part 1

1225 Words
Hiks hiks hiks "Mama!," dari arah pintu, Hira berlari memanggil sang mama, seperti biasanya, Hira selalu mengadukan apapun yang terjadi pada dirinya "Apa yang terjadi Hira?, kenapa kamu menangis seperti ini?," tanya Siska pada anak bungsunya "Hendra Mah, Hendra mutusin Hira demi wanita lain, aku tidak mau kehilangan Hendra Mah!," ucap Hira dengan mengadukan pada Siska. Siska yang mendengar pengaduan Hira menghela nafasnya kasar "Sudahlah Sayang, kamu cantik, bahkan sangat cantik, mama akan mencarikan pengganti Hendra, dengan pria yang jauh lebih baik dan tampan, mama akan membantumu agar Hendra merasa menyesal karena telah mencampakkan mu," ujar Siska sambil terus berusaha menenangkan Hira. Hira masih terus sesenggukan menangis tanpa menghiraukan bujukan dari mamanya. "Tapi Hira sangat mencintai Hendra Mah, aku tidak terima Hendra mutusin aku gitu aja demi wanita lain" ujar Hira yang masih tidak ingin menurut dengan mamanya. Di saat Siska tengah menenangkan Hira, tiba-tiba mata Siska menangkap sosok pria di depannya rumahnya tengah mengantar anak sulungnya pulang, Siska tersenyum kecil sambil mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa Hira sadari. "Mama, Hira, ada apa?," tanya Aluna saat melihat Hira tengah menangis dalam pelukan mamanya "Biasalah, urusan percintaan" jawab Siska santai "Lagi ada masalah sama Hendra?," tanya Aluna sambil menatap pada Hira "He,em, Hendra mutusin aku kak," jawab Hira sambil sesenggukan, Siska masih tetap menenangkan Hira dengan menepuk-nepuk punggung Hira dengan lembut. Aluna yang mendengar jawaban adiknya cukup terkejut, dan merasa kasihan. Aluna juga ikut bergabung duduk di sebelah mamanya sambil menenangkan adiknya "Kamu tenang ya Ra, nanti kakak yang akan bicara sama Hendra," ujar Aluna lembut "Pokoknya Hira tidak mau putus kak, Hira udah nyaman sama Hendra, Hira udah sayang banget sama Hendra," ucap Hira tanpa menghentikan tangisannya "Iya, nanti kakak bantu bicara sama Hendra, udah ya!," ujar Aluna dengan sabar "Sekarang dong Kak, jangan nanti," desak Hira yang tidak bisa sabar "Tapi… "Ikuti saja apa kata adik mu, susah banget sih," ujar Siska cepat sebelum Aluna menyelesaikan ucapannya. Aluna pun mengambil ponselnya dan langsung menghubungi nomor Hendra, kebetulan Aluna juga menyimpan kontak Hendra karena sering menanyakan tentang Hira saat Hira pulang telat dari sekolah "Halo Kak Lun, ada apa?," sapa Hendra dari seberang "Hendra, bisa kakak bicara sebentar, tidak ganggu kan?," ucap Aluna dengan ramahnya karena masih memperdulikan waktu orang lain "Iya Kak, mau tanya apa?," tanya Hendra "Benar kamu mutusin Hira demi wanita lain?," tanya Aluna to the point "Kita memang putus Kak, tapi bukan karena wanita lain, aku memang memutuskan Hira lebih dulu karena mama dan papa ku menentang hubungan kami Kak, jadi aku menurut saja sama orang tuaku," jawab Hendra dengan memberitahu kebenarannya membuat Aluna tidak bisa berkata-kata apa-apa "Baiklah, terimakasih ya Hend," ujar Aluna yang langsung memutuskan sambungannya "Bagaimana?," tanya Siska penasaran karena melihat Aluna tidak banyak bicara "Hendra mutusin Hira bukan karena wanita lain Mah, tapi karena orang tua Hendra tidak menyetujui hubungan mereka," jawab Aluna yang langsung membuat Hira kembali menangis histeris "Terus kenapa kamu diam saja, harusnya kamu bilang sama Hendra, Hendra harus membela Hira dan memperjuangkan cintanya untuk Hira dong, kamu niat bantu nggak sih sama adik kamu?," ujar Siska yang langsung mengeluarkan nada sedikit meninggi. Aluna hanya menghela nafasnya kasar tanpa melawan ucapan Siska. Hira langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya "Luna, adikmu tidak pernah merasakan kasih sayang dari papanya, kamu kan tau rasanya disayang oleh papa, kamu bisa kan bantu adik kamu tidak sedih karena baru putus dari Hendra," ujar Siska yang membuat Aluna tidak mengerti, apa hubungan nya pernah merasakan kasih sayang dari papa nya dan berakhirnya kisah cinta adiknya "Apa yang bisa Luna lakukan Mah, Luna juga tidak tahu Luna bisa apa," ujar Aluna yang memang merasa tidak bisa membantu sang adik "Ya kamu cari cara lah, biar adik kamu bisa melupakan Hendra, kamu bisa kan sedikit berkorban demi adik kamu," ujar Siska yang hanya di balas anggukan kecil dari Aluna "Iya Mah," ujar Aluna dengan wajah pasrahnya, lalu melangkah menaiki tangga menuju kamar nya. Keesokan paginya, Aluna sudah bersiap untuk berangkat kerja, seperti biasa setiap berangkat kerja pasti di jemput oleh kekasihnya, Byan. "Eh, ada Nak Byan," ujar Siska saat mendapati Byan di depan rumahnya "Pagi Tante!," sapa Byan dengan ramahnya "Pagi Nak, mau jemput Luna ya?," jawab Siska dengan mengakhiri sebuah pertanyaan "Iya Tan," jawab Byan singkat "Oh iya, tadi Luna bilang berangkatnya nanti agak siangan, boleh Tante minta tolong?," ujar Siska dengan mengandung kebohongan "Silahkan Tante," ujar Byan dengan ramahnya "Itu, adiknya Luna berangkat sekolah sendirian, boleh Tante minta tolong, Nak Byan anterin Hira ke sekolah!," ujar Siska memberi tahu maksud dari permintaan nya. Byan bingung bagaimana cara menjawabnya, di satu sisi ini permintaan dari Tante Siska, ibu dari kekasihnya, tapi disisi lain, Byan khawatir nanti kekasihnya akan cemburu padanya dan terjadi kesalah pahaman antara Luna dan adiknya. "Aku kasih tau Luna dulu ya Tan," ujar Byan ingin mencari aman, namun dengan gerakan cepatnya, Siska mencegah Byan yang sepertinya akan menghubungi Luna "Tidak perlu, nanti biar Tante yang bicara langsung pada Luna," ujar Siska. Byan menurut saja dan melangkah menuju ke mobilnya, Siska segera memanggil Hira saat melihat Byan sudah masuk ke dalam mobilnya "Hira!," panggil Siska "Apa sih Mah?," tanya Hira sambil menutup pintu kamarnya "Cepat berangkat sekolah, nanti terlambat, Nak Byan sudah menunggu di luar," beritahu Siska yang membuat Hira bingung "Kenapa harus menungguku Mah, kak Byan kesini kan mau jemput kak Luna?," tanya Hira dengan herannya "Udah sana, tidak usah banyak tanya, belajar yang rajin." Ujar Siska sambil mendorong tubuh Hira hingga keluar dari rumah "Pagi Kak," sapa Hira dengan senyum manisnya "Pagi," jawab Byan singkat. Byan langsung menjalankan mobilnya menuju sekolah Hira dengan kecepatan tinggi agar segera sampai, pikiran Byan tidak tenang karena tidak meminta izin langsung pada Aluna, Byan ingin segera sampai agar tidak telat untuk mengantar Aluna ke tempat kerjanya. Tak tak tak Aluna menuruni tangga rumah dengan langkah pelan. "Mau berangkat?," tanya Siska saat melihat anak sulungnya sudah rapi "Iya Mah, Hira mana?," jawab Aluna dan langsung menanyakan adiknya "Kamu tidak apa-apa kan berangkat sendiri tanpa diantar Byan, tadi Byan sudah Datang, tapi mama nyuruh dia buat nganterin Hira ke sekolah, kamu tidak keberatan kan?," tanya Siska setelah memberi tahu jika Byan baru saja mengantar adiknya tanpa memberi tahu dirinya "Iya Mah tidak apa-apa, kalo gitu Luna berangkat dulu naik Bus," jawab Aluna dengan hati yang sedikit kecewa, kecewa karena tidak menunggu dirinya, sebenarnya Luna juga tidak masalah sih Byan mengantar Hira ke sekolah, tapi setidaknya Byan bicara langsung pada dirinya. Luna tidak mau terlalu memikirkan masalah itu, Luna langsung melangkah cepat menuju halte untuk menunggu bus, tidak lama menunggu, Bus pun datang, Luna pun naik dan memilih duduk di dekat kaca. Saat ditengah perjalanan, tiba-tiba bus yang ditumpangi Luna terkena macet, Luna mulai khawatir saat melihat jarum jam di pergelangan tangannya mulai mendekati jam 07:45, sisa 15 menit lagi, lewat dari 15 menit tersebut,Luna akan terlambat. Karena Luna merasa waktunya sangat mepet, akhirnya Luna langsung memberikan ongkosnya dan keluar dari bus, Luna memilih berjalan kaki dengan jarak yang masih sangat jauh, Luna memilih jalan kaki karena merasa tidak punya banyak waktu, kalo sampai dirinya terlambat sampai 10 menit, gajinya akan terpotong, karena Luna masih sayang dengan gajinya, akhirnya Luna berkorban dengan memilih jalan kaki. Huf huf huf Ternyata Luna masih terlambat, dengan hati yang kecewa, Luna melangkah mendekati ruang keamanan untuk menerima hukuman Tok tok tok "Masuk!," Luna langsung masuk ke dalam ruang keamanan tersebut setelah mendapat izin dari dalam "Kenapa terlambat?," Deg "Bos,"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD