21. Kisah Perebutan Kekuasaan Masa Lalu

1100 Words
Hampir 80 tahun lalu, Valgava kehilangan rajanya. Raja Trikos mengalami sakit akibat umurnya yang sudah menua, tapi ketika saat meninggal ia tak memiliki seorang anak pun, bahkan ia juga tak memiliki saudara kandung. Maka dari itu diusulkan bahwa para bangsawan lah yang menggantikan kedudukan Raja selanjutnya untuk memimpin Valgava beberapa waktu kedepan. Perundingan pemilihan pemimpin pun dilakukan, maka terpilihlah dua kandidat bangsawan dari keluarga yang berbeda, satu adalah keluarga bangsawan Arathama yang kemudian dikenal sebagai keluarga Zaheer dan yang kedua adalah keluarga Makros, seorang bangsawan pemilik daerah yang cukup luas di sana. Senat mengatakan pada keduanya untuk menarik perhatian rakyat, keluarga siapa yang paling terpandang dan berpengaruh maka ia pantas menduduki singgasana Valgava hingga keturunannya. Kemudian hal itu pun disetujui oleh kedua keluarga bangsawan itu. perebutan kekuasaan itu pun berlangsung selama lebih dari 15 tahun, selama itu pun kekuasaan kerajaan Valgava kosong. Rakan (ayah Zaheer) pun menikah dengan salah satu putri anak dari pemimpin keluarga Arathama, yakni Milia. Milia begitu cantik dan menarik, membuat Rakan jatuh dengan mudah kepelukannya. Pernikahan mereka di langsungkan begitu megah dan mewah, seolah menjadi pesta rakyat. Namun, dari pernikahan itulah keluarga Makros membuat isu bahwa Arathama mengadakan pesta pernikahan dari uang rakyat. Sedikit demi sedikit Makros menjejali pikiran rakyat dengan fitnah-fitnah yang menjatuhkan nama baik keluarga Arathama. Beberapa waktu kemudian Rakan pergi guna bermeditasi untuk mencari kekuatan sihirnya dan meninggalkan Milia yang baru saja melahirkan Zaheer saat itu. setelah Rakan pergi isu dan fitnah pun semakin gencar hingga menyebabkan keluarga Arathama pun terpojok. Nama baik keluarga Arathama hancur dalam sekejap, mereka juga dituduh menggelapkan uang kerajaan, hukum atas mereka adalah diadili dengan gantung diri. Puluhan keluarga Arathama awalnya diarak keliling Tron termasuk Milia, kemudian mereka semua mati di tiang gantungan secara bersamaan. Rakan mendengar kabar itu pun terkejut, saat sampai di Tron istrinya dan seluruh keluarganya sudah dimakamkan, hanya tinggal Zaheer yang dititipkan pada seorang pelayan bangsawan. Mereka bersembunyi di hutan Serpihan. Rakan sangat marah mendengar hak itu, ia murka hingga mengeluarkan seluruh kekuatan sihir yang ia punya saat itu. Hancur seluruh Ibukota, bahkan Loth kota yang jaraknya beberapa mil terdampak dari amukan Rakan. Sihir air yang membakar dan air yang hampir menenggelamkan menjadi satu, banyak rakyat yang menjadi korban dalam amukan Rakan itu, ia bahkan hampir saja dirasuki iblis tingkat atas. Namun, Ayios dan para penyihir dari Lumiren datang, mereka pun mencegah Razer serta menghentikan amarahnya. Setelah amarah Rakan berhenti, Ayios menghilangkan api dan air tapi tak bisa mengembalikan keadaan serta mereka yang sudah tiada. Sejak saat itu Rakan bersama dengan Zaheer pergi meninggalkan Tron dan hidup tenang di Kasota, hingga Rakan mendirikan sebuah Sekte. Rakan bersumpah pada dirinya dan keturunannya bahwa tak akan menginjakkan kakinya di Tron, tapi kemudian sumpah itu malah dilanggar Vina dan juga keturunannya kemudian Agras. Zaheer mengetahui cerita itu ketika bertemu dengan Ayios, saat itu Destron sudah berusia beberapa tahun. Ayios menceritakan itu pada para muridnya, termasuk Zaheer, Isaac serta Destron ada di sana saat itu. meskipun begitu Zaheer tak pernah menanyakan dan membahasnya pada Rakan hingga kematiannya karena usia tua, setelah mati Rakan di kuburkan berdekatan dengan Milia. Itulah alasan mengapa Destron takut jika Zaheer sampai nekat melakukan apa yang ia mau saat Agras terluka, meskipun ia resiko tapi itu menjadi bukti bahwa Zaheer begitu menyayangi cucunya. Ia pun akan melakukan hal yang sama jika ia memiliki anak, istri Destron meninggal ketika sedang hamil dan anaknya tak bisa diselamatkan. Ketika istri dan anaknya mati secara bersamaan, Destron tak sedikitpun menangis, bukan karena tak merasa kehilangan tapi ia pikir menangis bukanlah pilihan yang tepat saat ia tahu bahwa istrinya tak akan pernah kembali kedalam pangkuannya, istrinya akan tetap saja mati. Setelah puluhan tahun Destron hidup seolah tak memiliki beban dan tanggungjawab apapun padahal ia yang langsung dipilih para roh penjaga alam semesta untuk mengurus reinkarnasi selama dua kali dalam waktu 100 tahun terakhir. kini saat reinkarnasi kesembilan, hidupnya malah terasa begitu pelik dan menyulitkan. Ia membayangkan saja tak ingin. Destron di hadapkan pada banyak hal, Agras cucu dari adik seperguruannya, sang naga abadi yang memilihnya, sang penguasa samudra yang menjaganya dan satu entitas yang menurut para roh cukup kuat berada dibelakang anak kecil itu, seolah dalam tubuh Agras bukan hanya satu jiwa tapi lebih dari itu, yang ia tahu itu bukan lagi jiwa Agras hanya raganya saja. Saat Destron sibuk memikirkan semua itu tanpa mendapatkan jalan keluar, Zaheer keluar dari kamarnya setelah berkomunikasi dengan Destron lewat dunia jiwa. Ia ingin melihat keadaan Vina yang sudah seminggu itu cukup baik, ia tak mengizinkan Vina kembali ke Tron sampai Agras berhasil dengan membunuh raja iblis yang mengancam dunia itu, karena jika Vina kembali seandainya ada para penjahat ia bisa saja menjadi sandera, Luis tak bisa ilmu sihir meskipun tubuh dan gaya bertarungnya begitu hebat. “Di mana suamimu?” tanya Zaheer saat melihat Vina duduk sebuah bangku yang berada di bahwa pohon tak jauh dari kastil. “Ia sedang berada di gudang untuk membantu para pandai besi, katanya bosan jika tak bekerja,” kata Vina. “Aku tak akan membayarnya meskipun ia membuat banyak pedang, anggap saja ia membayar uang sewa saat tinggal di sini,” ucap Zaheer sambil duduk di samping putrinya. “Ayah, Luis menantumu, suamiku, ayah dari cucumu dan pahlawan selanjutnya,” ujar Vina. Zaheer tahu itu, jika bukan karena hal itu maka sudah sejak awal Zaheer menendang laki-laki pemabuk dan penjudi itu, meskipun Vina mengatakan bahwa Luis sudah berubah menjadi lebih baik, tapi ia tetap saja tak percaya. “Bagaimana kabar Agras di Lumiren?” sambung Vina sambil bertanya. “Destron, Pamanmu mengatakan bahwa dia baik-baik saja di sana, para uskup kembali pagi ini untuk meninggalkannya,” jawab Zaheer. “Kau tenang saja mereka akan melindungi anakmu dan cucuku, aku sudah mengancam jika terjadi satu kesalahan pun pada Agras aku akan menghancurkan Lumiren.” “Jahat,” ucap singkat Vina. “Kapan kita kembali ke Tron?” tanya Luis kemudian, ia tiba-tiba saja datang mengejutkan Vina dan Zaheer. “Selama Agras belum kembali ke Tron, kalian akan tetap berada di sini. Di luar sana banyak musuh yang akan mengincar kalian, jika tak dibunuh mungkin karena adalah alasan agar Agras menyerahkan dirinya.” Luis menggaruk kepala belakangnya, ia salah bertanya padahal jelas sekali bahwa sejak awal kedatangan mereka Zaheer yang tak lain mertuanya melarang mereka untuk kembali ke Tron tanpa satu alasan pun untuk menolak. Luis sadar diri jika ia tak bisa menggunakan sihir dan ia tak mungkin membiarkan Vina bertarung menggunakan sihirnya seorang diri untuk melawan banyak musuh nanti yang akan berusaha membunuh mereka. Maka dari itu ia tetap berada di sana karena sekarang itu jalan satu-satunya agar terlindungi dari bahaya, Zaheer juga mengatakan hal itu padanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD