14

1429 Words

Aeden membawa Dealova ke sebuah villa yang langsung menghadap ke pantai. Tempat yang sering Aeden datangi bersama dengan orangtuanya. "Ah, harusnya aku membawa peralatan melukisku." Dealova mengeluh. "Kenapa kau tidak mengatakan jika kita akan pergi ke tempat yang seindah ini?!" Sebalnya. Sekarang raut tenang itu sudah memiliki banyak ekspresi, ekpsresi yang selalu direkam oleh mata dan ingatan Aeden. Aeden tersenyum, ia memeluk Dealova dari sisi kanan Dealova, "Peralatan melukismu ada di bawah." Dealova memiringkan wajahnya, menatap Aeden tak percaya, "Kau yang terbaik." Ia mengecup pipi Aeden senang. Tanpa harus dikatakan Aeden tahu apa yang Lova butuhkan. Ia tahu wanitanya suka melukis, dan tempat yang akan mereka datangi adalah tempat yang indah jadi sudah pasti ia akan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD