Part 1
- Anna POV
Aku Anna berusia 16 Tahun. Aku memiliki seorang kaka bernama Daren. Aku dan kakakku bersekolah di Hackley School. Kakakku terlalu posesif terhadap diriku. Dengan siapa aku berteman, dan saat aku memiliki pacar dia selalu menyuruhku pulang tepat waktu, dan itu membuatku sangat merasa tidak Bebas.
pagi menyinari wajah ku yang sedang tertidur. "Anna sayang Bagun" seseorang membangunkan aku dari mimpiku. Ku buka mataku perlahan Samar samar aku melihat wajahnya "kakak? kenapa kau ada disini?" aku berpikir aku masih bermimpi "Sayang bangunlah dari mimpimu... kau mandi lalu bersiaplah... sebentar lagi kita akan telat" Aku langsung bergegas untuk sekolah "Kakak tunggung diluar ya" ucapku yang masih di kamar dan di baluti dengan Handuk "Aku akan menunggu disini melihatmu memakai baju" Ucapnya sambil mengeluarkan senyuman jahatnya "Kaka ayo cepat keluar nanti kita akan terlambat." Saat Ia hendak memeggang pintu kamar ku, Langkah kakinya terhenti lalu ia mengunci pintu kamarku. "Kaka apa yang kau lakukan? kenapa tidak keluar?" ucapku ketakutkan ketika dia menghampiriku dengan senyum jahatnya. "Bagaimana kalo kita bermain sebentar sayang" Aku yang masih membaluti Handuk, Aku mundur selangkah demi selangkah hingga aku terjatuh ke kasur.
Daren membuka paksa handuk milikku yang masih setia aku genggam dengan tanganku "Kaka... jangan lakukan ini aku mohon." ucapanku yang dihiraukan olehnya, Daren berhasil membuka handukku sekarang dia bisa melihat semua bagian milikku. Aku menarik selimut untuk menutupi diriku tapi Daren lagi lagi berhasil menarik selimut lalu membuangnya ke sembarangan arah "untuk apa kamu menutupinya lagi, tadi aku sudah melihat semuanya" ucap Daren yang membuatku semakin takut dan menangis histeris "Kaka aku mohon jangan..." aku baru saja ingin melanjutkan perkataanku kepadanya tapi mulutku sudah dibungkamkan oleh mulutnya.
Aku sangat lemas dengan permainannya yang masih setia berada diatas ku dengan dengan membukamkan mulutku dengan mulutnya. Tiba tiba tangannya yang dari tadi hanya diam saja kini berahli memegang bagian atas ku. "Kaka... jangan..." aku mengangis ketika Ia memegang bagian atasku yang kita bertumbuh semakin besar dan lembut. Daren yang melihatku menangis itu membuatnya semakin senang melakukannya. Tangan satunya lagi yang sedari tadi hanya diam kini berahli memegang bagian bawahku. Aku rapatkan kakiku agar dia tidak bisa menyentuhnya, tapi dengan kekuatan ku dengan dia yang tidak bisa aku imbangi pada akhirnya kaki ku terbuka lebar segera ia memegang bagian bawah ku yang masih sempit. Daren memasukan satu jarinya ke bagian bawahku, entahlah saat ia memasukan jarinya itu membuatku merasa keenakan. suara keenakan keluar dari mulutku "Kakak..." rupanya Daren makin mempercepat pergerakan jarinya. Aku semakin menjadi jadi ketika Daren menambah satu jarinya lagi. Kini aku ingin mengakhiri permainannya dengan pelepasan ku tapi sebelum aku mengakhirinya Daren sudah lebih dulu mengakhiri permainannya itu membuatku semakin gelisah "pakai bajumu sayang nanti aku tunggu di bawah" Aku menangis entah aku kecewa atau aku merasa ternodai.
aku menuju ke bawah lalu berpamitan dengan orang tuaku. "ma aku berangkat ya ma" ucapku yang langsung menuju kelauar pintu "kau melupakan bekalmu nak" aku langsung berbalik menuju kearah meja yang dimana bekalku terletak di sana "maaf ma, ketinggalan aku pamit ya ma" aku langsung berpamitan dengan ibuku.
Aku menaiki mobil milik Daren tapi Ia belum sedikitpun jalan "ada yang kau lupakan lagi" Daren sukses membuat ku bingung, Aku memeriksa semua perlengkapan dan isi semua tas ku tapi tidak ada satupun yang aku lupakan. Daren meraruh jari telunjuknya kearah bibirnya "iihhh.. Kaka m***m" ucapku yang setengah malu.
"Kau harus melakukannya atau aku tidak akan menjalankan mobil ini sampai ke sekolahan" Aku terpaksa melakukannya agar kami tidak terlambat sekolah.
Cup...
Aku mencium sekilas bibir Daren dia tersenyum senang karna dia berhasil membuat rencana konyolnya itu. sedangkan aku masih tidak menyangka dengan hasil rencananya itu, apa lagi sejak kejadian di kamar aku merasakan hal yang berbeda dari sebelum sebelumnya.
Sesampainya di sekolah aku langsung masuk kedalam kelas, yang untungnya kami tidak terlambat. aku masih merasa lemas karna kejadian di kamarku. aku menaruh kepala untuk bersender diatas meja.
Tiba tiba seorang wanita mengebrak mejaku, yang aku ketahui namanya jenny. "kamu kenapa An? kau sakit?" ucapnya dengan nada khawatir. "Tidak Jenn... aku hanya sedikit kelelahan saja" jawabku yang masih menaruh kepalaku di meja. "Ann jika kau sakit tak apa kau istirahat saja di rumah" jenny menasehati ku, justru aku tidak ingin pulang karna pasti kakakku akan melakukan aktivitasnya lagi. "tidak apa Jen.. aku baik baik saja... menurutmu wajar tidak kalo Darren tiba tiba minta ci*man?" tanyaku yang kini membuat mulut jenny menganga. Aku yang melihat ekspresi nya kini membuat aku tertawa setengah mati. "biasa saja ekspresi mu Jen.. hahaha" Lanjutku yang masih menertawakan ekspresinya itu. "baiklah... tapi sejak kapan kau melakukan hal itu?" ucapnya Kini yang setengah penasaran apa yang akan aku katakan dari mulutku. "tadi pagi dia yang menciumku" Jen... kini bingung ingin mengatakan apa padaku "aku rasa dia memiliki perasaan padamu" kali ini aku yang merasa terkejut dengan perkataan jenny barusan aku berpikir tidak mungkin seorang kaka bisa menyukai adiknya sendiri.
Bel berbunyi keras menandakan masuk kelas. saat guru menjelas kan tentang pelajaran cara pembuatan anak aku merasa pusing mendengarnya "jadi pada saat cairan pria masuk kedalam wanita itulah yang di sebut proses pembuatan anak" Aku mengangkat tanganku dan langsung berdiri untuk meminta izi ke toilet. "pak saya minta izin kekamar mandi" ucapku yang di iyakan oleh pak guru.
Aku menulusuri lorong yang akan kulewati saat ke toilet. Tiba tiba seseorang manabrakku, tapi untungnya kami berdua tidak terjatuh. "maaf kan aku" ucap seseorang yang di ketahui seorang pria. "ah seharusnya aku yang minta maaf... maafkan aku..." aku langsung segera pergi dari hadapannya menuju kekamar mandi wanita.
Dilain waktu seorang pria tengah mengambil sebuah gelang yang terjatuh oleh seorang gadis yang baru saja benabraknya. Dia segera mengikuti gadis itu menuju kekamar mandi.
Dia menunggu gadis itu sampai keluar dari kamar mandi. Tapi gadis itu malah memarahinya "kau menguntit diriku ya?" ucap gadis itu yang setengah nada tinggi "aku hanya ingin mengembalikan ini padamu" Ucap seorang pria yang mengulurkan sebuah gelang jatuh terdapat nama Anna. Anna merasa malu dengan perbuatannya tadi, dia memaling wajah "Maaf dan terimakasih" Ia langsung mengambil gelang itu sambil berlari menuju arah kelas. Kini pria yang masih berdiri di toilet wanita hanya tersenyum melihat wanita yang di depannya itu langsung meninggalkan dirinya.