Kapal yang mengangkut ratusan siswa-siswi berbagai usia itu baru saja tiba di pelabuhan sekolah. Tepat esok harinya, mereka pun turun berbondong-bondong, tak sabaran ingin melihat seperti apa tempat yang akan mereka tinggali beberapa tahun ke depan.
Sebagian terbelalak, takjub mengetahui betapa lengkapnya fasilitas yang mereka terima di sebuah sekolah pribadi tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeser pun.
Sebagian lagi tampak tak lagi terkejut, mereka yang cerdas jelas sudah bisa memprediksi seberapa banyak investasi yang mungkin sanggup dikeluarkan oleh pemilik gila militer penuh niat terselubung itu.
Sementara di depan gerbang raksasa yang membatasi area pelabuhan, peternakan, dan landasan pesawat dengan bangunan utama sekolah terlihat seorang remaja putri dikawal oleh dua orang remaja laki-laki.
Ketiga remaja itu berdiri tegak dengan penuh kebanggaan, memakai seragam sekolah dengan tambahan muatan yang amat banyak di atas meja raksasa di balik gerbang berbahan baja itu.
"Selamat datang siswa-siswi sekalian! Selamat bergabung dalam angkatan pertama Akademi Wallace! Sekolah khusus militer berstandar internasional!" Ucap seorang perempuan dewasa di atas gerbang, ia menggunakan mikrofon yang terhubung dengan pengeras suara sekolah.
Dengan penuh gaya, ia melompat turun seolah-olah pintu gerbang setinggi sepuluh meter dengan lebar lima sentimeter itu sama sekali bukan masalah. "Saya Fressia Aiyana, selaku Wakil Kepala Sekolah yang akan bertanggung jawab atas kalian selama di pulau ini dan mereka ini adalah Kabinet Dewan Sekolah." Berdiri di samping ketiga remaja itu dan mengenalkan mereka.
Setengah dari siswa-siswi yang telah mengenal Sang Siswi Legendaris itu terbelalak sekali lagi, bahkan ada beberapa puluh siswa yang langsung membalikkan tubuhnya berniat naik kembali ke kapal. "KAMI TIDAK JADI BERSEKOLAH DI SINI!" Jerit mereka putus asa, merasa tertipu.
Merasa bahwa kebahagiaan mereka saat tak menemukan ketiga remaja itu di atas kapal hanyalah sebuah ilusi belaka. Harusnya mereka lebih cepat bangun ke dunia nyata, harusnya mereka sadar kalau mustahil Penyihir itu tidak bersekolah di sekolah milik keluarganya sendiri.
"BUAHAHAHA!! TIKUS-TIKUS BUSUK! KALIAN PIKIR BISA LARI SETELAH MENGINJAKKAN KAKI DI SINI HAH!? KAPAL TELAH BERLAYAR SEMENTARA KALIAN TERPUKAU TADI!" Tawa Fressia, mulai menunjukkan taringnya.
Sungguh bukan sikap yang pantas sebagai seorang pendidik, tapi yah.. Tak heran jika mengingat seperti apa prioritas sekolah ini. "Hohoho.. Siap-siaplah kalian jadi b***k cintaku, humu-humu!!" Apalagi bila Ketua Dewannya juga sama mengerikannya.
Kedua perempuan itu tampak bagaikan mimpi buruk bagi Para Siswa, hanya Para Siswi yang masih bisa bernapas lega saat ini. Meski mereka merupakan minoritas, tapi di saat seperti ini mereka bisa merasa sangat aman dibandingkan dengan siswa dengan jumlah berkali-kali lipat dari mereka.
Plak! "Berhenti mengancam di hari pertama Rin. Ayo selesai pekerjaan kita dan biarkan mereka beristirahat. Berburunya besok saja.." Tegur Ernest, memukul kepala Rin dengan ekspresi wajah malas.
Sesungguhnya dia memang sangat malas, tapi apa boleh buat jika mereka bertugas untuk mengabsen ulang siswa-siswi yang tiba dan harus membagikan pouch system beserta kunci kamar asrama.
"Huft! Aku kan cuma menyapa saja! Ernest bodoh!" Ngambek Rin.
Ernest tak peduli, dia malah menatap malas ke Fressia yang tengah asyik menyeret siswa-siswa yang sedang mencoba kabur dengan berenang, dimasukkan ke dalam beberapa buah kandang besi sambil menyengir mengerikan.
"Yvone, tolong kau saja yang mengambil ahli tugas Nona Aiyana. Beri pengarahan kepada mereka, dan jelaskan tentang sistem kelulusan kita. Kedua perempuan di sini tak berguna, biar aku yang mengabsen ulang dan mengurus soal kamar." Lalu memberi instruksi pada Yvone.
Kalau dalam situasi biasanya, Yvone mungkin akan marah diperintah. Tapi dalam kasus ini, dia juga ingin segera beres. Jadinya ia mengambil mikrofon cadangan dan berdiri di depan siswa-siswi yang telah ia perintahkan berbaris dengan rapi.
"Maafkan kekacauan barusan. Aku singkat saja, karena setengah dari siswa-siswi belum mengenalku.. Maka aku kan mengenalkan diri sekali lagi. Panggil aku Yvone, aku Wakil Ketua Dewan Eksternal yang bertanggung jawab atas segala hubungan antar klub olahraga yang akan kita bentuk nanti dan penghubung kalian dengan dunia luar. Segala surat dan paket yang keluar-masuk pulau harus melaluiku.
Di sebelahku ini Ernest, Wakil Ketua Dewan Internal yang bertanggung jawab atas masalah antar siswa-siswi, kedisiplinan asrama dan administrator Colosseum.
Sedangkan Perempuan sejuta kegilaan tercebol di sekolah kita yang di sana itu Ketua Dewan Siswa, dia bertanggung jawab atas masalah yang tak sanggup kami tangani dan sebagai sipil merangkap hakim di sini. Dengan kata lain, dia yang akan menentukan hukuman atas semua pelanggaran yang kalian lakukan." Tanpa basa-basi langsung memberikan berita duka bagi Para Siswa.
Wymer menggelengkan kepalanya, menatap kasihan pada beberapa siswa yang kebetulan satu sekolah dengannya dulu. "Mereka bisa jadi homo setelah lulus dari sini. Kasihan.." Komentarnya sombong.
"Heh? Sebenarnya kenapa? Kenapa situasi jadi berubah seburuk ini?" Tanya Adolf, dia berdiri di samping Wymer dengan kebingungan.
Sama halnya dengan Richard yang berdiri di belakang Wymer. "Kenapa dengan reaksi kalian? Tiba-tiba ciut setelah melihat mereka? Pecundang." Seenaknya ia menyela, dengan kesombongan yang setinggi Wymer.
Wymer tersenyum penuh arti, bersedekap. "Kalian akan tahu nanti, ketiga manusia itu berbahaya bagi kesehatan mental mereka yang payah. Hahaha.." Sengaja tak mau memberikan informasi.
Beruntung ada Heinz yang tak sengaja mendengarkan perbincangan mereka berbaik hati menjawab. "Mereka bertiga sangat terkenal. Kuat, cerdas, berbakat dan selalu menjadi yang terbaik selama sembilan tahun dalam peringkat umum Sekolah Wallace. Hanya saja, Perempuan itu.. Feyrin punya kepribadian dan pola pikir yang sangat sesat, ditambah dengan kesetiaan mereka berdua. Hingga mereka bisa jadi musuh yang mengerikan bagi kewarasan siswa-siswa di sini, berhati-hati lah agar tak menarik perhatian mereka." Ia bahkan berbaik hati memberi nasihat.
Tapi hal itu malah membuat Adolf bersemangat, ia tersenyum picik menemukan mangsanya. Sedangkan Richard malah mulai memperhatikan wajah mengantuk Ernest yang terlihat cantik, ia merasa telah tertipu sekali lagi oleh bocah c***l itu. "Bocah c***l picik, ternyata kakaknya laki-laki!" Gumamnya tak sadar.
"Eh, kau bilang apa Manusia Otot?" Tanya Adolf saat mendengar gumaman itu.
Richard malah menyalahkan artikan pertanyaan itu, berpikir kalau ia sedang ditantang. "Diam kau Pirang Cebol!"
Mereka mulai melemparkan tatapan sengit, mengepalkan tangan siap saling menyerang..
Namun di saat serangan itu diluncurkan, Rin melompat masuk di antara mereka berdua, menekan leher keduanya hingga wajah mereka saling berbenturan dan terjadilah tragedi kecupan yang menghancurkan suasana penuh permusuhan itu. "Hihihi.. Kecupan manis! Kalian agresif deh!" Tawanya, menebarkan aura bahagia yang tampak bagai peringatan perang bagi mereka yang menyaksikan.
Richard maupun Adolf memucat, kehilangan setengah dari jiwa mereka sementara Wymer tertawa mengejek. "Jadi kalian pasangan pertama di sini. Hahaha.."
"Yey! Pasangan pertama!!" Rin ikut berbahagia.
Kebahagiaan singkat yang harus berakhir oleh serangan dadakan Yvone yang emosi pidatonya disela. "Diam kau Rin.." Sinisnya, menyeret Rin dan memasukkan rekannya itu ke dalam salah satu kandang milik Fressia yang masih kosong.
"TIDAKKK! YVONE PENGKHIANAT!" Jeritan itu pun ia abaikan, disetujui oleh Ernest yang masih sibuk berkeliling sambil membagikan pouch system bersama dengan Fressia yang sudah waras dan kembali dilanjutkan dengan penuh kelegaan bagi mereka yang mendengarkan.
"Baiklah, sekarang akan ku jelaskan mengenai sistem pendidikan di sini. Pertama nyalakan dan segera login ke benda yang kalian terima dari Ernest, lalu.." Bla.. bla..
Usai itu menjelaskan dasar-dasar informasi yang dibutuhkan, Yvone langsung melompati beberapa hal tak penting mengenai aturan yang masih bisa mereka temukan di pouch system dan langsung memberi tahu kebijakan diktator lainnya.
"Dan yang terpenting adalah kebijakan mengenai tingkat akademik di sini. Mungkin di awal kalian hanya mendengar kalau kalian tidak bisa keluar dari pulau sebelum tiga tahun, tapi pada kenyataannya itu hanyalah hitungan untuk prajurit terbaik.
Di Akademi Wallace ini terdapat enam tingkatan yang di mulai dari tingkat satu, posisi kita semua saat ini mengingat bahwa kita adalah angkatan pertama.
Tes kenaikan tingkat diadakan pada bulan Juni dan Desember setiap tahunnya. Jadi, untuk kalian yang berbakat, kalian bisa lulus dalam tiga tahun dan mendapatkan sertifikat pengakuan sebagai seorang prajurit yang diakui secara internasional.
Tentunya tes ini tak akan mudah, bisa saja kalian gagal berkali-kali dan menghabiskan waktu melebihi tiga tahun. Dan karena kalian hanya diberi kesempatan mengikuti tes di tingkat yang sama selama tiga kali, maka persiapkan diri kalian dengan baik sebelum mengikuti tes.
Berita bagusnya, kalian punya hak untuk tidak mengikuti tes jika kalian tak ingin atau tak siap. Tentunya itu tak akan mengurangi kesempatan kalian, hanya saja itu berarti kalian akan lebih lama tinggal di sini.
Tak ada liburan, tak ada kunjungan keluarga dan tidak boleh meninggalkan pulau tanpa izin khusus atau saat sekolah mengadakan acara tertentu. Hanya ada dua pilihan saat keluar dari pulau! Lulus sebagai prajurit yang brilian atau pergi sebagai pecundang yang kalah.
Oh ya, dan sisanya baca sendiri di bagian informasi, aku malas menjelaskan." Tutup Yvone dengan tegasnya.
Keributan pun terpancing, pro dan kontra mengenai kebijakan menjadi konflik dan dalam satu jam kemudian, terbentuklah aliansi dadakan penentang kebijakan tersebut.
Sementara pada masa itu, Yvone dan Ernest cuek saja, malah memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan absen yang belum selesai dan seenaknya menuangkan semua kunci kamar ke sebuah kotak kayu yang ditempeli tulisan..
Undian kamar, ambil sendiri kuncimu dan nikmati kamarmu.
- Tak boleh tukar dan langsung daftarkan nomor kamar ke pouch system.
- Tak ada perbedaan gender
- Kamar perorangan
- Pasangan humu diterima dengan adil seperti pasangan hetero
Jika sudah dapatkan kuncimu, silakan bubar dan beristirahat.
Tentu saja poin terakhir tambahan dari Rin yang telah berhasil membobol kandangnya, terkikik penuh niat busuk di depan kotak itu.
Tatapan mengantuk penuh rasa kesal itu pun dilemparkan oleh Ernest. Tapi karena hari mulai gelap dan keadaan mulai ricuh.. Dia mengabaikan poin tambahan itu begitu saja.
Lalu tidur di balik meja dan meninggalkan Yvone mengatasi keributan sendirian.
Rin sendiri sudah asyik berkeliling mencari target dan Fressia malah tertawa terbahak-bahak seperti seorang penjahat sambil menghasut sana sini demi bisa melihat pertarungan penuh darah yang ia puja hingga memperkeruh suasana.
"DIAM KALIAN PARA PECUNDANG! YANG TAK TERIMA SILAKAN TETAP DI SINI DAN TUNGGU KAPAL PENGANGKUT SAMPAH DATANG DAN KALIAN BISA PERGI! AKADEMI WALLACE TAK BUTUH SAMPAH YANG TAK BERGUNA! YANG PUNYA NYALI DAN KEMAMPUAN SILAKAN AMBIL KUNCI KAMAR DAN BERISTIRAHATLAH!" Akhirnya Yvone kehilangan kesabaran yang berteriak lantang hingga tak seorang pun yang berani membalas.
Mereka yang percaya diri segera mengambil kunci tanpa melihat ke belakang lagi, mereka yang merasa tertantang mengikut di belakang rombongan pertama dan yang tak yakin pada kemampuannya serta ingin lari dari awal tetap tinggal.
Setengah jam kemudian, kapal yang tadinya pura-pura telah pergi jauh kembali, mengangkut sekitar hampir 200 siswa-siswi meninggalkan pulau.
Wajah Yvone langsung pucat pasi saat melihat siapa yang terakhir turun dari kapal setelah siswa-siswi diangkut. "Maafkan aku Jenderal, aku tak bermaksud mengusir lebih dari 40% siswamu." Ia menundukkan kepala dengan posisi badan yang masih tegap.
Di luar dugaan, pundaknya malah ditepuk oleh Jenderal yang ia kagumi itu. "Kerja bagus Yvone, tak salah aku memilihmu. Mereka yang tak berguna memang tak ku butuhkan, yang penting adalah kualitas, bukan kuantitas."
Rasa haru dan bangga pun menyelimuti hatinya, pada hari itu juga.. Yvone bersumpah dalam hati akan bekerja sebaik-baiknya selama memegang posisi Wakil Ketua agar tak mengecewakan Jenderal-nya.
Terjalinlah suatu hubungan yang harmonis antara majikan dan b***k? Atau malah atasan dan bawahan? Tak ada yang bisa memahaminya selain Yvone.
Sedangkan dua orang yang lepas tanggung jawab itu kini harus bersiap menerima hukuman mereka. "TIDAKKK! LEPASKAN AKU! ERNEST BODOH! JANGAN TIDUR TERUS! NASIB KITA TERANCAM!!" Tentunya mendapatkan hukuman yang menyenangkan dari Jenderal Tiran itu~.
Hanya Fressia yang selamat, ia telah melarikan diri saat melihat kapal yang mendekat ke pelabuhan. Sungguh seorang yang berakal cerdik..