“Dia tidak menyukainya, Keydo.” Finar menarik piring berisi kue coklat dari hadapan Adara. Menggantinya dengan pie apel yang masih sedikit mengepulkan asap untuk cucunya yang baru saja dikeluarkan dari kotak bekalnya. Pie yang ia buat pagi-pagi sekali sebelum mereka berangkat menjemput Adara. “Itu bukan makanan, Finar. Untuk apa kau membawanya ke restoran jika dia harus mencicipi makananmu? Dan lagi itu masih panas. Apa kauingin membakar lidahnya.” Untuk pertama kalinya sepanjang pernikahan mereka, Keydo berani mengungkapkan isi hatinya tentang masakan istrinya yang jauh dari kata layak dimakan. “Apa kaubilang? Bukan makanan?!” Finar tersinggung. Ia bangun pagi-pagi sekali membuat pie khusus untuk Adara dan harus mengulangnya tiga kali demi hasil yang sempurna dan Keydo malah menghina da
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books