BAB 58

1098 Words

"Rain perempuan pertama yang kamu ceritain ke Bunda, emangnya kayak gimana, sih, perempuan itu? Bunda jadi penasaran. Nanti habis liburan ke rumah dia, coba ajak dia main ke sini, mau enggak, ya, kira-kira?" Kata-kata itu masih terekam jelas di benak Reza. Di pukul enam pagi, tepat di hari Kamis, Reza lari pagi sendiri. Langit sudah cerah, tapi matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Langkah Reza terhenti di cafe yang belum buka. Ia duduk sebentar di kursi kayu yang ada di sekitar sana. Cafe ini merupakan cafe pertama yang ia tahu, tapi sekarang sudah tidak seramai dulu, bahkan buka pun jarang-jarang. Padahal pemiliki cafe-nya sangat baik. Ia usap rambutnya ke belakang, napasnya berembus pelan. Ia ambil handphone yang sebelumnya terdiam tenang di dalam saku celana. Perlahan tapi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD