When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bruk Bara langsung melayangkan bogem mentah pada rahang Agam. "Kau!!!" Agam langsung menunjuk ke Bara dengan wajah emosinya. "Saya tahu Tuan mampu melakukan apapun pada siapapun, tapi tolong, tolong jangan Luna, saya sudah menganggap Luna layaknya adik kandung saya sendiri, jadi kalau Tuan mau bertanya kenapa saya tidak terima, tentu jawabannya karena Luna adik saya, saya tidak akan membiarkan siapapun mempermainkan Luna, termasuk Tuan sendiri," ujar Bara panjang lebar. Terlihat jelas di mata Agam, kalo Bara begitu sangat murka karena melibatkan Luna dalam masalahnya. "Itukan kalo disakiti, apa adikmu tidak bercerita, jika aku menjadikan tunanganku yang sebenarnya, bukan mempermainkan dia seperti yang dikatakan kamu barusan," ujar Agam sambil mengelus rahang nya yang masih sangat tera