'Sekarang apa yang harus kulakukan? Semua sudah terlambat meski kamu mengatakan cinta padaku. Karena meskipun aku juga tersakiti, perasaanku selama ini pun hanya untuk Raziel.' batin Aletta sembilu. "Mengapa hanya diam, Letta? Apa setidak penting itu perasaanku hingga kamu bahkan tidak bisa berkata-kata setelah mendengar ungkapan perasaanku?" Tanya Roland sedih. Tatapan tajam matanya masih setia menatap Aletta meski manik mata wanita itu berkali-kali menghindar. "Bu-bukan begitu. Tolong, lepaskan aku dulu Roland! Kau menyakitiku." Elak Aletta. Ia berbicara sedikit memohon karena memang gerakan tubuhnya seolah di kunci. Kedua manik matanya tampak sayu. Aletta seakan tidak bisa berbuat apapun bahkan sekedar menghindari tatapan Roland pun tak bisa. Dagunya masih di cengkram erat oleh ta