Butuh beberapa jam hingga Kyna selesai bercerita. Namun setelah ungkapan panjang lebar itu, Elysia hanya berdiam diri. Tetap bertahan pada posisinya, duduk di kursi balkon. Sementara Kyna duduk di hadapannya, di atas pembatas balkon tanpa menatapnya sama sekali. Seolah-olah memandang langit biru di siang bolong yang terik, jauh lebih menarik daripada menatap wajahnya. Namun bukan itu, Elysia tahu apa yang ada dalam pikiran Kyna. Sesuatu yang tak ia sukai. Menghela napas, diraihnya ujung jari Kyna, meneliti tiap goresan kecil yang nyaris tak tampak lagi. "Kamu nggak perlu korbanin keluarga kamu cuma demi aku, Kyna,” ujarnya pelan, berusaha terdengar datar di antara rasa pahit yang menyebar di benaknya. Kyna pun teralihkan. Ia tersenyum tipis, turun dari tempat duduknya dan berjongkok di