Hans Thanudjaja dan Arini nindya wijaya, pewaris satu satunya Perusahaan Anabatic Tecknologies dan juga pewaris dari Perusahaan PT karya wijaya Reality" ucap Rei masih dengan santainya tidur miring sambil menatap wajahku yang sudah pasti menunjukkan betapa syoknya Aku, Aku tau perusahaan Anabatic yah itu adalah perusahaan IT terbesar di indonesia dan sekarang pria yang ku kenal sebagai driver taxi ini mengaku dirinya Pewaris tunggal perusahaan raksasa tersebut? "Kq malah bengong sih?" "yah gimana gak bengong? kamu buat otakku yang kecil ini bekerja keras untuk mencerna omongan kamu.. pliss Rei jangan kasih pernyataan yang aneh aneh dech aku jadi berteori yang aneh aneh juga nih" ucap ku jujur "hahahaha.. gemesh banget sih.. calon masa depan ku ini" ucap Rei gemesh sendiri Kemudian Rei bangkit dari tidurnya dan duduk Rei memandangi ku sejenak dan jelas aja aku seketika salting di pandangi seperti itu. "ya udah kamu jangan banyak mikir dlu malam ini kasian otak kamu ntar ngambek besoknya malah jdi ngeblank.." "Reeiii ih! emang nya otak aku setidak bermutu itu? pakek acara ngeblank segala?" ucap ku tak terima dengan ocehannya "hahaha jangan ngambek gemesh ku.., malam ini kamu istirahat yang nyenyak oke besok pagi kita harus kerumah sakit buat meriksain kaki kamu dan yang lainnya kurang ajar memang tuh si Dian ngelukain kamu sampai segininya, tapi kamu tenang aja sekarang giliran aku yang bakal buat dia menyesal.." ujar Rei sambil mengelus pipiku yang memar itu dengan lembut "kamu mau ngelakuin apa ke Mas Dian Rei? jangan aneh aneh deh aku takut kamu kenapa kenapa" ucapku khawtir sambil memgang tangan Rei yang tadi nengusap pipiku jujurly aku melakukan itu tanpa kesadaran yang seratus persen gak tau kenapa aku lakuin itu ? keknya otak ku bener bener mudah blank. Rei tersenyum lalu bilang "Kamu tenang aja.. malam ini aku temenin kamu di sini, aku bakalan tidur di kamar sebelah kamu tidur yang nyenyak yah kalau butuh sesuatu kamu bisa panggil atau telfon aku oke..!" aku mengangguk mengiyakan "mmhh oke.. makasih yah.. kamu juga harus cepet tidur.." Rei hanya tersenyum kemudian menyelimuttiku dan tanpa di duga Rei mengecup kening ku sambil berbisik "I know it's a pain for you but I'm so glad you're finally here by my side good night my lady I love you..(Aku tahu ini menyakitkan untukmu, tapi aku sangat senang kamu akhirnya ada di sini di sisiku selamat malam my lady I love you)" Aku syok tapi aku juga tak bisa berkata kata, debaran di dadaku berpacu tak karuan aku yakin jika saja lampu kamar ini di hidupkan semua pasti Rei tertawa melihat wajahku yang memerah bak kepitinh rebus "Aku tinggal dulu yah" Ucap Rei dan aku hanya mengangguk saja Rei pun keluar dan menutup pintu kamar dengan hati hati, Setelah Rei keluar seketika aku duduk lalu menutuppi wajahku dan berteriak pelan sekali, rasanya ingin meluapkkan perasaan yang gak karuan ini, "Astaga itu alien suka sukanya aja buat orang jantungan.. tenang Zalia tenang.. huh!!" ucapku geregettan sendiri Aku merebahkan kembali tubuhku dan memandangi langit langit kamar mewah tersebut, "Reichard Alexander? Pewaris tunggal perusahaan Anabatic? terus kemarin waqtu kami datang ke bogor kerumah keluarganya itu? mmmh.. kalau memang apa yang Rei bilang itu bener berarti yg aku duga selama ini Rei punya Rahasia besar itu bener dong.. Aaaah gak tau deh pusing!" ucapku menarik selimut keseluruh tubuhku. Namun tiba tiba aku teringat Mas Dian pasti dia sedang uring uringan atau bahkan sedang mencariku kesana kemari atau juga lagi menemani wanita tercintanya yang sama sama psikopat itu. Aku membuka selimut dan meraih Tasku yang Rei letakkan di atas meja nakas sebelah kanan tempat tidur dan mengeluarkan hp ku yang ternyata layarnya retak mungkin karena aku jatuh tadi, "hmmm gara gara serigala berbulu domba itu hp aku jadi rusak nih ih kesel bgt" omelku sambil menyalakan ponsel dan benar saja puluhan panggilan tak terjawab dan juga pesan dari Mas Dian ? *Mas mohon angkat Zalia.. Mas minta maaf Mas khilaf mas kehilangan kendali tadi, Mas mohon angkat dan kasih tau dimana sekarang kamu biar mas jemput..* *Zalia plis angkat telfonnya sekarang Mas lagi di jalan ini nyari kamu tapi mas gak tau harus kemana, *Mas gak tau siapa laki laki itu Mas takut kamu kenapa kenapa, Mas mohon angkat telfonnya, Mas minta maaf *Mas khilaf sayang mas gak bermaksud nyakitin kamu pliss kembali kerumah kita obrolin baik baik.. Dan banyak lagi pesan-pesannya hhm membaca semua pesan itu aku merasa muak dan ingin memuntahkan semua sumpah serapahku. khilaf? gak bermaksud menyakiti? jelas jelas dia melukai tangan ku juga mencengkram pipiku sekuat itu sampai memar begini Aku sudah berada di tempat yang sangat aman mas.., dan bersama laki laki baik yang memperlakukan aku seprti ratunya. ? * kamu tidak perlu khawatirkan aku lagi dan jangan berharap aku kembali karena setelah kejadian ini hubungan apapun di antara kita sudah selesai aku akan mengurus sendiri perceraian kita, aku sudah bersama pria yang tepat dia sejuta kali lebih baik dari kamu, oh ya aku lupa jika kebaikkan kamu hanya sebatas kata kata manis saja sisanya adalah penipu,pengkhianat,juga kejam.. ? *kamu cek CCTV lihat apa yang sebenarnya terjadi malam ini antara aku dan Rosa dan aku punya sebuah rekaman kejuttan untuk kamu aku harap kamu suka ? *? Aku pun mengirim vidio Rosa yang ku rekam saat di parkiran Restaurant tadi, aku menunggu sebentar memastikan jika Mas Dian menerima pesanku, aku khawatir jika Rosa yang akan membaca pesan ku ini dan kebohongannya akan terbongkar Dan benar saja pesan itu centang biru Mas Dian sudah membacanya selang tiga menit setelah itu Mas Dian menelfon aku segera mengangkat untuk memastikan jika itu benar Mas Dian. "Zalia.. mas minta maaf sblm kamu suruh Mas udah cek dluan Rekaman CCTV malam ini dan Mas benar benar menyesal juga sangat bodoh tidak bisa menilai mana yang salah dan benar dan setelah Mas lihat vidio yang kamu kirim Mas sudah putuskan untuk meninggalkan Rosa Mas tidak menyangka jika selama ini Dia mengkhianati Mas.. dan anak yang mas harapkan itu ternyata bukan anak aku.. Mas mohon kembali kita perbaiki semuanya Mas cinta sama kamu Zalia.. Mas khilaf udah nyakittin kamu.." ucap Mas Dian memohon aku tidak berbicara apapun yang ku lakukan adalah mematikan telfon itu lalu segera memblokir nomor Mas Dian dan menghapus nomor , semua chat chat juga panggilan darinya "ini udah berakhir Mas.." ucapku pelan dan meletakkan hp itu kembali ke dalam tas lalu segera masuk kembali ke dalam selimut. "Rasanya legah banget .. dan penasaran gimana jadinya Mas Dian dan Rosa dua psikopat yang sama sama gilanya itu? hihihi duuh gak bisa ngebayangin pasti seru banget" gumam ku dalam hati merasa sangat legah dan puas walau aku harus merasakan sakit dan nyeri di tubuhku ini tapi ternyata hal ini bisa memberikan kesan penyesalan menjadi semakin dalam di hati seorang Dian. guys! buat kalian semua para pembaca setia yang budiman hargailah pasangan kalian masing masing jaga dengan baik hubungan yang ada bahagiakan orang orang yang kamu sayangi walau hanya dengan hal hal kecil, dan jangan pernah mencoba untuk berbuat jahat apalagi berkhianat karena SEBUAH KETAKUTTAN ITU HANYA SEMENTARA NAMUN SEBUAH PENYESALAN AKAN ADA UNTUK SELAMANYA bahkan jika ssorang yang kita sakiti sudah memafkan sekaligus namun memaafkan diri sendiri atas sebuah penyesalan buakanlah hal yang mudah dan ssorang yang sudah pergi walau dia kembali percayalah dia tak lagi sama seperti sebelumnya. Karena cermin yang pecah memang bisa di perbaiki namun bayangan ia pantulkan tak lagi sempurna.. ............................. ******************************** Pov Azalia. Aku terbangun karena mendengar suara suara wanita yang sedang berbicara perlahan aku membuka mataku dan ketika yang baru saja bangun itu melihat dua orang wanita sedang berada di kamar ini dalam kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul aku terperanjat kaget, bagaiama bisa kamar dan apartment yang tadi malam sangat sunyi itu tiba tiba di pagi hari ini sudah ramai saja. "ka.. kalian siapa? kenapa bisa di sini?" ucapku, dan dua wanita yang berpakaian seragam cream lengkap dengan apron berwarna senada dengan dress seragam yang mereka kenakan itu seketika membungkuk. "Anda sudah bangun.. selamat pagi nyonya Zalia kami pelayan anda sekarang" ucap kedua wanita itu dengan sopan dan hormat mendapat perlakuan seperti itu ketika baru saja bangung membuatku tak percaya bahkan aku sempat mencubit pipi ku untuk mengetes apakah ini mimpi atau nyata. "di dimana Rei?" tanya ku masih dengan ekspresi takut sekaligus syok "Pak Rei lagi ada urusan penting di prusahaan pagi pagi sekali tadi beliau sudah berangkat" jawab seorang wanita berpakaian rapih dengan pakaian kantoran keluar dari sebuah pintu ruangan lain yang ada di kamar ini dan yang membuatku lebih syok lagi wanita itu adalah Eren. "E.. Eren?" aku mengucek kedua mataku memastikan jika aku tidak salah melihat. Eren tersenyum lalu berjalan menghampiriku kemudian duduk di kasur di sampingku, Eren langsung saja memelukku. "Maafin gw Lia.. tadi malem pas lo nelfon gw, mamah gw lagi nelfon dan setelah gw tau lo nelfon gw langsung matiin telfon dari mamah gw tapi pas gw telfon balik nomor lo sibuk gw gak tau kalo lo tadi malam di celakain sama Dian b******k itu" ucap Eren melepas pelukkannya kemudian memandangi wajah ku air mata Eren menetes wanita tegas dan sedikit tomboy itu menangis. "Maaffin gw Lia.." tangis Eren aku pun menghapus air mata Eren "kenapa kamu nangis Ren? ini juga bukan salah kamu.. tadi malam setelah nelfon kamu aku langsung nelfon Rei dan syukurnya Rei ngejwab telfon aku dan cepat datang.. ini salah Dian bukan salah kamu jadi kamu jangan nangis gini dong.." "b******k tu lakik.. salah nya hari ini Pak Rei nyuruh aku buat ngejagain kamu klo gak aku bakal ngancurin mukanya di pertemuan pagi ini" ucap Eren dengan kesalnya "pertemuan? pertemuan apa?" tanyaku penasaran "pertemuan kerja Lia.., Perusahaan tempat suami lo kerja itu ngajuin kerja sama dengan perusahaan pak Rei tapi si i***t itu buat kesalahan dan pak Rei sempat ngebatalin metting tapi perusahaan buat permohonan kerjasama lagi dan lo tau setelah kejadian ini tadi malam pak Rei kordinasi ke kami untuk nyampaikan ke pihak mereka buat mengganti managger yang menangani kerjasama ini dengan yang lain jadi bukan si Dian i***t itu lagi.." "pasti si Dian panik bukan main sekarang.. apa lagi kata Dania Dian bakalan di turunin jabattannya di prusahaan, pak Rei kq di ajak main main yah di bales dong.." ucap Eren dengan semangat bercampur geram. "jadi.. Rei itu beneran CEO di Prusahaan Anabatic? dan jangan jangan bos yang kamu sering ceritain ke aku itu Rei?" tanyaku serius "iya Lia.. maaf yah gw rahasiain ini dari lu abisnya di suruh pak Rei gw, gw aja awalnya kaget waktu beliau ngasih tau tentang lo ke gw.. lo tau kenapa gw sering nongol tiap kali pak Rei gak bisa anter lo? ya itu karena gw di perintahkan ama pak Rei.." jawab Eren, mendengar penjelasan Eren aku merebahkan kembali tubuhku di kasur Hhhhh.. rasanya semua ini masih saja seperti mimpi kalau kisah ku ini di angkat di sinetron pasti bakal ngalahin sinetron ikattan cinta nih wkwkwk.. "selamat menjadi nyonya Rei.." ucap Eren setengah berbisik lalu beranjak dari duduknya. "Rini.. siapkan baju yang akan di pakai nyonya Zalia and you Vika ikut saya buat ngebantu nyonya Zalia bersih bersih" perintah Eren pada dua wanita itu "baik bu!" sahut mereka dengan hormat "ayok buruan bangun elo harus ke Rs pagi ini.." ucap Eren menarik tanganku untuk duduk akupun nurut walau badanku terasa sakit semua kejadian tadi malam benar benar menguras semua tenaga ku lari larian udah kayak filim penculikkan. Vika datang sambil mendorong sbuah kursi roda dan meletakkan kursi roda itu di dekat ku. "Ren kenapa ada kursi roda? aku masih bisa jalan Ren.." ucapku saat melihat kursi Roda itu "ssst jgn bawel.. nurut aja jangan bikin gw ribet ntar kalo sampek pak Rei tau.." "Astaga Rei.. ada ada aja ih.." grutu ku pelan, melihat itu Eren hanya senyam senyum saja "ngapa kamu malah senyum senyum sin Ren?" "enggak gak kenapa napa.. dah yuk buruan sarapan udah siap di masakkin sama koki ntar keburu dingin.." ujar Eren lalu bersama vika membatuku untuk bangkit dan duduk di kursi roda tersebut, Koki? bahkan Rei juga mengirim seorang koki ke apartment ini? batinku dalam hati. Eren mendorongku ke kamar mandi dan vika masuk deluan untuk menyiapkan air, ketika aku masuk ke dalam kamar mandi yang seluas kamar tidur ku di rumah yang kutempatti dengan mas Dian itu, aku melihat peralatan dan perlengkapan mandinya sudah lengkap bahkan sesuai dengan yang biasa aku pakai. Mungkin Ini semua kerjaan Eren diakan tau semua yang aku sukai sama seperti para cwek cwek lain kalau sudah bertemu pasti sering membahas produk produk yang sedang buming juga berpamer produk favorit. "oke gw mau kordinasi ke asisten pak Rei yg lain buat nanya apakah pertemuannya berjalan sesuai rencana atau tidak" ucap Eren "oke oke.. aku juga mau mandi gak mungkin kan kamu ngintippin aku mandi" jawabku dan Eren pun segera keluar dari kamar mandi tersebut, Namun ntah kenapa vika masih ada di dalam "emhh kamu kenapa masih di sini?" tanyaku heran "maaf nyonya kami di perintahkan tuan Rei untuk membantu Nyonya mandi karena kaki nyonya sedang sakit" jawab Vika tanpa ragu ragu. "Haaah! ngebantuin aku mandi? bantuin ngegosokkin badan gitu maksudnya?" tanyaku lagi "iya nyonya termasuk juga membantu nyonya luluran, sikat gigi,keramas, dan lainnya" Matamu membulat tak percaya, waah kebangettan nih si Alien bener bener deh emang nya aku ini manula apa yah? udah duduk di kursi roda pakek acara mau di mandiin segala lagi.. untung gak di tawarin pakai diapers hadeh.. Rei ada ada aja nih. "saya bisa mandi sendiri vika.. kamu keluar aja yah ntar kamu basah semua loh.." "tapi nyonya saya di tu.. "iya iyah.. tapi gak sampai mandi juga aku malah jadi malu kalau harus di bantu mandi jadi pliss ya vika aku bisa mandi sendiri Rei gak bakal tau kq kalo aku mandi sendiri.." ucapku memotong kalimat Vika "mmh baik Nyonya tapi jika nyonya butuh bantuan panggil saja saya akan bersiaga di depan pintu" "oke sip!" sahutku Vika pun keluar dan menutup pintu kamar mandi dengan pelan. Setelah vika keluar aku segera bangkit dari kursi Roda kakiku memang masih sangat sakit setiap kali aku mencoba berdiri dan berjalan dengan normal. Aku membuka pakaian dan membasahi tubuh sebentar di shower setelah itu baru aku masuk ke dalam bathub berisi air hangat dan busa yang berlimpah harum bunga mawar kesukaan ku membuat tubuh yang lelah ini seketika menjadi rileks.. Setelah selesai mandi aku pun memakai Bath robes (handuk baju) dan pakain dalam baru yang sudah di sediakan oleh vika seperti biasa aku mengamati terlebih dahulu merk pakaian dalam ini ? udah kayak penganalisis harga mungkin karena terbiasa menghemat sekaligus jarang beli barang mahal saat menikah dengan Mas Dian membuatku jadi kepo, ternyata pakaian dalam itu merk victoria's screet waw ? setelah selesai aku kemudian membuka pintu kamar mandi dengan perlahan ternyata benar vika berjaga di depan kamar mandi udah kayak scurity aja. "nyonya tunggu sebentar nyonya harus pakai kursi roda" ucap vika buru buru mengambil kursi roda itu. "vika.. saya bisa jalan tanpa harus di kursi roda" "maaf nyonya kali ini tidak bisa menolak" jawab vika dan membantuku duduk di kursi roda akupun akhirnya menurut saja, vika membawaku memasukki kesebuah ruangan yang yg ternyata sebuah wardrobe Sebuah Dres selutut dengan motif hitam putih juga tiga kancing emas di bagian dadanya terpajang di sebuah patung. "Saya harap nyonya suka pakain ini" ucap Rini saat melihat ku masuk "suka kok suka" sahutku seraya tersenyum "kalau begitu sekarang kami akan membantu nyonya berpakaian" ucap vika "saya bisa sendiri.." sahutku cepat kedua wanita itu saling berpandangan lalu kembali melihat ke arah ku "Tapi nyonya.." "tidak ada tapi tapian maaf yah.. saya beneran bisa sendiri..oke.." "baik nyonya" Aku juga meminta Rini dan Vika keluar sebentar karena aku tidak terbiasa berganti baju di hadapan orang lain walaupun itu perempuan "Rei bayar mereka berapa sih kq sampek pada nurut gitu? lagian Rei ada ada aja deh.. aku malah jadi aneh kalo di apa apa di bantuin gini apalagi pakek manggil nyonya segala berasa jadi pemeran n****+ telenovela ?" omelku sambil memakai Dress merk gucci tersebut. Akupun mengeringkan rambut dan berdandan sperti biasanya walau barang barang yang ada di meja rias ini semuanya baru tapi sama persis dengan apa yang sering aku pakai dan aku yakin ini pasti ulah Eren. Ketika aku hampir selesai berdandan yang tinggal pakai lipstick itu tiba tiba pintu terbuka dan ternyata yang masuk adalah Eren, "Udah selesai?" tanya Eren dan berdiri di belakangku melihat ke cermin "udah.. tinggal pakai ini nih,.. jawab ku lalu memoleskan lipstick, "semua peralattan makeup ini sesuaikan sama yang lo sukakan?" tanya Eren "iyah sesuai banget, ini pasti kerja'an kamu kan?" "iya dong siapa lagi yang tau banget tentang lo klo bukan gw, dah yuk lo harus sarapan" ujar Eren dan mendorong kursi roda membawaku keluar dari kamar menuju ruang makan, di belakang kami rini & vika mengikuti, Dan ternyata ada dapur juga meja makan tersendiri di ruangan lain seolah olah memisahkan area privat untuk tuan apartment dengan penghuni lainnya, Ketika sampai di meja makan yang cukup luas dengan enam kursi itu kedatangan ku di sambut dengan hormat dan sopan oleh dua orang laki laki berseragam koki itu. "selamat pagi nyonya Azalia menu sarapan sudah kami sediakan" "selamat pagi dan terimakasih" jawabku yang masih canggung di perlakukan dengan hormat seperti ini. Vika menarik kursi sedangkan Rini dan Eren membantuku untuk duduk, lalu Rini memakaikam slaber ke leher ku, Kemudian kedua koki itu mulai menghidangkan menu sarapan yang mereka buat di hadapan ku Aroma harum dari sepiring kue cantik itu sukses membuatku menelan air liur, " menu sarapan ini adalah khas italia namanya Rustico merupakan camilan gurih tradisional dengan beragam isian yang diapit di antara dua lapis puff pastry di dalamnya ada saus béchamel, tomat, dan keju mozzarella dan yang di sebelahnya berisi sayuran ricotta semoga Nyonya Zalia suka" ucap seorang koki yang di tagname nya bernama Gustaf Dan koki satunya bernama Derel membawa secangkir minuman hangat yang aromanya saja sudah membangkitkan mood "ini minuman anda pagi ini nyonya Azalia secangkir coklat panas dengan bubuk cinnamon minuman khas prancis untuk memulai hari yang menyenangkan" ujar Derel seraya tersenyum. "terimakasih sudah menghidangkan menu menu yang special ini, tapi kenapa kalian gak ikut sarapan juga? "maaf nyonya Azalia kami sudah sarapan sekarang giliran anda" sahut keempat orang itu hampir berbarengan "kamu juga gak sarapan Ren?" tanyaku pada Eren yang malah ikut ikuttan berdiri seperti yang lainnya. "gw udah sarapan.. udah jangan canggung gitu buruan sarapan dokter sudah menunggu.." ucap Eren berbicara pelan di sampingku. Hmmmm.. aku menghelas nafas pasrah dengan semua ini lalu memulai makan pagi ku yang adalah makan sarapan pagi dengan menu terbaik yang pernah aku makan mataku sampai membulat ketika pastry renyah dan gurih itu masuk kemulutku masakkan yang di masak oleh koki memang beda dengan amatiran spertiku yang hanya terbiasa memasak makanan rumahan, Setelah menyelesaikan sarapan ku, Eren pun segera membawaku keluar dari ruang makan itu "Ren.. jujur gw ngerasa aneh banget di perlakukan kayak gini.. kamu taukan aku biasa apa apa itu di lakuin sendiri dah gitu mereka ini terlalu hormat pake acara manggil nyonya lagi duuh berasa jadi pemeran film orang orang kaya aku" ucap ku pada Eren yang sedang mendorong kursi Rodaku Masuk kedalam lift, "hahaha.. yah mau gimana lagi Lia, ini takdir lo di jadiin Ratu sama Tuan muda CEO sekaligus pewaris dua prusahaan raksasa di indonesia, mulai sekarang lo harus terbiasa dengan setatus lo jangan merendah tapi harus jadi Azalia yang elegant" ujar Eren "Tapi Ren aku sama Rei itukan belum ada hubungan yang seserius itu.. masa iya aku udah jadi nyonya aja" "Lo aja Lia yang gak peka, kalo laki laki udah begini berarti dia serius sama lo and bucin banget sama lo dah lah di nikmatin aja.." "berasa kayak film gak sih hidup ku?" "hahahaha.. iya bener banget gw aja sampek gak habis fikir ama jalan hidup lo.. tapi lo sekarang udah berada di sisi pria yang tepat jadi gak ada yang perlu lo khawatirin oke!" ucap Eren dan mendorong kursi roda itu ketika lift terbuka, Dan ternyata sudah ada sebuah mobil Range Rover berwarna putih yang menunggu di Basement tepat di depan Lift dan melihat ke datangan kami dua orang yang berdiri tegap di dekat mobil itupun segera bergegas. Seorang pria berjas hitam segera membuka pintu Mobil dan seorang wanita yang juga berjas hitam itu membantu ku masuk ke dalam mobil, Kali ini Vika dan Rini tidak ikut karena kata Eren dua wanita itu di tugaskan khusus melayaniku di dalam Apartment, Aku dan Eren pun masuk kedalam mobil, lalu Pria berjas hitam itu pun masuk duduk di kursi supir sedangkan yang wanita duduk di sebelahnya, dan ketika semua sudah masuk mobil pun perlahan berjalan keluar dari Basement yang luas itu, "Selamat pagi nyonya Zalia saya Ega yang di tugaskan tuan Rei untuk mengawal anda saat di luar walaupun saya wanita tapi saya bersertifikat sebagai pengawal berbintang lima" ujar Ega sambil menoleh ke arah ku yang duduk di bangku tengah bersama Eren "dan saya Yuan supir pribadi anda" cetus pria yang sedang menyetir itu.. Bersambung..

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD