Nyonya Miranda terus memijit kepalanya yang terasa sakit seperti ingin pecah saja. Bukan karena migrain, vertigo atau darah tinggi, melainkan karena memikirkan perkataan Alex beberapa jam yang lalu. "Sial! Dari mana bawahan tidak tahu diri itu mengetahui tentang kematian Aliysa dan peristiwa kecelakaan itu!" umpat wanita paruh baya itu. Bukannya banyak-banyak mengucap istigfar dan beramal, justru wanita paruh baya itu semakin gelap mata karena keserakahannya. "Sepertinya musuh yang harus aku hadapi menjadi bertambah dan bawahan tidak tahu diri itu tidak bisa dianggap remeh ternyata," lanjut nyonya Miranda. "Pelakor sialan! Bawahan tidak tau diri!" Sedang asyik mengumpat, tiba-tiba saja Laura muncul dari arah depan, menatap heran ke arah ibu mertuanya. Wanita itu kemudian mengambil te