Suasana di dalam mobil terasa hening dan mencekam. Arfa yang biasanya banyak bicara dan tidak mau diam menggoda Aleena, tiba-tiba saja berubah pendiam seperti Peri yang sedang patah hati. "Mas Arfa," panggil Aleena dengan lembut. "Heem." Hanya sebuah deheman, tanpa mau menoleh ke arah wanita di sampingnya. Arfa pura-pura sibuk mengamati keadaan jalan di sekelilingnya. Membuat Aleena begitu gatal ingin mencubit pinggangnya. "Ada apa, Mas Arfa?" "Tidak ada apa-apa," jawab Arfa dengan cepat. Aleena menarik nafas panjang. Heran, dengan perubahan sikap suaminya. "Apa ada yang mengganggu pikiran, Mas Arfa?" tanya Aleena dengan hati-hati. "Tidak." "Apa sikapku kepada Mama tadi membuat Mas Arfa tidak nyaman?" "Tidak juga." "Lalu? Mengapa Mas Arfa tiba-tiba mendiamkan aku?" "Aku tida