"Mau kemana?, mau menyusul kakak baru mu?,"
Degh
"Pak Bos!," lirih Luna mematung tanpa berani menoleh ke belakang
"Satu jam lebih, apa itu tidak cukup?," tanya Agam datar. Luna yang mendapat pertanyaan tersebut dari Bos nya, langsung memutar tubuhnya menghadap Agam dengan begitu pelan
"Maaf Bos," ucap Luna sambil tersenyum cengengesan, sadar karena dirinya sudah lama diluar.
"Maaf mu tidak akan membuatku kenyang, kamu harus…
"Maaf Tuan, tadi ada terjadi sesuatu, dan seperti yang dikatakan Tuan, saya harus mengurus nya hingga beres," ujar Bara tiba-tiba
"Kamu berani memotong ucapan ku?!," ucap Agam yang langsung memberi tatapan tajam pada Bara
"Maaf Tuan, tapi ini bukan kesalahan Luna tadi benar-benar…
"Ikut aku, dan kau, kembali ke tempat kerjamu," ujar Agam, meminta agar Bara ikut dengannya. Sambil menunjuk ke arah Luna, meminta Luna segera kembali ke tempat kerjanya.
"Kak," lirih Luna sambil menatap wajah Bara dengan tatapan sedih
"Tidak apa-apa, sekarang kamu kembali ke hotel, dan ini sarapan kamu, nanti jam makan siang, kakak kita makan siang bersama, dan…
"Bara!!!" Agam langsung memanggil nama Bara dengan nada tinggi, Agam merasa kesal karena Bara malah sibuk mengoceh tiada hentinya daripada mengikuti perintahnya
"Baik Tuan," ujar Bara yang langsung mengikuti langkah Agam, dan menyatukan telunjuknya dengan jempolnya membentuk O di belakang punggungnya, tanda jika semua akan baik-baik saja pada Luna, lewat sebuah kode tanpa disadari Agam. Luna yang melihat itu hanya tersenyum lega,dan juga bahagia. Luna kembali masuk ke dalam mobil Bara, dan dengan terpaksa menyetir sendiri.
Tepat pada jam makan siang, Luna mendapat telepon dari Arsen, Arsen meminta untuk menemaninya makan siang, sebelum Luna menyetujui ajakan Arsen, Luna meminta izin terlebih dahulu pada Bara, menurut Luna, tidak ada salahnya meminta izin pada Bara, karena Luna sudah terlanjur mencintai Bara sebagai seorang kakak. Setelah Luna mendapat ijin dari Bara, Luna langsung menunggu Arsen menjemputnya di lobby hotel.
Tak lama menunggu, sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapan Luna, sudah bisa Luna tebak jika itu mobil Arsen. Arsen keluar dari mobil dan menghampiri Luna yang sedang tersenyum ke arahnya
"Selamat siang Nona Cantik," ujar Arsen yang langsung mendapat pukulan kecil di lengannya
"Pak Arsen ada ada saja," ujar Luna. Tanpa pamit terlebih dahulu, Arsen menggandeng tangan Luna masuk ke dalam mobil, Luna awalnya terkejut, melihat tangannya di gandeng mesra oleh Arsen, namun detik berikutnya, Luna tersenyum.
"Silahkan masuk Cantik," ujar Arsen yang kembali membuat Luna tersenyum, namun senyum kalo ini disertai kekehan kecil.
"Oh iya Lun, bisa tidak kamu jangan panggil aku Bapak, berasa tua banget aku," ujar Arsen sambil tersenyum
"Nggak enak kalau hanya memanggil nama, lagian aku belum terbiasa," ujar Luna
"Nggak apa-apa, nanti juga akan terbiasa kok," ujarnya Arsen lagi
"Baiklah, aku coba," pasrah Luna membuat Arsen tersenyum senang. Tidak butuh waktu lama, mobil yang membawa Arsen dan juga Luna untuk makan pun sampai, Arsen meminta Luna agar tidak keluar lebih dulu sebelum dirinya yang membukakan pintu, barulah Luna keluar setelah Arsen membukakan pintu untuknya, dan lagi-lagi Arsen menggandeng tangan nya untuk memasuki restoran yang sangat mewah.
"Mau makan apa?," tanya Arsen setelah membantu Luna duduk dengan nyaman
"Samakan saja," jawab Luna yang memang tidak pilih-pilih dalam urusan makanan. Arsen pun memesan menu paling spesial untuk dirinya dan juga Luna.
"Oh iya Lun, sebenarnya aku ngajak makan diluar karena aku mau ngomong sesuatu yang penting," ujar Arsen sambil mengelap tangannya dengan tisu yang sudah tersedia, karena keringatnya
"Mau ngomong apa?," tanya Luna sambil membalas tatapan Arsen membuat Arsen kesulitan untuk melanjutkan kata-katanya. Bisa dibilang , Arsen salah tingkah karena di tatap Luna.
"Sebenarnya aku sadar ini terlalu cepat, dan aku juga bukan orang yang romantis, yang pintar merangkai kata-kata yang membuat hati para perempuan luluh, tapi jujur, aku mencintaimu. Sebelumnya aku minta maaf, mungkin kamu tidak percaya dengan pengakuan ku tadi, tapi aku sudah coba bertahan beberapa hari, untuk selalu menepis perasaan yang aku anggap hanya sebuah kagum saja, saat aku berusaha menepis perasaan itu, aku semakin takut kehilangan kamu, makanya, sebelum terlambat, aku ingin mengungkapkan perasaan ku sama kamu, sebelum keduluan orang lain." Ujar Arsen panjang lebar, dengan sedikit menceritakan tentang perasaan nya. Luna yang mendengar pernyataan cinta dari Arsen cukup kaget, pasalnya dirinya baru saja mengenal Arsen kurang lebih satu bulan. Memang, selama Luna mengenal Arsen, Arsen memperlakukan dirinya sangat istimewa, bahkan Luna merasa sangat nyaman dengan kehadiran Arsen di dekatnya, selain karena Arsen selalu menghibur dan selalu bisa menenangkan dirinya disaat dalam masalah, Arsen juga mampu membuat Luna cepat melupakan masalahnya.
"Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang kok Lun, kamu bisa berpikir dulu dengan matang-matang sebelum menjawabnya, bahkan kamu juga bisa menolak perasaan ku, akan lebih baik kamu menolaknya, daripada kamu menerima ku hanya karena terpaksa, aku tidak apa-apa kok, kita juga bisa menjalin pertemanan kalau tidak bisa menjadi kekasih, yang terpenting kamu tidak mengasingkan aku," ujar Arsen sungguh-sungguh, yang merasa dirinya sangat takut akan penolakan Luna, apalagi kalau sampai Luna berubah dan menghindarinya karena pernyataan cintanya, Arsen sangat mengkhawatirkan akan hal itu. Luna bingung bagaimana menjawabnya, Luna merasa dirinya takut akan kejadian saat dirinya bersama Byan, Luna khawatir akan kejadian yang sama dengan nasih hubungan nya saat masih bersama Byan dulu.
"Kamu takut aku akan melakukan hal yang sama dengan mantanmu?," tanya Arsen tepat sasaran. Yah, Arsen langsung paham saat melihat raut wajah yang berbeda pada Luna
"Arsen aku, aku …" Luna merasa tidak mampu untuk melanjutkan kata-katanya
"Luna, dengarkan aku!, aku bukan lelaki yang mudah percaya dengan hal apapun, dan aku bersumpah dan juga berjanji akan setia sama kamu, apapun itu masalahnya, kita bisa diskusikan dulu bersama sebelum mengambil keputusan, dan aku pastikan aku tidak akan jatuh ke lubang yang sama seperti mantanmu," ujar Arsen dengan tegas ya sambil memegang kedua tangan Luna dengan erat
"Aku tidak mungkin hal itu sama kamu Lun, dan tidak akan pernah melakukan nya selagi aku masih waras, aku tahu bagaimana hancurnya perasaan mu dulu karena aku yang selalu menemanimu, jadi tidak mungkin aku sampai membuat wanita yang sudah aku perjuangkan agar tidak terluka , kembali terluka lagi." Arsen Kembali melanjutkan kata-katanya saat melihat Luna masih diselimuti oleh keraguan. Luna yang melihat kesungguhan Arsen dan mendengar semua kata-kata yang tanpa mengandung kebohongan, mulai terbuka hatinya, sambil memejamkan matanya dengan erat untuk memantapkan apa yang akan menjadi jawaban.
"Arsen, aku tidak…
*******