“Terima kasih ya, Kak. Maaf merepotkanmu, jadi harus mengantarku malam-malam begini,” ucap Dara sebelum turun dari mobil yang dikendarai Rere.
“It’s okay, Dara. Lagi pula sekalian aku mau mampir ketempat temanku, kebetulan searah juga. Jadi aku nggak perlu repot-repot mencari alasan buat berpamitan ke mama sama papa,” jelas Rere separuh terkekeh, Dara pun ikut tertawa meresponsnya.
“Ya sudah kalau begitu aku masuk dulu ya, Kak. Take care.” Dara berpamitan dengan sopan.
“Eh, Dara, tunggu. Kamu kok nggak pernah cerita sih kalo kamu ada hubungan sama Yudha?” Rere memotong sebelum Dara nyaris membuka pintu.
Hati Dara seperti tersambai petir. Tidak ada sepatah kata pun yang mampu ia ucapkan, hanya senyum dan gigi yang tampak meringis tipis diterpa kebingungan akibat pertanyaan Rere.
“Haha
