#17

3941 Words
POV Dian Seharian ini aku sangat tidak bersemangat ada hal hal yang mengganggu fikiran ku, bahkan aku tidak bisa fokus bekerja, syukur tadi saat metting penting dengan direktur muda Prusahaan ATIC berjalan dengan lancar, Aku benar benar tidak mood hari ini, Memikirkan masalah rumah Rosa dan juga mobil nya sudah membuat kepala ku pusing bagaimana tidak rumah itu kubeli dengan harga yang fantastis & bisa bisanya semua itu lenyap hanya karena kecerobohan Rosa, Aku kesal dan ingin marah namun ketika Rosa bilang dia hamil anakku rasanya tidak tega memarahinya, tapi ntah kenapa mendengar kabar itu aku tidak terlalu merasa senang, padahal punya anak adalah salah satu keinginan terbesar ku apalagi yang mengandung adalah Rosa wanita yg kucintai sejak lama, Dan Azalia? aaahhh wanita itu sungguh benar benar membuat ku bimbang, aku di buat tak bisa berkutik di hadapannya bahkan hanya dengan membayangkan wajahnya membuat ku senyum senyum sendiri, Kenapa baru sekarang aku merasakan ini? bahkan saat pertama kali aku bertemu dengannya hingga 2 tahun pernikahan kami berjalan aku benar benar tak pernah merasakan sesuatu yang special pada zalia, Tapi sejak hubunganku dan Rosa terbongkar Dia berubah, jika dulu Azalia adalah wanita yang mudah menangis, penurut dan sangat mudah percaya padaku kini dia seratus persen berbeda Sekarang dia jauh lebih menawan, tidak mudah menangis bahkan tidak mudah terpancing emosi dia menghadapi semua masalah dengan tenang, Dan hal yang membuat ku sangat memikirkannya hari ini adalah aku penasaran siapa yang menelfonnya pagi tadi? Walaupun samar aku yakin itu suara seorang pria, dan Azalia terlihat sangat akrab bahkan obrolan mereka terkesan sangat manis bukan sperti onbrolan pekerjaan, Siapa pria itu? aku harus cari tau.. belum mengetahui kebenarannya saja aku sudah di buat cemburu sperti ini, "Mas.. Zalia kerja apa sih emangnya? kq sok modis banget penampilannya?barang barang yg dia pakai juga barang branded semua sementara itu akukan tau kamu cuma kasih jatah uang sedikit ke dia, jangan jangan dia jual diri lagi.." ucap Rosa yang baru keluar dari kamarnya dan duduk di samping ku, "jaga mulut kamu Rosa.., Azalia itu skarang lagi meniti karir di dunia modeling aku udah pernah antar dia beberapa kali" ucap ku sambil membuka dasi yah aku memang baru pulang dari kantor, biasanya sepulang dari kantor aku akan segera berganti pakaian tapi ntah kenapa hari ini suasana rumah ini terasa tidak sedamai biasanya padahal masih sama sama sunyi, hal itu membuat ku seolah tak punya mood untuk melakukan apapun, "Apa? Modeling? gak salah denger aku.. apa laku tampang kayak gitu jadi model?" ucap Rosa protes "Tampang kayak gitu gimana maksudnya? siapapun tau Azalia itu cantik, badannya bagus tinggi langsing kulitnya putih bersih bahkan Agency tempat Zalia bekerja adalah agency besar loh.." jelas ku "halah.. mulai kamu yah muji muji itu perempuan, dlu aja kamu bilang kamu gak nafsu liat tampang nya Zalia.. emang agency apa yg mau nerima org kayak dia itu?" "Look academy punya nya Desainer ternama Lorenz yg sering kamu bilang bajunya bagus bagus itu" "hah!? serius? kamu gak bohong? gimana bisa? Aku aja mikir mikir mau beli perhiasan dan baju baju buattan Lorenz.. aah gak percaya aku mana mungkin dia bisa jadi model apa lagi di agency terkenal kayak gitu paling pun dia di situ cuma jadi cleaning servic tapi belagak jadi model" Rosa tak berhenti henti mengomel, membuat ku semakin hilang mood tapi aku hanya diam saja sambil mencoba memejamkan mata, ku pijit pijit kening ku dengan tangan berharap pusing ini sedikit berkurang.. Dan tiba tiba tedengar langkah kaki masuk kedalam Rumah, aku membuka mata dan menoleh ke arah pintu dan ternyata itu adalah Zalia, Melihat nya datang seolah melihat musim semi di negri jepang seketi aku menegakkan dudukku dan memasang senyum, "kamu udah pulang? di antar siapa tadi?" tanya ku lembut agar tak menyinggung hatinya "mmh di antar sama Eren.." "ooh pantesan metting tadi Mas gak liat Eren rupanya dia emang lagi bolos buat nemenin kamu" "mmh gak tau sih dia bolos atau gimana tapi dia bilangnya emang lagi santai aja, oh ya aku capek banget mau cepat cepat mandi terus istirahat bentar.." ucap Zalia sambil melanjutkan langkahnya "eh eh.. bentar bentar.." ucap Rosa tiba tiba menyuruh Zalia berhenti, Rosa berjalan menghampiri Zalia dan pandangannya tertuju pada paperbag yang Zalia bawa, "Eugne by Monic?? wah wah.. gak salah nih..? Masa iya baru mulai merintis jadi model udah bisa punya banyak uang.. ini Brand mahal loh harga baju paling murah aja 20'an juta.. lah inu banyak banget lagi" ucap Rosa merebut paperbag paperbag itu dari tangan Azalia "Apa sih! main sembarangan ambil barang orang aja!" ucap Zalia berusaha merebut kembali dari tangan Rosa namun Rosa tak membiarkan itu ia menepis tangan Zalia dan malah mengeluarkan Sebuah Dres dari salah satu paperbag itu, "Waaah Mas kamu masih percaya perempuan ini masih polos? gila seenggaknya ini baju hampir seratus juta.. aku sih gak yakin dia cuma jadi model doang lagian gak masuk akal banget ini gak cuma satu loh.. ini ada empat pakaian mahal.." ucap Rosa ngomel ngomel gak jelas "apa sih gak jelas banget!" ucap Zalia dan kembali merebut barang barangnya, "Kamu jual diri yah? iya kan kamu pasti ngelacur diluar sana iya kan?" ucap Rosa sambil menunjuk wajah Zalia, Aku pun segera beranjak dari sofa dan menghampiri mereka, "Rosa! kamu jangan ngomong yang aneh aneh.. mana mungkin Zalia sperti itu" ucapku membela Zalia yang hanya diam namun mata nya menatap tajam bergantian ke arah ku dan Rosa aku tau dia pasti sedang menahan marah, "Hah! klo gak jual diri dari mana dia dapat uang banyak untuk beli barang barang mahal kayak gini mas? kamu mending cepat ceraikan dia, dia itu bukan lagi perempuan baik baik yang kamu kenal mas dia itu perempuan murahan!" ucap Rosa dengan menggebu gebu, "Rosa! ucap ku dengan nada tinggi membentak nya agar dia diam, "hahahaha.." Zalia malah tertawa membuat ku bingung kenapa dia malah tertawa? "Makin hari kalian itu makin lucu yah.., kamu juga pakek ngatain aku pelacurlah jual diri lah hanya gara gara aku mampu buat punya barang barang mahal kayak gini.. seharusnya kamu itu yang sadar diri dari awal yang p*****r dan murahan itukan kamu..!" ucap Zalia dengan tenang namun mata dan raut wajahnya menunjukkan ke sinisan "halah! gk usah sok munafik kamu Zalia.. klo gk jual diri terus apa? hah? dari mana uang sebanyak itu?" Rosa tak henti hentinya memprofokasi Zalia, "bukan urusan kamu!" Zalia melangkah meninggalkan Rosa yang masih emosi "heeei dasar p*****r murahan gak tau diri.!!" teriak Rosa dengan kesal namun Zalia tak memperdulikannya ia malah berjalan dengan santai menuju lantai atas, "Rosa! cukup kamu gak bisa dengerin kata kata aku yah?" ucapku yang terbawa emosi melihat pertengkaran mereka, "apa sih mas? kok kamu malah ngebentak aku? dia yang salah dia itu ngejual diri tapi kamu malah ngebelain dia?" ucap Rosa kesal "aku gak belain siapa siapa tapi hari ini aku lagi banyak fikiran banyak problem tapi kamu malah buat ribut, kamu apa gak bisa ngebaca keadaan?" "pokoknya aku gak mau tau kamu harus ceraikan Dia secepatnya aku gak mau terus terusan serumah sama dia dan kamu harus cepat cepat nikahin aku.. aku lagi hamil anak kamu seharusnya kamu lebih perjuangin aku dari pada mempertahankan perempuan murahan kayak dia" Aku benar benar pusing tak tau harus berkata apa lagi emosi ku tertahan di tenggorokkan aku mengambil Jas dan tas kerjaku dari sofa dan meninggalkan Rosa tanpa bicara apapun, "Mas!! kq kamu malah ninggalin aku sih?" "aku capek Rosa tolong biarin aku istirahat" ucapku tanpa menoleh ke arah Rosa dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamar ku dan Zalia, Aku membuka pintu dengan pelan dan ketika aku masuk spertinya Zalia sedang mandi, aku meletakkan jas dan tas kerja ku di atas bufet dan merebahkan tubuh ke kasur, "huh! benar benar penat rasanya.. aku gak tau mana yang menjadi masalah sebenarnya.. Rosa atau Azalia?? yang jelas aku sangat kesal capek dan pusing dengan apa yang sekarang ku hadapi, 6 menit aku merebahkan tubuh di kasur pintu kamar mandi terbuka dan seketika Aroma harum sabun menyeruak tersebar menyegarkan indra penciuman, Mata ku terbuka lebar saat melihat Zalia keluar dari kamar mandi dengan Handuk kimono nya benar benar pemandangan yang menyegarkan, "mandi sana mas biar hilang capeknya" ucap Zalia tanpa melihat ke arahku dia sedang membuka tutup bodylotion nya dan secara lembut mengusapkan ke tubuhnya, "hmm iyah, Mas bener bener capek banget hari ini" "makannya buruan mandi sana" jawab Zalia yang masih fokus mengusap bodylotion Akupun segera bangun dan beranjak dari kasur, seolah patuh pada apa yang Zalia katakan aku menarik handuk dan berjalan menuju kamar mandi, ketika melewati nya yg sedang duduk di kursi riasnya aku berheti sebentar di belakangnya memandangi wajahnya yang terpantul di cermin hias "cantik banget!" cetusku membuat Zalia menghentikan kegiattannya lalu menatap ku melalui cermin hanya beberapa detik ia menatapku lalu kembali sibuk dengan kegiattannya lagi, "liat bidadari udah mandi udah seger gini.. capek seketika hilang.. okelah Mas mandi dulu" ucapku dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi, Kuguyur tubuh ku dengan air hangat waaah rasanya benar benar seolah meluruhkan segala penat yang seharian ini, Mandi memang menjadi solusi terbaik di saat tubuh lelah seharian beraktifitas, Sambil mandi aku memikirkan tentang apa yang di kataka Rosa tadi, benar juga dari mana Zalia dapat uang sebanyak itu untuk membeli pakaian2 mahal yang harganya puluhan juta? Sementara kemarin uang yang aku transfer ke Zalia hanya 20 juta, apa mungkin yang di katakan Rosa itu..? aah gak mungkin aku yakin Zalia bukan perempuan seperti itu yang merendahkan diri hanya untuk membeli pakaian, Akan ku tanyakan nanti dengan hati hati pada nya, aku tidak akan bisa tenang sebelum mengetahui segalanya, ku akui aku jatuh cinta padanya dan aku masih bersetatus suaminya aku berhak tau apapun tentang Zalia, Usai mandi dan keluar dari kamar mandi kulihat Zalia sudah tidak ada di meja riasnya sepertinya dia berada di ruang baca, hmm aku segera berpakaian dan merapikan diriku sedemikian mungkin, Setelah berpakaian aku melangkah perlahan menuju ruang baca dan benar saja dia ada di sana sedang memainkan gawainya "ehem!" aku berdehem dan itu membuatnya menoleh ke arah ku, "ada apa mas?" ucapnya akupun tersenyum dan duduk di sampingnya, "gak ada apa apa aku cuma mau tanya gimana kerjaan kamu hari ini? lancara aja kan?" Zalia mengangguk "lancar aja kq.." jawabnya singkat, "mmmh Zalia.. kamu gk tersinggungkan dengan apa yang Rosa bilang tadi?" ucapku dengan lembut dan mendengar nama Rosa membuatnya meletakkan gawainya di pangkuannya lalu menoleh ke arah ku, "omongan dari mulut ular kayak gitu buat aku cuma kayak angin ribut jdi ngapain aku tersinggung" jawab Zalia dengan santai "Mmhh, sbenernya mas juga pengen tau kamu dapat pakaian itu uangnya dari mana.. tapi kamu jangan tersinggung yah mas cuma pengen tau biar mas tenang.." ucapku hati hati Zalia menghela nafas pelan dan menoleh ke arah ku, "aku gak beli semua itu di kasih cuma cuma sama mrs,Monic kebetulan tadi Eren yang ngajak aku kesana dan ternyata mereka saling kenal kita banyak ngobrol tadi" ucap Zalia menjelaskan "ooh sshhh jdi semua itu di kasih cuma cuma? tanya ku lagi yaah siapa yang percaya jika org yg baru pertama kali bertemu sudah di kasih barang mahal secara cuma cuma, "iyah.. knapa kamu gk percaya? lagian ada alasannya kq kenapa dia ngasih itu, dia merasa bersalah karena ada kejadian buruk yang aku alami di butiknya' "apa? kejadian buruk?" "iyah.. "cerita yang detail dong Zalia.. biar Mas gk makin penasaran" "kamu yah mas kepo banget sih udah kayak ibu ibu gosip tau" "mas Serius Zalia.. kejadian buruk apa maksudnya?" "tadi tu ada cwek2 yang ngejambak jambak aku gara gara dia mau juga dres yg aku pilih, dan karena mrs.Monic juga tau kalau aku temannya Eren terus dia makin merasa bersalah dech dan aku juga gak nyangka banget ternyata mrs.Monic tu ngehormati Eren banget gak dech latar belakang hubungan mereka kenapa sampai sehormat itu ke Eren" Zalia menjelaskan panjang lebar dan seprtinya memang benar, akupun manggut manggut mendengar penjelasan Zalia, "kenapa? masih gak percaya juga? lagian knpa sih kepo banget? bukannya kita udah sepakat untuk gak saling mencampuri urusan masing masing?" ucap Zalia "hmm Mas tau kamu pernah bilang gtu, tapi mau gimanapun status kita masih suami istri dan Mas masih berhak untuk khawatir tentang kamu.. Aku berbicara dengan lembut sambil memandangi wajahnya "Zalia.. "hmmm "jujur Mas semakin gak bisa bohongin perasaan Mas.., tiap hari rasa ingin bareng sama kamu itu makin besar.. Mas gak tau kenapa baru sekarang mas ngerasain ini.. Mas harap kamu bisa kasih kesempattan buat Mas untuk memperbaiki semua ini" ucapku dengan nada penyesalan "memperbaiki apa sih Mas? menurut aku udah gak ada yang perlu di perbaiki lagi kamu fikir mudah menerima semua yang kamu lakukan ke aku gitu aja? kejahattan kamu itu gak main main mas kamu udah ngancurin perasaan aku, kamu udah ngehianattin Mas Irfan.. kamu masih berharap aku ngasih kesempattan?" tutur Zalia membuatku semakin merasa bersalah "iyah Mas sadar atas apa yang mas lakuin.. tapi semua itu juga terjadi gitu aja Zalia.. Mas gak tau kenapa saat itu Mas bisa segila itu mncintai Rosa.., dan sekarang Mas benar benar menyesal tolong beri Mas kesempattan sekali lagi aja.. Mas yakin kalau kedepannya kita bisa lebih bahagia" "terus.. Rosa gimana? apa kamu bisa ninggalin dia?" ucap Zalia membuatku terhenyak "Rosa.. Mas juga gak bisa ninggalin Rosa Smeua udah terlanjur kayak gini Rosa juga sekarang hamil anak aku,.. tapi Mas janji kalau kamu kasih kesempattan sekali lagi buat Mas.., mas akan berusaha untuk mm buat Rosa mengerti dan belajar menerima kamu.. Coba kamu bayang kan.. sekarang kamu gak perlu lagi mikiran kapan kamu bisa hamil.. karena Rosa udah hamil dan kalau anak itu lahir kita bertiga bisa ngerawat anak itu bareng bareng" "hahaha.. fikiran gila macam apa itu Mas? kamu fikir ini dongeng jaman kerajaan kuno? bisa senak itu hidup.bareng istri dan selir selirnya? jangan aneh aneh dech.. kalau kamu gak bisa ninggalin Rosa ya jangan harap aku kasih kamu kesempattan" ujar Zalia dengan nada acuh tak acuh tiba tiba terdengar suara pintu kamar terbuka, dan aku yakin itu pasti Rosa, "Mas Dian!! ngapain sih malah berdua'an di sini sama permpuan jalang ini?" ucap Rosa berteriak "Rosa.. bisa gak sih kamu gak teriak teriak? ucap ku pada Rosa "lagian ngapain kamu malah berduaan di sini? aku laper suruh babu ini buattin makanan untuk aku!" ucap Rosa ketus "gak sudi aku buattin makanan untuk siluman uar kaya kamu!" cetus Zalia menyahut "iiih dasar Babu! Mas pesenin aku makanan dong calon anak kita laper nih.." "Makan makanan beli terus gak sehat Rosa buat calon anak kita.. mending kamu masak deh" "aduuh ribet yah.. Mas mending kamu bawa deh ini ular pliharaan kamu jangan ribut di sini kasih aku kesempattan bentar buat nenangin fikiran please..!" ucap zalia sebal dengan percakapan kami, "siapa juga yang mau lama lama deketta sama perempuan mandul kayak kamu perempuan sial dan pembawa sial!" ucap Rosa dan melangkah keluar dari kamar, "Zalia.. kamu mau makan malam apa? biar mas pesenin sekalian?" "gak usah Mas.. ntar aku pesen sendiri aja blm laper" "mmhh ya udah kalo gtu Mas tinggal bentar yaah" aku pun keluar dari kamar dan mengikuti Rosa ke lantai bawah, .................................................................................. POV AZALIA Mas Dian dan Rosa akhirnya keluar dari kamar ku, huh pusing banget semoga aku kuat ngadeppin mereka biar perjuangan aku gak sia sia, Tiba tiba gawai ku bergetar dan ternyata telfon dari Rei, akhirnya manusia alien ini nelfon juga gak tau apa yah dia seharian ini aku kecari'an ?? akupun segera mengangkat telfon itu, "Malam adinda.." suara deep nan lembutnya bersenandung di gendang telinga ku, "malam juga apa nih nelfon2" ucap ku berlagak jual mahal "idih.. baru sehari gak ketemu udah sombong aja nih, aku nelfon ya karna kangen lah.. seharian kerja muluk penat.. apalagi aku kerja gak pegang hp jadi makin bosen dan gak kuat nahan kangen pengen hubungin kamu aja tapi ya gimana masih kerja" ujarnya dengan bawel "yaah orang kerja di mana mana itu harus fokus" cetusku singkat "he'em.. padahal kangen berat aku sama bidadari cantik ini, oh ya Adin... kamu kenal Bima gak?" "hah Bima? Bima siapa?" "Bimai girlfriend" (Be my girlfriend-jadilah pacarku) "aseem aku kira siapa ihh dasar alien" ucapku gemash tapi sebenarnya lebih ke salting sih hehehe "wkwkwk.., kamu udah makan malam belum?" tanya Rei "belum.. laper sebernya tapi ada yang bikin aku gak mood buat makan" "belum? waah gak bisa gtu dong kamu harus makan calon istri masa depan aku gak boleh kelaperan.. kamu mau makan apa? biar aku beliin aku anterin atau aku temenin makan sekalian?" ucap Rei bertubi tubi "mmhh gak usah ntar aku pesan sendiri aja" "gak bisa gtu.. ngapain kamu pesan sendiri org akukan kurir delivery.., oh ya kmu kan lagi diet yah aku cariin makanan diet yah.. oke! "udah gak usah.. aku gak mau ngerepottin kamu terus ih apa lagi cuma masalah makanan" "Adinda ku cantik jangan bawel kalau laper makan gak boleh di tunda tunda oke! 15 menit dari sekarang aku bakal ke sana oke kamu tunggu aja, aku matiin dlu telfonnya bye cinta" ucap Rei dan buru buru mematikan tlfn tanpa membiarkan aku berbicara sedikit pun Dasar Rei alien aneh tukang gombal tukang bucin.. ? andai aja aku gak punya masalah kayak sekarang ini dan andai aja aku masih gadis aku pasti bakal sangat bangga dan bahagia bisa punya pasangan kayak kamu Salahnya hidup aku terlalu riweh walau pun kamu bilang kamu bakal nerima aku apa adanya tapi tetap aja aku gak bisa muluk muluk untuk jadi pasangan pria sebaik kamu Rei, kamu berhak untuk dapettin perempuan yang lebih layak.. Aku beranjak dari sofa dan bergegas keluar kamar aku akan menunggu Rei di ruang tamu saja, ketika aku sampai di lantai bawah aku bertanya tanya dalam hati "suasana apa gerangan?" hihihi kulihat Rosa duduk seorg diri di sofa ruang Tv (living Room) dengan wajah cemberut, sedangkan mas Dian berdiri di depan meja makan dan di hadapannya ada dua bungkus makanan dari raut wajahnya seprtinya dia sedang tidak senang, "kenapa Mas? bukannya kalian tadinya mau makan?" tanyaku "hmm gimana mau makan Rosa pesan makanan sprti ini.. coba kamu liat ini semua makanan gak sehat seumur umur belum pernah Mas makan makanan seprti ini banyak minyak,pedas dan gak tau ini dari resto atau dari pinggir jalan, udah tau lagi hamil tapi gak bisa kontrol makanan"Mas Dian mengomel sambil menutup makanan2 itu "Ooh.. Mas jangan marah marah gitu katanya sih org hamil emang suka gak terduga moodnya mungkin aja mbak Rosa lagi ngidam" ucapku berlagak baik, "halah! gak usah sok ngebelain kamu.. Hamil aja belum pernah sok tau banget!" cetus Rosa sewot "Rosa, Zalia bicara baik2 ngebela kamu, tapi kamu malah bicara seprti itu ke Zalia, kalah kamu mau makan makanan ini silahkan aku gak akan larang larang kamu lagi, mungkin benar kata Zalia kamu ngidam makanan kayak gini.. tapi aku gak bakal mau makan" ucap Mas Dian dengan nada kesal, Dan di saat itu Hp ku berdering dan segera ku angkat karena aku tau itu pasti Rei, "kamu udah di depan yah.. oke aku keluar sekarang" ucapku sambil melangkah keluar, Dan ketika di luar benar saja Rei sudah menunggu kali ini dia naik motor dan pakai jaket Kurir Delivery lengkap dengan helm dan maskernya, akupun segera menghampirinya, "Pas 15 menit kan?" ucapnya dengan gaya genit memainkan kedua alisnya, "iya cepet bgt.." jawab ku "namanya juga Ninja Rei.. apalagi untuk kamu aku gak boleh lambat lambat jangan sampai Adinda aku ini kelaperan, nih aku bawak'in makanan super special" ucapnya sambil memberikan sebuah tas bekal yang lumayan berat, "apa nih?" "sesuatu pokoknya special dech.. jangan di tahan tahan makannya kamu udah langsing jadi gak perlu khawatir gemuk" "langsing apa cobak.. oh ya jdi berapa nih totalnya" ucapku menanyakan harga makanan yang dia bawa "Total? hmmm ini gak bisa di bayar pakai uang cukup di bayar senyuman kamu.." "serius kamu kan juga gak gampang cari uang.. gimana mau nikahin aku cobak klo uangnya di pakek terus" ucap ku bercanda "what!? jadi kamu beneran mau aku nikahin?" tanya Rei dengan mata yang menyiratkan senyum, "Ekhhem! Zalia kamu pesan makanan apa?" ucap Mas Dian yang ntah sejak kapan dia memperhatikanku dari teras "biar Mas yang bayar.." ucap Mas Dian lagi "gak usah aku bayar sendiri" sahutku "Rei.. jadi berapa nih? buruan sbelum Mas Dian kemari.." ucapku cemas aku tak mau Mas Dian curiga pada Rei "biarin aja dia kemari emangnya aku takut? ucap Rei, songong amat emang ni anak ? "jangan macem macem dech ntar riweh" "oke2 aku cabut dlu gak perlu bayar kamu kan juga bagian dari tanggung jawab aku.., y udah kamu masuk dech sana makan yang banyak jangan diet diet aku pamit dlu ntar hubungin aku lagi yah" ucap Rei dan menghidupkan motornya "eh btw senyum dulu dong.. biar semangat nih aku cari uangnya" "ada ada aja sih kamu ini emangnya senyum aku vitamin apa bisa buat semangat!" ucap ku tersipu "duuh manis banget sih.. ya udah aku pergi dlu oke selamat makan malam Bidadari" ucapnya dan melajukan motor dengan pelan, Aku hanya bisa geleng geleng kepala, kq bisa ada org seganteng secakep itu tapi Narsis and Alay hahaha tapi gk bohong sih walaupun pakai seragam kurir naik motor bebek pakai helm pakai masker aura gantengnya tetap terpancar.. Aku berbalik dan kembali masuk Mas Dian masih berdiri di depan pintu memperhatikan ku seolah olah menyelidik penasaran, "pesan apa sih kq ngobrolnya lama banget?" tanya Mas Dian sambil melihat ke arah tas Bekal yang ku pegang "pesan makanan.. kebetulan kurirnya teman aku kuliah dulu jadi yah wajarlah ngobrol namanya juga temen" ucap ku sambil berjalan melewatinya "ooh pantes kq kayaknya akrab banget sama kurir..," seru Mas Dian sambil berjalan mengikuti ku, Aku berjalan menuju dapur penasaran dengan apa yang di bawakan oleh Rei, ketika aku membuka tas bekal itu dan lagi lagi aku speclees dengan wadah bekal yang sama sperti saat Rei mengantarkan bubur ayam waktu itu, Kali ini 3 susun wadah bekal dengan merk mahal dan ketika aku membuka ketiga tutup bekal itu aku lebih speclees lagi dong.., Isinya shirataki filaf rice, muscle hustel, dan ada salad sayur dengan saus wijen, waah menu diet yg mewah banget tapi tetap aja ini kebanyakkan buat aku makan sendiri dasar Rei gak ngerti konsep diet atau gimana sih hihihi "Mas Dian.. kebetulan aku pesen nya agak banyak nich mau makan bareng gak?" tawarku pada Mas Dian "mmhh Boleh.." ucapnya dan beranjak dari sofa aku pun menata makanan itu di meja makan, Mas Dian menarik kursi dan duduk, "Mbak Rosa.. gak mau sekalian di ajakkin makan bareng?" tanyaku pada Mas Dian "emang boleh?" tanya nya "Mas aku emang benci sama dia tapi aku juga bukan org jahat cukup kalian aja yang jahat aku mah gak ikut ikuttan, ajakkin aja kalu dia mau" jawabku santai Mas Dian hanya mengangguk angguk kemudian dia menoleh ke arah Rosa, "Rosa.. Zalia ngajak makan bareng nih kamu udah laper kan, aku minta maaf tadi udah marah sama kamu.. jangan ngambek lagi dong" ucap Mas Dian membujuk Rosa "Aku memang laper Mas.. dan masih kesel sama kamu tapi kalau untuk semeja sama dia aku gak sudi!! yang ada mual ntar aku makan bareng sama Babu kayak dia udah lah.. gk usah mikirin aku kamu memang ngeselin Mas!" ucap Rosa beranjak dari sofa dan berjalan menuju kekamarnya wajahnya tampak sangat kesal Mas Dian hanya menghela nafas dan menggelengkan kepala, mungkin dia sudah lelah mengadapi ular pliharaannya ? "udaah klo dia gak mau ya udah jangan di paksa Mas, mending kamu makan dlu.. nih aku ambilin buat kamu" ucap ku sambil mengambilkan makanan untuk Mas Dian "hmm pusing Mas liat sikap Rosa yang marah marah gak jelas terus.., tapi mas Bersyukur kamu masih baik ke Mas.." Aku hanya menyunggingkan senyum tipis membalas perkataannya dalam hati aku memaki dan turut berbahagia dengan apa yang dia rasakan sekarang ? Rasain mas silahkan menikmati semua akibat dari perbuattan mu dan ini baru permulaan aku bakal bawa kamu kepermainan yang lebih seru lagi.. BERSAMBUNG...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD