“Aska berhenti!” teriak Karina untuk yang kesekian kalinya.
Aron yang paham dengan situasi, menarik tangan Karina, menahan gadis cantik itu yang hendak mengejar Aska. Karina menoleh ke arah tangannya yang dipegang oleh Aron, matanya melotot, mungkin kalau tangannya dilepas sama Aron, tuh muka ganteng sudah dia cakar pakai kuku panjangnya. “Laron! Lepasin gue!” Inilah kebiasaan Karina yang memang sudah akrab dengan Aron dari dulu, tiadak pernah benar memanggil namanya.
Aron nyengir, tersenyum puas melihat wajah kesal Karina, dia sama geng-nya memang terkenal rese sama Karina dan Talita. “Nggak akan, kecuali ….” Aron menggantung kata-katanya.
Karina menyeringai, demi apapun dia ingin sekali meremat wajah Aron. “Nggak ada kecuali-kecualian! Lo sama Kakak lo emang sama brengseknya!” seru Ka
