Chapter 10

1819 Words

Bila di asrama blok sebelah suasananya mencekam, maka lain lagi dengan suasana di blok ini. Penghuninya tampaknya kebanyakan merupakan orang-orang yang penuh percaya diri, mereka dengan mudahnya menerima kehidupan baru mereka. Adolf, melirik sekilas ke arah jendela yang menghadap lapangan tengah, menajamkan telinga mendengar jerit pilu dari blok yang berhadapan dengan bloknya. "Hem, belum apa-apa sudah ketakutan. Pecundang!" Hinanya tanpa mengetahui apa yang terjadi di sana. Setelah itu ia melemparkan pandangan pada pintu kamarnya, mendengus saat Wymer masuk seenaknya sambil membawa sebotol wine lengkap dengan ember es dan dua buah gelas. "Mau menemaniku minum?" Ajak Wymer. "Bagaimana kau bisa tahu kamarku?" Tentunya Adolf langsung menerima gelasnya dan membiarkan Wymer menuangkan isi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD