POV Zalia
Rei mengantarku pulang ketika sampai di depan rumah aku melihat mobil Mas Dian sudah terparkir di garasi.
"makasih yah udah nganterin sya dan udah mau repot2 luangin wqtu buat nemenin sya.. Mas beneran gk mau di bayar nih ongkosnya?" Tanya ku ketika hendak turun dari mobil.
Rei melnoleh ke belakang menatap ku dgn senyuman tipisnya "Mbak kan saya udah bilang skarang kita tuh temen.. jdi ya udahlah santai aja.."
"Tpi ntar kamu rugi loh"
"bawel yah nih si cantik.. da'ah turun yuk biar saya bantu bawak belanjaannya ke teras rumah mbak" ucap Rei melepas sabuk pengamannya dan turun
Akupun hanya bisa menghela nafas saja, yah mau bagaimanapun aku sangat merasa tidak enak dgnnya sudah mengambil banyak wqtu dan tenaganya untuk menemani ku setengah hari ini.
Rei membuka gerbang rumah dan kemudian membukakan pintu mobil untuk ku,
"Tuan putri blm mau turun? atau mau ikut saya pulang aja? ?" ucapnya seraya nyengir kuda
"ih.. mulai dech, oke2 saya mau turun nih" aku pun segera turun dan Rei membantuku membawakan belanjaan yang super banyak itu ke teras rumah.
setelah selesai aku mengantarnya ke mobil.
"sekali lagi makasih yah, udah nemenin saya.. udah saya repottin"
"iya sama2 mbak.. oh ya kyknya suami mbak udah di rumah klo ada apa2 hubungin saya yah mbak, saya pamit dulu oke!
"he'em.. hati hati yah..
Rei masuk ke mobilnya dan berlalu pergi, akupun segera kembali ke rumah sambil menenteng belanjaan ku masuk kedalam.
Ketika baru 3 langkah melewati pintu aku sudah di buat jantungan dengan kehadiran mas Dian yg seolah olah sudah menunggu ku masuk, Dia berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana kanan kirinya.
Aku berusaha untuk tenang dan cuek namun ketika aku hendak melewatinya tiba tiba dia menghadang ku dan mengambil semua belanjaan yang ada di tangan ku dan tanpa berkata apa apa dia berjalan menuju dapur lalu meletakkan semua barang barang itu di atas meja Bar yg ada di dapur.
Aku pun hanya diam dan mengikuti langkah nya menuju dapur yah tujuan ku adalah untuk memeriksa dan menyusun belanjaan itu.
"zalia.. kamu pergi belanja pagi kenapa pulangnya bisa sampai sesore ini? tanyanya yang kini sudah duduk di salah satu kursi makan.
"hmmm kamu tau sendiri tadi aku nyempettin makan siang di restaurant tadi.. emang kenapa sih mas? yg pentingkan aku keluar gak ada tujuan yang aneh2" jwb ku sambil memeriksa barang belanjaan tadi sesuai tidak dengan struk yg ada.
"tadi yang anter kamu siapa?
"oh itu kan Taxi online.. gk tau dech siapa, oh ya mas.. Tadi ini aku belanja hampir 2 juta loh isinya semua barang ke perluan rumah, sayur sama buah, uang belanja yang kamu kasih ke aku udah tinggal satu juta lagi" ucap ku dan menarik kursi duduk tepat di sebelahnya.
ketika aku duduk Mas Dian seolah terkejut dan membenahi duduknya tingkahnya sperti org yang sedang gugup saja.
"ini struknya kamu liat dech isinya bener2 belanjaan buat rumah semua" ucapku meletakkan struk itu di meja makan.
"emhh iya2 mas percaya kq y udah ntar mas transfer lagi uang belanjanya" ucapnya tersenyum
" mas.. kan sekarang keadaan udah kayak gini nih.., kamu tetap ngasih aku uang bulanan buat prinadi aku kan? gk cuma uang belanja doang kan?" tanya ku lagi
"iya dong.. Mas tetap akan kasih kamu uang bulanan pribadi, walau bagaimana pun mas org yang bertanggung jawab kq.."
"hmm bagus dech klo gitu makasih ya mas, tapi aku juga mau ngasih tau klo mulai sekarang aku gk akan nyisihin uang lagi buat mbak Rosa, masa iyah udah di sakittin aku tetap menderma org yang jahattin aku" ucapku membuat mimik wajah mas Dian berubah dia mengerutkan keningnya seolah sedang berfikir lalu kemudian dia memandang ke arah ku sambil menyunggingkan senyuman.
"iyah2.. gak apa apa kq itu terserah kamu yang penting gak ada keributtan apapun mas pengennya damai adem ayem.. baik itu hubungan antara kita atau kamu dengan Rosa"
huek!! seketika hati ku ingin memuntahkan cacian! bisa bisanya dia bilang kayak gitu Damai, adem, ayem.. hahaha mendengar nama Rosa saja sudah membuat ku ingin muntah.
"yaah aku sih udah biasa aja sekarang yg penting mah cukup tau aja dan aku gak bakalan ngeribettin urusan kalian kq mas.. selama kalian juga nggak ngeribettin urusan aku"
Mas Dian mengangguk angguk seoalah setuju dengan ucappan ku.
"oke deh aku mau mandi dulu udah seharian di luar capek bauk juga iyah.. kamu makan malam di rumah atau di luar?"
"mmm emang kamu mau masak malam ini?"
"iya doong emang biasanya gimana? akukan istri baik yang sllu siappin makan malam buat suaminya walaupun si suami jarang makan malam di rumah!"
"oh, sssshmm.. iya dech mas makan malam di rumah, mau keluar juga lagi gak mood nih.."
"okey!"
akupun berlalu menaiki anak tangga menuju ke kamar dan segera mandi, usai mandi walau hanya di rumah saja aku tetap berdandan walau dandanan sederhana baju juga aku pakai homeydress selutut yang ku beli kemaren,
Aku menatap kagum ke cermin memandangi tubuhku dari bawah ke atas, aku teringat kata kata pria aneh yang mendatangi meja ku di restaurant tadi dia memuji ku cantik bak model dan setelah aku perhatikan ternyata aku memang secantik itu ? selama ini aku benar benar tidak pernah menilai diri ku sendiri hari haru yg telah lalu hanya di penuhi dengan kebucinan yang ternyata hanya gosthing doang.. ? hahaha... miris!
Aku mengambil ftho diriku di cermin denga kamera belakang bergaya secantik mungkin memperlihatkan tubuh langsing dan tinggi ku.
Lalu segera saja ku posting di i********: dengan caption
"Happiness is the best makeup" ?
(kebahagiaan adalah makeup terbaik)
Usai mengupload itu, akupun segera turun ke bawah dan aku cukup terkejut mendapatti ibu mertua ku sedang duduk bersama mas Dian di ruang Tamu, kapan nenek sihir ini datang? kenapa aku gak dengar suaranya tadi bisanya gitu masuk kedalam rumah mulutnya bakalan langsung berteriak2 gak jelas manggil2 namaku.
"eh ibu datang.. kapan datangnya? ucap ku kali ini berlagak sok manis, karena smenjak dia memperlakukan ku dengan buruk aku juga tak pernah bersikap manis padanya.
kulihat dia hanya melengos tanpa menjawab ku.
"baru kq ibu baru aja sampai" jawab mas Dian yang matanya seolah tak berkedip pandangannya mengikuti langkah ku yang berjalan ke arah dapur.
"ooh.., ya udah dech mumpung ibu ada di sini kita makan bareng aja skalian biar Zalia masakkin makanan yang enak buat ibu" ucap ku dengan Nada yang benar2 manis
kedua org ibu dan anak itu memasang wajah heran, selama ini mas Dian sangat tau bagaimana diri ku setiap kali ibunya datang, pasti aku hanya diam dengan wajah kesal dan selalu menolak untuk makan semeja dengan ibuku, karena yah taulah nenek sihir itu bakalan terus mencaci ku dan menceritkan cerita cerita aneh yang bikin panas kuping.
Tapi kali ini aku akan berakting jadi menantu yang baik dan sabar.. kan kamu juga tau kan yah.. suamiku adalah sutradara film di rumah ini yah skalian aja lah aku jadi salah satu pemainnya.
Aku memulai acara masak masak ku, malam inu aku memasak makan malam yang simple tapi istimewah yaitu mie mala dengan toping daging iris plus sayuran, aku tau ibu mertua jahat itu sangat menyukai chinesee food karena mereka juga ada garis keturunan chinesee & ini perama kalinya aku menghidangkan makanan chinese buatnya bukan karena aku gk bisa masakknya tapi yaah taulah yaaa.. hehehe selama ini aku gk ada minat buat cari perhatian dia.
setelah hidangan ku selesai aku segera menata meja makan ku sediakan juga es timun serut dengan sirup melon sebagai pelengkapnya.
kulirik sekilas ke arah dua org itu, dan kebetulan ketika aku melihat ke arah mereka ibu mertua ku itu juga sedang melihat ke arah meja makan namun seketika membuang pandangan ketika menyadari aku melihat nya.
"ngiler kan lu!" ) batin ku dalam hati hihihihi..
"Sayang... makan malamnya sudah selesai nih.." ucapku yang lagi2 berlagak manis,
"oh iya.. ayo bu makan malam dulu, Dian jugak udah laper nih harum bgt masakkan Zalia"
Mas Dian dan ibunya pun segera beranjak dari sofa dan aku segera menarikkan kursi untuk ibu Ratna yang terhormat itu dia hanya melirik ku dengan tatappan heran sambil mengerutkan kening dan duduk.
"waaah kamu tau aja masakkan ke sukaan ibu nih.." ucap mas Dian ketika melihat hidangan yang super menggoda itu.
"halah paling juga rasanya gak seenak di restaurant favorit ibu" kritik nya
"yaah wajar dong buk.. kalo gk seenak resaturant kan ini makannya di rumah bukan di restaurant.. lgian ini racikkan alami klo di restaurant yah tau sndirilah banyak penyedap ajaibnya" ucap ku sambil menuangkan mie ke piring mas Dian.
"cobain dlu buk.. walau pun bukan di restaurant tapi Zalia kan masakkanya sllu enak" seru mas Dian
Kamipun makan malam dengan tenang tak tau kenapa tumben2nan si nyonya ini menjadi pendiam biasanya ketika makan pun dia tetap aja mengomel.
Dan dapat kulihat dengan jelas dia memakan masakkan ku itu dengan lahap hanya saja dia memaksakan wajahnya agar tidak terlihat menimati, hahaha lucu sekali tinghkah org angkuh satu ini.
Setelah selesai makan malam aku langsung saja bangkit dari kursi makan dan bergegas membereskan meja juga mencuci piring dan peralattan masak yg kupakai tadi sementara Mas Dian masih duduk di meja makan bersama ibunya.
"Makasih yah sayang kamu udah masakkin makanan enak malam ini" ucap mas Dian saat aku masih sibuk mencuci piring
"iyah sama sama mas" jawab ku singkat
"halah! percuma pinter masak tapi gak punya anak! perempuan itu gak akan sempurna kalau mandul!" & pada akhirnya mulut ularnya mulai mengelurakan bisa.
Jangan tanya bagaimana perasaan ku tiap kali mendengar kata kata "Mandul" itu, rasanya perih teriris.., tapi kali ini aku tetap harus berakting untuk mematahkan sihir jahatnya.
"ibu... udah dong buk, jgn ngomong gitu ke Zalia, Zalia gk mandul tapi emang belum di kasih aja" jwb Mas Dian
"udah dua tahun loh Dian.., yang ianya dia itu memang gak bisa kasih kamu anak! kamu sih gak nurut kata kata ibu coba dulu kamu nikah sama Amanta, liat sekarang Amanta udah punya anak! kamu gk liat gimana senangnya itu tante Ririn udah punya cucu? ucapnya mulai mengomel.
Amanta adalah salah satu dari sekian banyak perempuan yg di jodohkan dengan Mas Dian.
"ibukk.. udah dong jgn bawak2 org lain"
"iyah jgn ngomel2 terus bukk.. ntar cantiknya berkurang" ucapku yang telah selesai membereskan meja dapur.
Mas Dian menatap ku dengan pandangan yang tak bisa di artikan apakah itu pandangan iba atau pandangan merasa berasalah.
"halah! kalau bukan karena Ayahnya Dian yg udah kepelet sama menantu mandul kayak kamu juga saya pasti udah paksa Dian buat menceraikan kamu! kalau perlu saya pura2 minum racun supaya Dian mau menceraikan kamu"
"ibuk! udah bu cukup! ibu sebaiknya pulang dech udah malem juga ini.." ucap Mas Dian
"siapa jugak yg mau berlama2 di rumah ini Dian! selama masih ada permpuan mandul ini ibu gak pernah merasa nyaman di sini, oh ya Dian jgn lupa kamu harus transfer uang ke ibu"
"iya iya buk.. Dian anter ke depan yah.."
Mas Dian pun mengantar ibunya kedepan,
Yah, Benar kata2 nenek sihir itu, Ayah mas Dian begitu melihat ku datang bertemu dengannya dulu ketika kami hendak meminta restu, Ayahnya langsung menyetujui..
Ayah mertua ku itu juga sangat sayang pada ku setiap kali dia pulang dari singapur dia pasti membawakan ku oleh2 berupa barang2 brandid namun setelah aku mengatakan tak memakai perhiasan atau pakaian2 mahal itu dia hanya mengirimiku uang saja.
Ayah mas Dian tinggal di singapur di sana Ayahnya tinggal bersama istri pertama dan anak2nya, yg aku tau dari cerita mas Dian Ayahnya bekerja pada sebuah keluarga elit yg cukup berkuasa di Asia tenggara ini makannya Ayahnya jarang sekali bisa ke indonesia.
Oh ya perusahaan tempat Mas Dian bekerja adalah salah satu cabang perusahaan milik org yg menjadi tuan Ayahnya Mas Dian, makanya ia bisa mendapatkan posisi yg bagus di perusahaan itu.
Ibunya adalah istri kedua dan yah sbenarnya kata mas Dian Ayahnya hampir menceraikan ibunya namun karena ibunya bersikeras untuk tidak mau di ceraikan akhirnya si Ayah pun tidak menceraikan nenek sihir itu.
Dan setiap bulan Ayah mas Dian tetap mengirimkan uang dalam jumlah yang cukup besar namun ibu nya adalah perempuan glamour yg sangat boros dia juga tetap meminta jatah uang pada mas Dian.
& sekarang aku faham kenapa Mas Dian tidak bisa kaya2 banget padahal posisinya di perusahaan terbilang tnggi karena selain menghidupi ku dan ibunya dia juga harus menghidupi si ular pliharaannya yang aku tau dari chattingannya yg kusadap bahwa ia telah membelikan rumah yg sangat mewah di komplek perumahan elit juga sebuah mobil mewah.
hh Aku saja yg sangat Bodoh mau aja di tipu dengan pengakuan gajih yg selama ini mas Dian kasih tunjuk, dan aku yg terllu Bodoh untuk terima apa adanya si pria licik ini.
"Zalia.." aku terkejut dan segera sadar dari lamunan ku ketika Mas Dian memanggil ku.
"mmm.. sekali lagi mas minta maaf yah atas kata2 ibu..,"
"oh, itu aku gak apa2 kq kan kamu tau sndiri aku udh biasa denger omongan gak enak dari ibu kamu, aku kekamar dlu yah, ucapku dan berlalu kekamar.
Tujuanku ke kamar bukan untuk menangis atau menggalau kayak sbelum2nya hihi aku cuma penasaran pengen ngotak atik i********: ku.
ketika di kamar aku pun segera mengambil handpone ku yg tdi sengaja tak ku bawa turun, aku menuju ruangan kecil yg ada di dalam kamar kami ruangan itu adalah ruangan baca yang terhubung langsung ke balkon ada satu sofa santai dan dua rak besar buku, yg kebanyakkan isinya adalah koleksi buku mas Dian, aku duduk di sofa itu sambil memainkan hp ku.
Dan aku cukup kaget ketika melihat folowers ku yg ternyata bertambah cukup banyak, like dan coment di beberapa ftho yg baru ku unggah juga sudah ratusan like.
Aku senyum2 sendiri ketika membaca komentar2 manis bahkan romantis dari para bule2 yg memfolow ig ku, yah kan dari awal aku memang menyetel membuat ig dengan alamat luar negeri.
Yah! walau polos2 gini aku juga kuliah sastra inggris dan pastinya faham dong bahasa inggris, ketika sedang asyik membalas coment2 di ig tiba2 masuk sebuah DM.
Dari ssorg dengan id, Reichard Anderson ftho profilnya hanya ftho tangan pria dengan jam tangan mewah.
Kubuka isi DM nya,
"hi beautiful please follow me back.."
aku pun membalasnya
"ok!" dan segera ku folback pria bule itu.
ketika aku menelusuri akunnya tak ku temui satupun ftho wajahnya hanya kumpulan ftho2 aestetick ruangan2 mewah dah tempat2 bagus lainya.
"jangan jangan dia agen travel atau tukang furniture wkwk" gumamku geli,
dan saat itu masuk notificasi chat dari si Rei tukang gombal.
"malam mbak.. udah makan malam belum? kalo belum biar saya anterin seblak"
? apa'an sih ni anak random banget tiba tiba nawarin seblak"
aku pun menjawab chatnya.
? udah, saya udah makan..
? oh, kirain belum makan hehehe.. gimana mbak? mbak gk berantemkan sama suami mbak?
? apa'an sih? y enggak lah.. ngapain juga berantem kyk anak kecil aja!
? hehe manataukan gara2 kejadian tadi siang di restaurant mbak jadi berantem ama suami mbak ?
? kamu nih yah.. kan udh saya bilang saya tuh gak peduli dia mau gimana yg penting tidak ganggu urusan saya, kamu aja nih ganggu saya terus ngajak berantem ?
? hehehe.. jgn marah dong namanya juga my univers jadi gk bisa saya tuh gak gangguin mbak kangen muluk bawak'annya wkwkwkwk canda ya mbak.. ?
? awas kamu yah, eh btw jgn panggil mbak dong.. berasa punya adek angkat saya!
?? saya sih pengennya manggil sayang tapi takut gak sopan makannya saya manggilnya mbak"
? asemm kamu yah.. awas aja ntar saya kirim santet baru tau kamu!
? gak apa2 dech ntar saya bales pakai pelet! ?, emang mbak umurnya berapa sih? biar saya gk salah panggil nih..
? 26 saya.. awas kalo kamu bilang tua yah!
??? masih tua'an saya 2 tahun dong mbak.. wkwkwk saya 28 tahun sekarang ntar lagi jga menuju 29 ?
? masa iya kamu lebih tua dari saya? tapi kq keliattan masih muda banget?
? itu karena saya pria baik jujur dan tampan dari lahir
? gak percaya saya.. pasti kamu masih 24 tahunan
? si cantik ini emang ngeyel yah orgnya.. hihi nih saya kirim ktp saya biar mbak percaya ?"
setelah memperhatikan ftho ktpnya akupun percaya jika si tukang gombal ini benar2 28 tahun hahaha jadi malu aku tuh dia terlihat masih muda banget padalah dia pekerja keras loh pagi siang malem segala profesi d jalanin tapi penampilannya oke banget badan bagus,muka ganteng nya yg kekorea2an ?, kulitnya juga bagus banget, mengiri !
"Ehem!!
Aku terkejut dan menoleh ke belakang ternyata mas Dian sudah berdiri di dekat sofa yg aku dudukki
"ada apa mas?"
"gak ada apa2 tumbenan kamu serius banget main hp?
Aku tak menjawab hanya mengankat alis saja.
"Mas malam ini sbenernya pengen ngobrol sama kamu Za.. tapi Rosa tadi nelfon jadi malam ini mas bakalan kerumah Rosa, kamu gk apa2kan mas tinggal sndiri di rumah ntar mas usahain jam 11 atau jam berapa mas pulang"
"nginep aja skalian mas.. biar aku siappin baju kerja kamu biar kamu berangkat dari sana aja"
"kamu beneran gk apa2 sendirian di rumah?
"laah biasanya juga aku gak apa2 kq.. y udah aku siappin dlu baju kamu!"
aku pun segera meninggalkannya di ruangan itu dan menyiapkan perlengkappan kerjanya ke sebuah koper,
Mas Dian memperhatikan ku yg sedang sibuk mempersiapkan perlengkappannya dan ketika aku selesai mengemas nya tiba2 mas Dian memelukku dia mendekap kepala ku ke d**a bidangnya, aku yg kaget dengan perlakuan tiba2nya itu hanya diam.
"Maafpin Mas yah Za.."
"emh... udah lah mas.., maaf aja gk cukup buat nebus perbuattan kamu ke aku dan ma Irfan.., ucap ku dan melepaskan dekappannya.
"ya udah berangkat gih sana.." ucap ku dengan tersenyum, Mas Dian mengelus kepala ku dan mengambil kopernya
"Mas pergi dulu yah.. kalo ada apa2 telfon Mas.."
"iyah.. langsung kunci aja pintunya" ucapku dan membiarkan Mas Dian keluar.
ketika Mas Dian sudah menghilang dari pandangan ku, aku terduduk di kasur tanpa sadar dua bulir hangat menetes tanpa permisi,
Setegar apapun aku menahan rasa sakit ini tetap saja terasa sakit.. tetap saja terasa pedih..
ingin rasanya aku bangun dari mimpi buruk ku ini..
Kenapa harus aku??
Bersambung...