“Enggak Ar, aku nggak mau pulang. Urusan aku sama Galen belum selesai, please kamu lepasin tangan aku sakit.” Cicit Amanda sambil berusaha menarik tangannya, Arven tidak sadar kalau ia sudah menyakiti Amanda.
“Apa lagi yang mau kamu selesaikan sama pria gila ini? Aku nggak suka kamu ada di sini, bahkan kamu udah bohong sama aku. Ini yang katanya supermarket?” Teriak Arven membuat Amanda melihat sekeliling yang melihat mereka seolah ingin tahu apa yang terjadi. Galen menyeka sudut bibirnya yang berdarah dengan jarinya. Amanda mengelus lengan Arven guna menenangkan pria itu.
“Tenang dulu ya, kamu di sini aja buat dengarin semuanya. Yang tenang jangan kayak gini, malu di lihatin orang. Aku minta maaf udah bohong sama kamu, tapi aku punya alasan untuk itu. Kamu ngelarang aku buat ketemu sama
