Mahasiswi Baru

815 Words
Beberapa mahasiswa khususnya mahasiswi saling berbisik ketika melihat Alexa masuk ke dalam kelas bersama Dosen wanita yang saat itu kebetulan mengajar di sana. "Selamat pagi, Semuanya. Hari ini kita dapat mahasiswi baru, pindahan dari Universitas Swasta di Jepang sana," ucap Sang Dosen memperkenalkan gadis manis yang berdiri di sebelahnya. "Silahkan Zahwa, perkenalkan diri kamu ke mereka," tambahnya. Alexa mengangguk kemudian menatap satu persatu para mahasiswa yang sedang duduk di hadapannya sembari menatap intens dan menunggu gadis berparas cantik itu mengeluarkan suaranya. "Selamat pagi, perkenalkan nama saya Zahwa. Saya pindah dari Jepang karena ada masalah dengan Visa Tokutei Ginou—Visa tenaga kerja dan Visa Pelajar saya. Ditambah ibu saya juga sedang sakit jadi saya memutuskan tidak kembali ke sana dan melanjutkan kuliah di sini," ucap Alexa yang mengganti namanya menjadi Zahwa mulai saat ini karena misinya di awal. Mengaku mahasiswi pindahan dari Jepang karena masalah Visa Tenaga Kerja dan Pelajar agar di anggap sebagai TKW. "Salam kenal, saya berharap kita bisa berteman baik sampai lulus nanti. Terimakasih," tambah Alexa, menutup sesi perkenalan dirinya. "Bagus." Dosen Ririn memberi tepuk tangan di susul tepuk tangan dari mahasiswa sekelas. Alexa tersenyum manis, dibalik senyum itu dia merasa puas karena untuk di awal ini dia berhasil, tidak satupun dari mereka yang mengenali Alexa adalah putri dari pemilik Universitas ini. "Silahkan, Zahwa. Kamu duduk, cari kursi kosong. Kita mulai perkuliahan pagi ini," ucap Sang Dosen. Alexa sedikit membungkuk, dia terbiasa melakukan itu di Negara Sakura sana sebagai bentuk hormat dan terimakasih pada orang yang lebih tua atau disegani seperti Dosennya saat ini. *** Perkuliahan berjalan dengan lancar, Alexa benar-benar fokus meski saat ini dia lagi dalam penyamaran tapi untuk satu hal-pendidikan dia tidak main-main. Istilahnya sambil menyelam minum air begitu yang Alexa jalani. Ketika dosen keluar, beberapa mahasiswa yang sudah rapih dengan buku-bukunya langsung menghampiri Alexa dan berkenalan secara langsung. "Hai, gua Yuda, gua ketua BEM." Seorang mahasiswa mengulurkan tangannya sembari mengulas senyum di wajah tampannya. "Oh, hai juga, Yuda." Alexa menyambar tangan Yuda dan keduanya bersalaman. "Gua Tian." Seorang lagi merebut tangan Alexa dari genggaman tangan Yuda. "Gua Elang.” "Gua Imran." Begitu seterusnya sampai akhirnya seorang mahasiswi melerai semua pria yang berebut berkenalan dengan Alexa. "Heiii ... Kalian ini kenapa pada gerombolan seperti ini, bikin Zahwa takut aja tahu gak!” bentak Ayu, menarik satu persatu lengan para pria muda itu agar menjauh dari Zahwa. "Bubar ... Bubar ... Bubar semuanya ...," titahnya. "Ck! Apaan sih, Ayu. Gak boleh liat orang senang dikit,” gerutu Yuda. "Tahu tuh! Zahwa sendiri gak keberatan, gak takut. Iya kan, Za?" timpal satunya dengan wajah tengil. "Tapi kalau sudah kenalan ya sudah sana pergi," usir Ayu. Bukan takut sama gadis berperawakan mungil itu tapi mereka memang enggan berurusan sama gadis yang cerewet dan galak tersebut. Alexa terkekeh melihat para pria itu menurut sama satu gadis, semua pergi akhirnya. "Terimakasih ya," ucap Alexa. "Terimakasih untuk apa?” Ayu mengibaskan tangannya. "Ya untuk yang barusan, loe menyelamatkan gue dari pria-pria itu," jawab Alexa. "Ooo, ya sama-sama. Mereka memang begitu, suka usil sama anak baru. Apa lagi kamu cantik." Alexa kembali terkekeh. "Hati-hati sama yang namanya Yuda, dia itu playboy kampus. Sudah banyak korbannya. Mentang-mentang ketua BEM," tambah Ayu mengungkap jatidiri Yuda yang sebenarnya. "Oh, iya. Kenalin, nama gue Ayu." Gadis mungil itu mengulurkan tangannya dan Alexa membalasnya. "Senang berlebalan sama loe," sahut Alexa. "Kalau mereka mengganggu loe, lapor sama gue ya, biar gue beri pelajaran mereka semua!" Alexa tertawa lepas melihat tingkah Ayu, badan mungil tapi berani. Setelah Ayu pamit pergi, Alexa memperhatikan beberapa mahasiswa yang masih ada di kelas itu, sebagian dari mereka seakan tidak perduli dengan kehadiran Alexa, semua sibuk dengan kepentingan masing-masing. *** Alexa menghela napas panjang, satu mata kuliahnya selesai. Tapi dia belum dapat apapun dari penyelidikannya. "Ck! Baru satu hari, apa yang mau loe dapet, AL?" monolog si cantik dalam hatinya. Jujur dia memang anak dari pemilik Universitas Swasta Ryuzaki ini tapi tidak sekalipun gadis itu mengenal Kampus milik keluarganya. Pernah sekali dua kali waktu dia kecil di ajak Sekar untuk datang ke kantor Raiden, tapi itu sudah beberapa tahun yang lalu dan waktu itu Alexa masih kecil, mana dia ingat dengan Kampus ini. Di jam kosong, Alexa lebih memilih melihat-lihat bangunan yang terdiri dari beberapa gedung terpisah. Karena beda Fakultas beda Gedung. Lelah berkeliling Alexa memutuskan duduk di kursi taman dengan pemandangan lapangan bola dimana beberapa mahasiswa sedang latihan bola di sana. Universitas yang begitu penuh fasilitas dan semua beroperasional dengan baik. Putri Sekar dan Raiden sampai bingung mau mulai dari mana, dia tidak menyangka Universitas Ryuzaki sangat besar. "Apa gua salah ambil jurusan ya?" Alexa bimbang sendiri didalam hatinya. Kembali dia menghela napas panjang. "Sudahlah, sudah terlanjur. Semoga aja Tuhan memberi petunjuk lebih jelas agar misi gua sukses menyelamatkan Universitas milik keluarga gua." Beranjak dari kursi itu, berjalan menuju gedung Fakultasnya karena mata kuliah kedua segera di mulai. Tapi baru beberapa langkah Alexa berjalan. Tiba-tiba ... DUK!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD